♫♬

Wednesday, July 27, 2016

DIA

Tuhan, boleh aku mengadu tentang banyak hal?
Pria itu manis sekali. Aku memang belum pernah melihatnya secara utuh dan jelas dengan kedua bola mata yang Kau berikan. Tapi, aku tahu dia pria yang manis;barangkali aku menebak. Hingga kemanisan yang kutemukan dalam dirinya membuatku tersenyum amat sering.

Pria itu lucu,meski benar kelucuannya belum sempurna ia sematkan dalam kehidupan nyataku. Tapi jauhpun, dia amat berhasil membuat gigiku tampak sambil tertawa.

Tuhan, aku ingin sekali mengadu banyak hal.
Tentang bagaimana susahnya aku merangkai hati untuk bangkit dan pergi sejauh mungkin dari masa kelamku.

Tentang bagaimana bibirku selalu terkunci rapat atas duniaku yang terdahulu pada orang-orang baru, apalagi seorang pria.

Tapi, malam itu. sederet kalimat ia kirimkan melalui ruang chat yang memang dari sanalah aku bisa bertemu pria itu.

Ada pelangi di matamu. – Pesannya.

Aku sedikitpun tak terpikir bahwa itu adalah kalimat pujian untukku dari pria itu. Melainkan kalimat pernyataan pandangannya atas diriku. Aku tersenyum amat pahit dari balik telepon genggamku—asal dia tahu.

 Dan malam itu pula,

Aku menceritakan semuanya pada pria ini. Pria manisku yang kusebut dalam paragraph pertama, pria lucuku yang kusebut pada paragraph kedua.

Dan tahulah dia siapa aku di masa lalu.
Pria manisku mendengarkan setiap kalimat yang aku utarakan.

Dan,
Setelahnya akulah yang membathin, pelan, tanpa kusadari ada air mata yang turun.

Semoga dia tahu penyebabnya.


Love,

L’R.