♫♬

Sunday, September 29, 2013

Ku Lepaskan September Begitu Saja

Fine.
September benar-benar terlewatkan. Sama seperti bulan-bulan lainnya. Lalu apa masalahnya? Ah tidak. Tidak ada masalah sedikitpun. Aku masih mampu tertawa (walau pahit).. Aku masih mampu untuk berbagi (mungkin) kebahagiaan. Dengan siapa? Entahlah mungkin dengan rumput-rumput yang bergoyang. Rumput yang bergoyang pun rasanya malas untuk kubagikan yang katanya kebahagiaan itu. September-aku-lepaskan-begitu-saja! J


    September benar-benar-menyisakan-kebahagiaan! Hehe, bahagia ? Iya. Paradoks. Belajar bahasa indonesia kan? Mengerti paradoks? Mengerti tidak? Ah paradoks itu semacam antonim. Sudahlah. Lupakan-anggap-saja-aku-benar-benar-bahagia. Oke. Sebenarnya september ini bukan hal yang ‘luar biasa’ ini hanya bulan di mana aku dan (mungkin) teman baikku berkenalan. Tepatnya bertemu. Hari special? Iya. Sudah ku katakan. Teman bagiku malaikat tanpa sayap. Dan pacar? Sejatinya pacar itu-dilarang-agama. Dan-aku-masih-waras. Aku hanya terlalu menganggapnya seperti kakak. Entahlah. Dia terlalu baik untuk di deskripsikan. Namun terlalu jahat untuk meninggalkanku sekarang..

    Waktu itu. Tepat hari ini. Aku dan seorang yang (mungkin) temanku sama-sama pergi. Iya. Kali pertama aku pergi dengan (temanku). Yah sejatinya berteman, heboh sana sini. Melihat sosok terang di sebuah keramaian (read : Ketemu abang ganteng nan kece). Sebagai wanita yang anggun dengan wajah polos nan cantik menatap si abang tampan itu. Ah sudahlah. Abang-abang itu terlalu tampan untuk ku ceritakan disini. Aku khawatir kalian akan berhalusinasi. Dilanjutkan dengan (hampir) nonton. Tapi, dengan wajah imut kekanak-kanakan aku pun berbicara “Itu filmnya deawasa semua ya” Oke ini sedikit kampung. Tapi, sungguh. Wanita anggun sepertiku tak mampu untuk mengontaminasi otakku dengan tontonan yang.... Ahaaa! Berlebihan? Ngeles ? Bukan.. Aku memang anti nonton film. Yak sampai sekarang. Norak? Terserahlah. Aku siap untuk berbeda karenaMu yaAllah :D *Ecieee*

    Perjalanan di september-kelabu tak berhenti disitu. Berjalan-jalan bak berjalan di taman. Keliling sana keliling sini. Laper. Menguras tenaga. Dan... Ketoko buku! Oh Makan buku? Bukan bukan.. Makan angin *halah*. Karena minggu depannya aku mengadakan pameran *Eyaaak* beli lah perlengkapan disitu :3 Lama. Muter sana-sini. Terlalu tinggi. Tempat carton terlalu tinggi aku tak mampu menggapainya. Dia (temanku) dengan mudahnya menggapai tempat itu. Sial. “Dasar Pendek” Haaap! Oke fine. Kenyataan itu harus kuterima. Dia (temanku) jauh lebih tinggu. Jauh? Yah... bisa dikatakan seperti itu. Bule-bule banyak disitu. Lumayan bisa menatap dalamdalam hidung mancung-nya! >.< Dan kenyataan pahit lagi. Dia (temanku) pun memiliki hidung yang........ hm.. mancung.. T.T

    Berjalan-jalan di toko-buku-kecil-itu-membuatku-lapar.
Benar-benar lapar. Clingak-clinguk. Tempat makan itu, masuk dan duduk. Clingak clinguk lagi. Dan perlu diketahui aku (baru) dapat informasi bahwa.... restoran itu.... belum dapat sertifikat halal. WHAAAAATSSSS!!!! Selow. Selow. Semoga Allah memaafkan kami *hahaha* Ciyeeee. Makan berdua-namanya-juga-cewek. Heboh lah berdua. Berdua ? Aku. Aku lah subjek pertama yang-heboh :D Bukan-temanan-namanya-kalau-gak-rusuh. (Mungkin) Temanku sedang asyik menikmati makanannya aku dengan muka alhamdulillah masih (maksa) imut menatapnya penuh arti. HAHAH YES! Kode tertangkap
Mau? Dan akhirnya aku berhasil merusuhi-makanannya. Demi (?) Aku puas berhasil *APASIH* dan jreeeeeng pulang :----)


     Tapi setelah-september-semuanya-hampir-berubah.......
Sampai detik ini... Kami. Aku dan (mungkin) temanku. Tak pernah pergi. Untuk saling bercerita seperti dulu saja tidak. Oke....... Ini......... takdir yang pahit............ <////3
Aku-benar-benar-kehilangan-september-tahun-lalu. Dan. Itu perjalanan-pertama-dan-terakhirku-dengan-dia.... Yang (maukah) masih menjadi teman baikku....
Rindu kan ku? Iya? Masa?
Engga? Oke sip.
ADHFAUGFADGFDKLSMNETETHMISSAHIEAYOUQEQR!!!!

30 September 2013...
D1930S12 :))


Malaikat Tanpa Sayap

Malaikat tanpa sayap. Mungkin semacam malaikat yang sayapnya patah? Ah tidak! Aku lebih mendeskripsikan malaikat tanpa sayap itu sebagai anugrah yang Allah titipkan lewat subjek yang bernama TEMAN! Kenapa bukan pacar? Yak! Of course! Aku sama sekali tak mengiyakan pacaran! Karena jelas, Itu di larang agama! :--) Malaikat tanpa sayap? Ya, aku akan mencoret-coret bloggerku kali ini dengan judul tersebut J Enjoy and share it J Thank you:*

“Karena kau tak lihat. Terkadang malaikat. Tak bersayap tak rupawan tak cemerlang” Iya. Kadang malaikat tak bersayap. Malaikat tanpa sayap itu pernah hadir dikehidupanku. Allah menurunkannya untukku. Allah menitipkannya padaku waktu itu. Iya, malaikat tanpa sayap itu berwujud manusia pastinya. Dan dia kusebut teman :) Malaikat itu sungguh menyejukkan hati. Malaikat itu selalu sabar menghadapiku. Malaikat tanpa sayap itu hadir di dalam hidupku tapi pada saat itu sang malaikat terabaikan. Aku terlampau sibuk dengan duniaku. Padahal jelas malaikat tanpa sayap itu setia menungguku.... Hingga akhirnya..

Hingga akhirnya malaikat tanpa sayap itu jenuh. Ia mulai merangkai sedemikian rupa. Ia telah mempunyai sayap dan terbang. Bukan terbang keangkasa dan berputar-putar di atasnya. Tapi... Malaikat itu memiliki “malaikat tanpa sayap” yang lain.. Disaat dia pergi. Disaat ku telah mengerti bahwa ia adalah malaikat yang sengaja Allah kirimkan untuk temani hariku. Ternyata.... Malaikat itu pergi dalam keadaan sakit hati dan kini giliran aku yang terlupa.. Aku mulai mengerti, Teman yang kusebut malaikat tadi tak selamanya mampu berdiam diri jika terus kulupakan. Sejatinya, ia tetap manusia dan bukan malaikat sesungguhnya.. Aku mulai mengerti. Malaikat tanpa sayapku telah bahagia. Bersama malaikat lain untuknya...

Kini tiba dimana aku harus benar benar mengerti. Bahwa aku bukan lagi malaikat tanpa sayap untuknya. Bahkan dari awal aku tak pantas untuk disebut malaikat tanpa sayap. Aku terlampau kejam untuk meniadakan. Aku terlampau bodoh untuk me... ah entahlah..
Malaikat tanpa sayapku....
Kamu memang benar benar malaikat untukku. Tapi entahlah. Kini kamu benar benar terbang dengan sayap mu yang tak tampak itu. Kamu pergi..... Namun kamu tetap malaikat bagiku, friendJ



Friday, September 27, 2013

CERPEN - Aku lelah berlari part 2

Ini sambungannya :---)

Bahagia sekali , hari-hariku mulai penuh warna banyak sekali warna ntah warna apa pun itu aku juga tak mengerti. Yang aku pahami adalah Dia penyemangatku kali ini. Dan itu menjadi sangat-sangat bermakna karena dia adalah pemimpin di organisasi yang aku ikuti. Mulailah aku mempunyai hobi baru, yaitu menulis. Yah! Menulis diavi yang telah lama kupunya tapi tak pernah lagi aku tulis. Karena memang baru kali inilah aku merasa ada yang beda , menyukai orang yang dulu tak ku sukai.
Hampir sebulan aku berkenalan dengannya, Tara selalu menasehatiku akan semua yang aku ceritakan padanya. Aku selalu di ajari banyak hal dan kenapa Tara membuatku semakin menyayanginya ? Barulah aku sadar jika aku bukan hanya kagum. Tapi sayang, sangat menyayanginya. Bahkan aku tak punya alasan untuk tidak mengirimkan pesan singkat. Hal seperti itu berlangsung cukup lama. Aku masih asik dengan dunia baruku, dunia ku yang selalu ingin memperhatikan Tara. Hingga waktu itu tiba dan aku serasa mulai jenuh dengan apa yang selama ini aku lakukan.

***
Malam itu aku sempatkan menelelfon Dwi, aku bercerita panjang lebar tentang apa yang aku rasa dan di sela-sela pembicaraan dwi berkata padaku.
“Vi, Sayang memang berbeda dengan kagum suka ataupun yang lainnya. Aku juga merasa kamu sangat berbeda menyayanginya. Kurasa kamu sangat-sangat tulus menyayanginya. Kamu gak pernah sedikitpun memaksa dia untuk menyayangimu, bahkan kamu gak pernah bilang secara langsung sama dia, kenapa vi ? kenapa gak kamu coba jujur? Gengsi ? sayang gak ngenal kata gengsi! Bilang sayang bukan berarti nembak kok.”
“Wi, bukannya aku gengsi. Aku juga punya prinsip kalau sayang ya sayang gak usah munafik! Tapi jujur, ternyata aku gak cukup yakin sama apa yang aku rasain. Aku takut.” Jawabku dengan nada yang rendah.
“Takut apa? Takut dia tidak menyayangimu? Bukankah sayang mu tulus tanpa timbal balik?” Jelasnya.
 “Bukan. Bukan itu yang kutakutkan. Aku takut dia malah jauh dariku. Sudahlah lupakan saja masalah ini.” Tindasku sembari mematikan telefon. Aku tak langsung tidur, aku berfikir sebulan ini aku tak mendapatkan respon apa-apa ,dia baik denganku ya karena memang ia baik terhadap semua orang.
“Lalu ? apa iya selama ini hanya aku yang terlalu berharap? Apa ya yang harus aku lakukan untuk menunjukkan bahwa aku sangat menyayanginya.?” Renungku sambil menatap indahnya bintang yang bertaburan. Lagi-lagi pertanyaan yang bermunculan tak kunjung ku temukanjawaban.
***
Akhirnya perasaan ku harus ku kubur dalam-dalam bahkan selama setahun lamanya. Aku mencintai dalam diamku. Rutinitas memandangi tara pun berujung pada penyesakkan semata. Rutinitas itu lambat laun aku hilangkan. Aku memang harus belajar berdamai dengan keadaan. Ujian semester berlangsung dan sampailah aku pada tingkatan kelas yang paling tinggi. Kelas 3 SMK. Karena aku lelah dan bosan berada satu organisasi akhirnya aku memutuskan untuk mengundurkan diri dari Osis. Tak melihat dia pun tak sama sekali mempunyai kesempatan mendengarkan bait bait kata yang keluar dari bibirnya..
Lagi-lagi aku harus diam. Masa MOS adalah masa memuakkan untukku. Itu artinya dengan mudahnya aku adik adik kelasku berkenalan dengan ketua osis itu! Iya. Lalu siapa aku? Aku hanya akan jadi manusia yang setahun lamanya tetap tak teranggap. Aku lelah pada fase ini. Aku lelah dengan keadaan dan. Aku benar benar membiarkan semua rasa ku tergerogoti oleh waktu.
3 bulan setelah aku jalani hidupku di kelas 3. Aku dapati Tara telah menggaet pacar baru. Yang artinya? Untuk selamanya cintaku akan benar benar diam. Aku dapati hidupku memang berbeda. Tanpa Tara!
Tara. Mungkin kamu sama sekali tak pernah menganggapku disini. Sama sekali takpernah tau bagaimana aku dan cintaku harus diam. Kamu juga sama sekali tak pernah tau bagaimana usahaku untuk merelakan semuanya. Kamu juga sama sekali tak peduli dengan apa yang aku rasakan saat ini. Saat aku lihat kamu dengan mudahnya dengan dia. Bahagia tanpa memikirkan aku sedikitpun. Aku terkadang membenci kamu. Membenci keadaan. Namun yang
pasti rasa sayangku lebih besar dari pada benciku. Pergilah dengan kekasihmu. Pergilah. Maka aku disini akan lupakanmu.... Tara :’)” Tulisku di buku diari yang sedari tahun lalu aku rajin mengisinya dengan akhir yang menyedihkan. Aku harus membuka buku itu kembali dengan ending cerita yang menyessakkan..Ku tutup buku itu perlahan senada dengan perlahan meninggalkan Tara dan sejuta argumentasiku tentangnya...



  

CERPEN - Aku lelah untuk berlari part 1

Matahari telah menampakkan cahaya cerahnya , tak terlalu menyengat namun hangat . Pagi itu pula hari pertamaku masuk kelas baru ku. Kelas biasa dengan teman lama namun hanya berbeda tingkatan. Yah kini aku jauh lebih dewasa tak lagi kelas 1smk, awalnya merasa asing dengan tingkatan baruku. Namun lama kelamaan aku pun terbiasa dengan sebutan “kakak” atas panggilan adik kelasku. Minggu pertama, minggu kedua pun sampai seterusnya aku belum merasa ada hal yang menonjol atas perubahan tingkatanku. Sampai akhirnya pada waktu itu, ketika aku mengikuti suatu pertemuan yang di ikuti seluruh kelas. Disitu aku seakan melihat sosok terang dalam kegelapan. Entah kenapa waktu itu aku memandangnya jauh lebih dalam dari biasanya, aku merasa ia patut untuk ku pandang pada waktu itu. Wajahnya yang kurasa menyejukkan, matanya yang menatapku penuh arti, dan tutur bahasanya yang sangat ramah pada setiap orang membuatku semakin ingin tau siapa dia..

sehari setelah itu, aku pun semakin memperhatikannya.
 “Astaga , ternyata dia orang yang dulu tak ku suka, karena sok mengatur. Kenapa sekarang berubah ya?” fikirku heran dalam hati.  Tak kuhiaraukan masa lalu itu yang pasti kini aku mengaguminya. Seminggu setelah itulah baru aku bercerita kepada Dwi temanku tentang Tara, iya dia bernama Tara Wijaya.
“ Dwi, kamu tau kan Tara anak Multimedia1 ? wah dia handsome banget yah. Kelihatannya baik dan ramah. Ada no handphone nya gak dwi?” Tanyaku pada dwi teman yang akhir akhir ini dekat denganku.
“ Tara? Calon ketua osis itu ya ? gak punya vi. Emang kenapa ? Via suka dia ?” Dwi malah balik bertanya.
“Aduh dwi, aku gak tau suka dia atau gak. Mungkin hanya kagum saja. Hmm. Ntahlah aku pun gak yakin sama perasaanku.” Jawabku dan langsung menarik dwi masuk kelas. Pulang sekolah adalah waktu yang paling aku suka. Karena pasti aku akan lebih lama memperhatikan dia, melihat dia naik motor dr parkiran. “OH GOD! Makin menggila saja aku dengan tara”.

Waktu luang di rumah lebih banyak aku luangkan untuk memikirkan dia, baru aku tahu jika dia calon ketua osis. Seminggu sebelumnya aku di tawari masuk osis dan ku terima. “Hmm, berarti aku akan satu organisasi dengannya? YaAllah.. Ini WOW banget buat aku” Khayalku kecil sambil tersenyum. Kulihat tanggal dan ternyata tanggal 10 , berarti besok adalah pemilihan KETUA OSIS. Aku cepat-cepat tidur karena tak mau terlambat untuk datang kesekolah dan mendengarkan ia berbicara mengenai misi dan visinya.
***
Pagi harinya, sebelum keluargaku bangun aku sudah mandi dan bersiap-siap sarapan dan cepat cepat pergi sekolah. Baru kali ini aku bisa semangat sekolah tanpa di bangunkan orang tuaku. Aku mulai berfikir dari situ “Apa iya aku Cuma sekedar mengagumi?” mulailah aku gelisah akan perasaanku sendiri. Jawaban atas pertanyaanku pun masih menjadi pertanyaan yang belum ada jawabannya. Jam demi jam ku tunggu akhirnya mulai juga pemilihan ketua osis. Semuanya harus memilih dan…………………”YESSSS!!! DIA JADI KETUA OSIS” teriakku dalam hati. Ia jadi ketua osis dan aku hanya anggota biasa, seksi keagamaan tepatnya.“ Gak apa-apa deh yang penting aku bisa ketemu sama dia makin sering, mana tau saja aku bisa dekat dengan dia hahaha” harapku geli. 

Setelah Tara resmi sebagai KETOS kami mulai sibuk rapat untuk pembagian tugas dan juga menyusun program. Ternyata sangat-sangat melelahkan menjadi anggota osis. “Melelahkan, menjengkelkan, membosankan, aduh aku ingin keluar saja dari sini. Tak leluasa lagi aku bergerak dan banyak sekali aturan sana-sini.” Keluhku.  Namun, disisi lain. Karena organisasi ini lah aku bisa kenal dengan Tara lebih dekat. Aku mendapatkan nomer Handphone-nya pun karena program osis ini.
“ Tak apalah yang penting aku bisa lebih mengenalnya, harus betah! Harus”aku pun memotivasi diriku sendiri. Nomer Handphone-nya hanya menjadi satu tambahan contact di handphone-ku tanpa aku berani menelfonnya atau sekedar mengiriminya sebuah pesan singkat.
 “Vi, kamu udah dapat nomer HP-nya kan? Udah kamu hubungi?” Tanya dwi penasaran.
”Heheh udah, tapi masih awet tuh di ponselku. Belum aku apa apakan. Aku gak berani wi. Gimana dong ?” Jawabku super polos sambil menatap kosong ke arah parkiran, berharap Tara lewat di depanku.
“Haduh, kamu ini. Sini mana Ponselmu biar aku yang sms dia, kamu kelamaan!” kata dwi kesal. Aku pun tak memberikan Ponselku namun dia sendirilah yang mengambil di dalam tasku. Yasudahlah. Biarkan saja ntah apa yang akan di lakukan Dwi aku pun tidak tau. Yang pasti harapanku adalah dwi tidak melakukan hal bodoh yang kan membuatku malu.
Aku biarkan Dwi mengotak ngatik Ponselku sementara aku sibuk dengan Program Keagamaan yang tak kunjung selesai.
“Vi, di bales vi di balas. Aaaah ini nih, kamu aja yang ngelanjutin sms-nya. Pacarku udah jemput nih.” Kata dwi kurang jelas kudengar.
 “Ha? Di balas apa ? siapa ? iyaudah deh sana pergi nanti cowo kamu marah sama ku . Hati2 yah” Tambahku pada dwi. Aku langsung membuka Pesan singkat itu ternyata balasan dari Tara dan aku pun selalu telat mikir. Aku bingung harus membalas apa ? Beberapa menit aku biarkan pesan itu tak ku balas. Aku biarkan dan mulailah aku berfikir atas jawaban pesannya.

Ini Tara ? Boleh Tanya gak ? gimana cara buat program nya?” Balasku.
Maaf ini siapa yah? Besok ya aku kasih tau kamu.” Balasnya lagi.
 “Ini Via. Oh iya makasih ya tara. Btw, kamu tau gak via yang mana ? Besok takutnya susah kamu ngejelasinnya karena gak tau via yang mana.” Balasku lagi dengan sedikit tersenyum senyum penuh arti.
Kayaknya tau deh, tapi memang agak lupa sedikit hehe, kamu lagi apa vi ?” Balasan ini membuat aku terbang entah kemana , semuanya menjadi sejuta arti untukku. Ia mengenalku. Apakah aku ia perhatikan ? Atau mungkin ia juga menyukaiku ? Pertanyaan baru bermunculan. Dari sms tadi lah aku muali dekat dengan Tara jauh lebih dekat tepatnya. 

Happy Birthday, Sayang

Hello?
Gimana rasanya? Stoberi? Jeruk? Atau sirsak? HAHAHA~ Seminggu ini gimana sih rasanya di diemin? Di jutekin Di kacangin abis-abisan? BIASA AJA? OH ? Masa si :P Engga mungkin biasa aja kali. Oke pasti semacam petasan ye? Meledak ledak gitu :3 Mhihi..

Sorry ya J Gada niat bikin benci aku sih. Cuma ngerjain aja ^^ Abisan kita jauh. Abis jarak suka misahin kita sih, dek :--)

HAPPY BIRTHDAY YA!!!!!!
Happy Sweet Seventeen! :--) Niat pergi engga kok, niat ninggalin juga engga. Cuma niat bikin kamu kesel terus nginget aku aja nantinya. Buat kamu yang lagi ulang tahun ke 17 tahun! *uhuk udah gede* Semoga kamu diberi kesehatan! Diberi kan keteguhan iman! Di beri kelapangan hati! Dan di beri keistiqomahan dalam berjilbab <3
Gak lupa juga do’a nya buat....
Buat.... Um... Dapet jodoh *halah* Intinya semoga di usia yang GAK MUDA lagi :p Kamu bisa makin dewasa, engga cengeng, bisa nyelesaiin masalah dengan hati yang tegaaaar. Eyaaak~ Mau di do’a in apa lagi nih? Duh! Bingung tauuu :3 Intinya.... *intinya mulu ya*
WISH YOU ALL THE BEST EAPS :3

Seminggu kemarin,
Tweets, dm, dan lain lain yang berhubungan sama kamu itu FAKE ya J Cuma ngibul doang ^^ Ceritanya ngerjain gettoh:3 :*{{}} Oh yaa satu lagi maap ga punya kado buat di kirim ke kamu, sayang. Sebagai gantinya kadonya video ini aja ya ^^ Aku buatnya udah lama loh sebelum kamu ultah ^^ Tuh nandain kan kalau aku gak lupain kamu. Heheeh! Sekali lagi.... HBD SWEET SEVENTEEN SAYAAAAANG!!! :*













HAHAHAHA KOCAK GASIH? :P 

Aku gabisa kasih kado :') Ini buat kamu sayang..






Thursday, September 26, 2013

Aaron Ashab

   Kali ini gue mau nyeritain masalah si Aaron Ashab. Whats ? Emang dia punya masalah apa sama gue ? Ada! Ada satu hal yang jadi masalah. Dia terlalu ganteng, menawan dan mempesona. Jadi secara gak sadar. Kalau bahasa kerennya sih di bawah alam sadar gue. Gue cinta sama dia *eh Bukan. Tapi semacam orang yang... entahlah. Gue bingung dia itu siapa buat gue. Kalau idola ? Engga juga, Tepatnya Inspiring Person buat gue. 
  *Awal tau kak Aaron*
          Awalnya gue, sama sekali gatau siapa Aaron Ashab. Yap! Gue terlalu sibuk. Sibuk? Sibuk apa lan? *mikir keras* Lo gatau, gue pemotretan, bikin novel, ngelukis. Disisi lain gue juga desiner *HALAH OKE INI MIMPI*. Dan setelah gue ubek ubek youtube. Nemulah VICKY PRASETYO SONG . Yah mau ga mau gue liat. Dan lo tau? Lo tau gak ? GAK? APAAAA?!!!!! *camera zoom out zoom in* . Jadi setelah gue ngeliat itu video, DEMI ALLAH! Gue semacam melelehisasi tingkat ujian nasional 25 paket atau bahkan lebih. Yang artinya? YAK! Gue udah cinta sama kak aaron pada pandangan pertama *lebay ga sih?.
Fase penggilaan mulai menjadi. Tiap gada guru dikelas yang gue buka bukan buku apalagi ngerjain tugas. Gak pernah sama sekali. Yang gue cari ya laptop dan browsing. Youtube jadi website pertama yang selalu gue buka. “Aaron Ashab” itulah yang gue ketik di pencarian. Dan di depan link gue sisipin SS ngerti ga? Kalau lo sering download tanpa IDM lo pasti tau maksut gue ;;) 
         Kerjaan gue dikelas Cuma itu. Itu dan itu. But i love my job so much! :--)
Youtube – Download – Convert – Soundcloud J Udah kece belum gitu? HAHA :D
Apa lagi pas gue tau kalau Ashabat lagu ngadain project buat Scrapbook Gue dengan antusias yang membara mungkin sih ngelebihin semangat 45 ngikutin tuh project. Ada #PictAshabatProject. Gue juga ngirim. :D Ada juga StoryOfAaronAshab. Mau tau cerpen karangan gue tentang Aaron? Entar deh gue post :--) Tapi, entar kalau itu udah nemu pemenangnya :D hahah Serius gue baru kali ini (lagi) heboh sama orang. Yah bisa dikatakan ngefans (???) Ah gila! Gue sampe kemimpi kak Aaron ngefollback gue coba -_-‘ Dih Ngarep? IYAAAA!!!!!!HUAAAA :3 














Video Ini gilaaaaa!!! Enakkk :3 Ada dong di download :3

Wednesday, September 25, 2013

Ucapan Ulang Tahun

Setelah otakku berputar-putar menelusuri sekian banyak sudut yang ada. Akhirnya aku temukan secuil ide yang entah karenanya kau mampu menelaah atau bahkan kau akan berputar-putar pula mencari arti dari apa yang aku tuliskan... Lupakan saja masalah berputar-putar yang pasti aku masih disini untuk kau yang kusayang..


Huruf demi huruf dari sekian banyak alphabet aku coba ketikkan. Menulis. Lalu menghapus. Menulis lagi lalu kuhapus. Lagi lagi terdiam, menerawang keatas harus kata yang seperti apa yang mampu lukiskan perasaanku, rasa terimakasihku, sayangku untuk kau yang sedari dulu telah hadir di kehidupanku. Terkadang membuat ku kesal telah mengenalmu, terkadang bahkan kau sering membuatku merasa berarti. Jauh lebih berarti berjuta juta kali lipat dari kekesalanku. Aku kadang tertawa geli. Mengingat semuanya. Mungkin canda sampai kesedihan yang    telah kita lalui. Konyol. Iya aku berfikir konyol. Semua yang ada padamu seolah memaksa otakku terus bekerja mengingat ingat tentang kau. Apalagi dengan caramu memperlakukanku? Seolah tak mampu ku palingkan hatiku pada perlakuan-perlakuan lain yang sebenarnya lebih istimewa. Namun kau jauh lebih istimewa dari pada mereka. Nyatanya kaulah pemenangnya. :--)

24 Jam yang kupunya selalu ada kau berkecimpung didalamnya. Kau selalu memegang andil besar. Bahkan ketika 24 jam milikku tanpa ada kau. Aku merasa ada sesuatu yang hilang. Bayangkan bagaimana kau telah mengerjakan tugas yang sangat berat, dan kau telah berhasil menyelesaikannya. Namun seketika kau lupa meletakkan dan hilang. Panik? Lebih dari itu! Kau lebih berarti dari pada tugas yang sulit itu. Kau jauh lebih sulit untuk ku relakan pergi begitu saja. Kau lebih... Ah sudahlah. Yang lebih pasti. Aku menyayangimu.. Mereka selalu saja punya seribu cara untuk ku tertawa. Dari sisi lain aku melihatmu dengan satu cara membuatku memiliki seribu arti. Kenaapa kau begitu istimewa dimataku? Kadang aku takut. Takut terlampau mengharapkan mu untuk selalu bersamaku seutuhnya. Namun, aku juga terlampau sayang untuk tidak mengharapkanmu sedemikian dalamnya..

       Paragraf keberapa ini? Masihkah kau meluangkan waktumu dan ingin tahu kelanjutan tulisan ini, sayang? :’) Terimakasih jika kau masih mau meneruskan membaca tulisan kecil ini. Tulisan dari ketikan ketikan jemari manisku. Kalimat kalimat yang kususun dari banyaknya kosakata yang ada di benakku. Katakata yang terlampau sulit untuk ku utarakan. Dan akhirnya ku tumpahkan disini.
 Bulan ini bulan milikmu. Hari ini juga hari milikmu. Ini kesekian kalinya aku ada di hari milikmu. Bahagiakah kau ketika aku hadir di hari bahagiamu ini? Semoga jawaban di hatimu ‘iya’ :’) Karena nyatanya aku lebih bahagia karena kesekian kalinya aku masih mampu hadir disampingmu, sayang. Selamat mengulang tahun. Semoga tahun yang terulang menjadikanmu lebih dewasa. Lebih mandiri dan lebih super. Super dalam segala hal. Super untuk kesabaranmu selama ini mengajariku berbagai macam. Semoga kau tak jenuh menggenggamku, memberi tahuku hal hal baru yang awalnya aku tak mengerti.

     Umurmu bertambah, rasanya aku tak perlu banyak berharap. Rasanya tak perlu aku tuliskan berapa banyak harapan harapanku untukmu. Yang pada intinya hanya satu : Ketika mengulang tahun untuk tahun berikutnya. Aku masih mampu hadir. Dan kau tak jenuh akan kehadiranku :’)
Terimakasih atas waktu mu yang dengan Cuma Cuma kau luangkan untukku. Untuk makhluk yang terkadang membuatmu kesal. Yang terkadang sikap kekanak-kanakan ku memaksa mu marah. Atau bahkan celoteh celotehan dari bibirku membuat hatimu terluka. Terimakasih atas kesabaranmu yang tiada tanding. Terimaksih untuk besarnya rasa sayangmu yang hingga saat ini tak tergantikan. Terimakasih pula untuk perhatian-perhatian kecilmu yang bermakna besar untukku. Lalu terimakasih untuk.. Untuk.. aku bingung untuk apalagi. Terlampau banyak jika harus ku ungkapkan kata terimakasihku itu. Karena dari awal pun harusnya aku mengucapkan terimakasih padamu.
Kali ini. Dalam tulisan ini. Dalam kata yang sedari tadi kau baca. Aku ingin membisikkan sesuatu. Bahwa aku menyayangimu. Tak peduli seberapa banyak orang lain yang berusaha membuat ku menyayangi mereka. Kau tetaplah yang tersayang. Jaga hatimu. Jaga sayangku. Dan semoga aku dan kamu tetap akan menjadi KITA. Entah untuk sekarang, esok ataupun selamanya...


Monday, September 23, 2013

Kita Dekat Namun Tersekat

   “Memaafkan belum tentu melupakan.”  Mungkin quote yang itu yang kau terapkan. Atau prinsipmulah yang memang sama dengan quote tersebut. Memaafkan. Semua orang bisa saja dengan mudah nya memaafkan. Tapi tidak semua orang bisa melupakan kesalahan dengan mudahnya. Kau salah satunya.  
   Sedih, ingin marah tepatnya kecewa. Aku kecewa. Pertemanan yang begitu dekat. Pertemanan yang begitu erat. Pertemanan yang begitu berarti. Akhirnya renggang. Terpecah. Terhempaskan. Lalu akhirnya.... Dihapuskan. Dari memory dari otak. Tapi terhapuskah itu dari hati? Semudah itukah menghapuskan Suatu nilai hingga berangka NOL yang berarti hilang? Semudah itukah menumpahkan keluar dan menguncinya hingga ia tak-akan-pernah-kembali ? Lalu apakabar dengan masa lalu? Bukankah kata orang lebih baik kehilangan kekasih dari pada sahabat. Kita hanya teman? Iya teman. Yang ku fikir akan berujung pada persahabatan, Ternyata tidak. Ternyata harapan itu berujung pada impian semata. Akhirnya kini tiba pada masa.........KEHILANGAN!
   Ingin sebenarnya ada satu masa dimana kau bisa berada didepanku. Aku ingin membuka lembaran yang telah usang. Lembaran yang mana hanya ada aku, kerinduanku, dan harapan-harapanku. Tapi kapan? Akankah itu terjadi? Kalau pun terjadi. Apakah kau rela meluangkan waktu untuk mendengarkanku? Entahlah. Itu jauh lebih sulit untuk ku bayangkan..
Kita berada pada jarak yang sangat dekat. Namun kita tersekat. Seolah ada dinding tebal nan transparan di antara kita. Walaupun kita saling tampak tapi tak akan pernah bisa saling menyatu karena terhalang. Kenapa harus ada sekat di antara kita? Tak mampukah sesekali sekat yang transparan itu kau hapuskan lalu berbaur menjadi satu lagi denganku?
   Kedekatan yang dulu ada tergantikan oleh kejauhan yang semakin menjadi.  Semakin kesini, dinding pemisah di antara kita semakin tebal. Semakin.... ah yasudahlah. Kau terlalu hebat untuk membangun dinding itu lebih tebal dari sebelumnya. Aku pun enggan berfikir kenapa kau ahli dalam mempertebal sebuah kejauhan. Kau belajar dari mana saja pun aku tak mengetahui. 
Andai aku pun mahir dalam mengikis ketebalan jarak di antara kita. Mungkin jarak itu hanya akan ada sejengkal. Atau bahkan kurang. Kita tak akan mungkin sejauh ini...

KITA DEKAT NAMUN TERSEKAT...
Kau dan dia.. Aku dan.... bayanganmu.. :’)

Wednesday, September 11, 2013

CERPEN - Tak Sepenuhnya Pergi

“Aku engga mau kayak gini. Kamu jahat. Katanya kamu mau jadi teman baikku. Katanya kamu mau selalu ada untuk aku. Menghapus air mataku ketika aku menangis dan sama-sama tumbuh besar. Tapi kenapa kamu ninggalin aku gitu aja? Kamu pergi tanpa alasan yang jelas buat aku. Aku benci sama keadaan yang kayak gini”

Lagi-lagi gadis kecil itu berbicara pada kaca dan mengeluarkan butir air mata yang lembut. Entah siapa yang mengerti. Yang jelas ia baru saja kehilangan teman baiknya. Teman yang ia sayangi dan ia harus melihat kenyataan yang berbanding terbalik dengan harapan yang ia mau. Gadis kecil itu bernama Ryry.

“YaAllah.. kenapa harus aku ? kenapa harus aku yang terus saja merasakan kehilangan. Kehilangan teman baikku. Teman yang keberadanya sangat berpengaruh terhadapku. Teman yang aku sayangi. Selalu saja aku. Katanya hidup itu adil. Tapi yang kudapati selalu saja kehilangan. Mana yang disebut keadilan, YaAllah?” Katanya sambil terisak.

“Sudahlah ry, jangan pernah menyalahkan keadaan. Terkadang inginmu tak sebanding dengan kesakitan yang kamu dapat jika itu terkabul. Jika memang mereka yang terbaik, merekalah yang kembali. Jika mereka menyayangimu. Mereka pun akan berusaha seperti kamu berusaha mempertahankan pertemanan kalian. Nyatanya apa? Kamu lah yang berusaha dan mereka jadi penonton akan usahamu. Itukah yang kau sebut teman baik ?” Kata seorang perempuan berambut pendek yang ternyata kakak nya.

 “Tapi kak, aku gak segampang itu ngelupain semuanya. Ngelupain pas kami bercanda. Kami saling mukul satu sama lain dengan kasih manja. Pas aku lagi nangis mereka usapin air mataku. Sampai sebutan-sebutan lucu yang kami buat pun aku masih ingat. Kenapa mereka gampang banget lupain itu semua? Lupain aku yang pernah jadi teman baiknya. Yang pernah di sayang tapi sekarang aku jadi orang yang gak sama sekali di anggep. Aku di tinggalin gitu aja. Aku gak tau salah aku apa. Tapi mereka seenaknya pergi, mereka gak mikirin aku  disini aku sakit kayak mana. Aku benci sama mereka kak. Benci!!”  Jawab ryry dengan tangis yang semakin menjadi. Kakaknya yang tau hanya mengelus pundak adik kesayangannya itu tanpa banyak berbicara. Ia tau bahwa gadis itu sangat perasa hingga apa pun yang ia katakana akanlah menjadi kesakitannya. Hingga akhirnya adiknya tertidur di pangkuan nya. Ia telusuri wajah adiknya “Dek, aku yakin mereka tak sepenuhnya melupakanmu. Tak sepenuhnya bisa hidup tanpamu. Dan bisa jadi mereka sebenarnya merindukanmu layaknya kamu merindukan mereka. Semoga Allah memberikanmu kebahagiaan dek” Kata kakaknya dan beralalu pergi meninggalkan kamar adiknya itu.

###
            Pagi itu Ryry berangkat dari rumah. Namun dengan tujuan yang berbeda. Ia bukan berangkat menuju sekolahnya namun ia pergi ke tempat praktik kerjanya. Hingga sampai di pertengahan perjalanan. Ryry mendapati teman baiknya berangkat pula. Ia hanya memandangi dari kejauhan tanpa sedikit pun menyapa atau pun sekedar tersenyum. Ryry sebisa mungkin memalingkan wajahnya dan hingga akhirnya teman baiknya tak lagi terlihat. Bukan teman baik, mantan teman yang terbaik. Adakah mantan teman? Kurasa tidak. Hari di lalui ryry penuh kegelisahan entah apa yang ia fikirkan. Entah mengapa ia begitu perasa. Ia hanya bisa mencari kabar teman terbaiknya itu dari jejaring social. Yang nyatanya beberapa dari jejaring social itu ryry di tiadakan oleh teman baiknya itu. Tak berhenti disitu saja. Usaha Ryry untuk memperbaiki hbungan pertemanannya pun tak di anggap ada sama sekali. Yang dia dapati hanya pengabaian berkali-kali. Ryry berusaha sebisa mungkin menghilangkan keegoisannya. Merubah muka nya menjadi muka tembok. Mengubah hatinya menjadi hati batu. Menulikan pendengarannya. Dan membutakan padangannya. Agar apa yang ia dengar, dan ia lihat tak mempengaruhi usahanya. Namun, gadis kecil itu malang. Ia memang terlampau perasa. Entahlah, apa yang membuat ia terus saja berusaha menggenggam yang terlepas. 

###
Kamu besok masih kamu ada acarakan di sekolah? Semangat yah. Jangan capek-capek ;) Nanti kamu sakit. Pokoknya jaga kesehatan, jangan lupa makan” Ryry mengirimkan sms singkat itu kepada Ria yang dulu ryry sebut “Teman terbaik”. Ia menunggu balasan dari Ria hingga malam mulai terkantuk. Blackberry nya pun berbunyi dengan sangat bahagia Ryry membuka pesan singkat dari Ria. Kebahagiaan itu haruslah pupus, kebahagiaan itu seaakan di terjang kesedihan yang berlipat ganda. Kebahagiaan itu mulai berubah jadi tangis. “Gak usah sms sms gue lagi. Entar lo sakit hati kalau engga gue bales. Thanks” Hati manusia mana yang tak sakit? Hati manusia mana yang tak hancur ? Kepedulian di balas dengan pengabaian yang mendalam. Kesayangan berubah menajdi yang tak teranggap. “Harus air mata yang bagaimana lagi sih Ria, yang bisa buat kamu sadar. Aku di sini kehilangan kamu!! Harus kayak mana lagi supaya kamu balik lagi sama aku. Supaya kamu bisa aku genggam lagi. Harus kayak mana Ria. Bilang sama aku ;(“ Kata Ryry sembari meninggalkan Blackberry nya begitu saja tanpa membalas sms dari Ria. Aku tau, hati ryry hancur lebih dari kepingan piring yang telah pecah..
        Kurang lebih 8 Bulan ryry tak mendapat kabar dari ria. Pun Ria sama sekali tak mencari ryry. Sampai suatu saat tanggal 1 September. Ria menelfon Ryry. Wajar, 1 September tahun lalu itulah pertama kali mereka bertemu. Menjadi teman baik, saling berbagi cerita walau akhirnya mereka saling meninggalkan. Malam itu Ryry sibuk dengan tugas sekolah nya tanpa berfikir apapun. Dia tak mempedulikan tanggal itu. Walau memang awalnya Ryry berharap Ria memberi kabar kepadanya di tanggal itu. Malam yang suntuk bagi otaknya yang harus membagi konsentrasi pada tugas dan bayang bayang tentang ria. *Dreet dret dreeet* Blackberry milik Ryry bergetar tanpa bunyi. Dilihatnya “Ria :))))))))))))))” Contact name yang aneh bukan? Mungkin. Tapi itulah cara Ryry agar tak sepenuhnya melupakan Ria. Di angkatnya telfon itu agak gagap.

Hallo? Iya Ria, kenapa?” | “Lagi apa lo?” | “Ha? Gue ?” | “Iyalah lo, siapa lagi” | Oh gue lagiii... Hmm...| Lagi ngerjain tugas kan ? | Dih kok lo tau? Lo kepo yaa ciyeee | Kepedean lo ry! Udah kelar belum tuh tugas? Ganggu dong ya gue? Kalau gitu yaudah deh | Dih yee apaan. Orang gue belum jawab lo udah jawab sendiri | Hahah abisan lo lama! | Ya sorry, lo kenapa Ria? Kangen gue ya ? Hahaha | Gak, Ngapain gue kangen lo. Cari lo aja engga. Gue Cuma mau bilang aja sih sama lo selamat tanggal 1 september ya | Emang  kenapa satu september? Hahaha bercanda gue ria. Thanks ya. Lo engga benci gue kan ri? | Yee enggalah. Ngapain gue benci lo. Lagian kalau gue benci gue ga bakal nelfon lo. Terus gue Cuma ngasih tau lagi. Brang yang lo kasih masih gue simpen kok. SEMUA....| Yee yaudah kali, Serah lo juga kalau mau di buang | Enggalah, kita tuh harus menghargai tau | Serah lo deh ria! Males gue berdebat. Emang lo tau dari mana sih masalah pertanyaan2 gue tentang barang2 itu? | Oke, gue emang kepo in twitter lo. Kicauan burung tetangga nyampein pesen lo itu ke gue hahaha yaudah ah. Udah ya. Byee | *tuuuuuuut*

    Percakapan singkat dengan Ria membuat Ryry benar benar yakin. Bahwa Ria sebenarnya masih mengingat beberapa hal tentang mereka. Setelah hari itu. Di kota Ryry di adakan gerak jalan. Dan seperti biasa Ryry sama sekali tak pernah terlibat dalam acara yang bersangkutan dengan olahraga. Entah kenapa hari itu Ryry dan temantemannya memutuskan untuk pergi ke area finish dari gerak jalan tersebut. Keliling beberapa kali akhirnya.... Di perjalanan Ryry membathin “YaAllah. Aku berharap. Aku mohon padamu. Jika memang Ria adalah teman yang terbaik dan benar benar terbaik pertemukanlah aku di area itu. Pertemukanlah yaAllah” Dan !!!!! Yaaaak! Ryry melihat sosok Ria dari belakang. Motor yang dikendarai mengurangi kecepatannya. Ia lihat perlahan namun tak sepatah kata pun terucap. Ia terpaku melihat kenyataan sama persis dengan apa yang di harapkan. Ia hanya dapat melihat Ria dari kejauhan. Tanpa menyapa dan tanpa mendekatinya.. Dan hari itu pun terlewatkan.. 

Ria.. Gue percaya sama Allah. Kalau lo yang terbaik lo bakal balik lagi ke gue. Buktinya kita masih ketemu. Lo ga sepenuhnya ngelupain gue kan? Lo juga pasti ga sepenuhnya bisa ngilangin gue di hari lo. Gue percaya semua bakal indah kok. Dan gue yakin, Emang gada satu orang pun yang bisa gantiin lo buat gue, Lo temen yang paling! Kayak yang lo tau. Kalau udah PALING engga ada lagi yang lain. Gue bakal disini buat lo Ri. Semoga emang bener kalau lo engga ngelupain gue dan ada niat balik sama gue. Semoga kita bisa ttep jadi temen kayak dulu ya Ria.”
Bathinnya senada dengan lajunya motor yang ia kendarai meninggalkan area itu...

Monday, September 9, 2013

Mana ? Kemana Air Mataku?

“Entahlah. Aku bahkan sangat rela kamu pergi dari pada aku harus sakit hati berkepanjangan. Bahkan aku sangat rela kamu benar benar pergi seperti sekarang dari pada kamu ada tapi kamu tak bisa disini bersamaku, kak”

Iya. Mungkin terlihat spik karena konyol kehilangan dan ditinggal itu menyenangkan. Bukan hal yang menyenangkan pun kali ini kehilanganku tak berujung pada air mata yang menyesakkan atau bahkan membuatku meronta ronta karena hatikutersakiti. Tidak sama sekali, seperti paragraf pertama. Aku bahkan jauh lebih rela dia bersama yang lain. Bersama adik adik yang lain yang pastinya lebih nyata dari pada sekedar adik dunia maya nya ini :--) Mana? Kemana air mataku? Katakan padaku. Dimana ia bersembunyi. Kenapa tak setetespun menumpah. Hey! Apakah aku kembali pada sifat ‘Batu’ ku ? Kuharap tidak.
     Kakak yang berada di ibu kota sana. Maaf caraku terlihat menginginkanmu pergi. Iya memang aku ingin kamu pergi. Bukan karena kamu tak berguna. Tapi karena mereka jauh lebih nyata membuatmu bahagia. Membuatmu tertawa. Benar kata seorang “Buat ketemu aja susah” Iya sangat susah. Aku tak akan sepenuhnya melupakanmu. Tak sepenuhnya meniadakan kamu dari hariku. Dan aku pun memang menyayangimu. Bukankah waktu itu kamu memberi tahuku akan ketidak inginanmu untukku menyayangimu terlampau dalam. Kamu berhasil kak. Bahkan sampai akhirnya aku harus merelakan kamu bersama dia. Aku harus mengalah karena mereka dan aku memang harus cari masalah dahulu agar kamu mau meniadakanku dari harimu. Bukankah ujung yang seperti ini hampir selalu kita temukan? Iya. Dan kali ini lah akhirnya :--)
    Bukan aku takut kehilangan kamu lantas aku berlaku baik kembali ketika menulis ini. Karena nyatanya aku memang tak pernah berniat jahat padamu, kak. Aku hanya ingin semua yang aku rasakan murni. Aku ingin semua tanpa dusta atau semacam kepalsuan. Aku menyerahkan ini pada Allah. Jika aku baik untukmu dan kamu yang terbaik untukku do’aku akan terkabul selaayaknya do’aku untuk dia :’)
   Aku janji.. Tidak. Aku tak mampu berjanji. InsyaAllah jika umurku panjang.. 2 atau 3 tahun atau bahkan secepatnya. Aku akan mengabarimu lagi. J Dan mengapuskan jarak antara batam-jakarta seperti impiku. Walau hanya untuk beberapa hari. Tunggu aku disana. Jangan sepenuhnya lupakan aku ya ^^Atau bahkan kita akan kembali baik seperti sedia kala. Aku juga tak akan menolakmu kembali. Jika aku atau kau yang kembali. Disaat itu aku benar benar yakin, Allah mengabulkan do;aku. Jika tidak pun. Semua tetap akan indah pada waktunya ;’) Semoga ketika aku atau kamu mengabari. Kita sama sama belum saling melupakan ya ^^  Dan ku harap kita tak sepenuhnya pergi :))) 
Dear you..
CMA <3
<3

Wednesday, September 4, 2013

SEPenuhnya kuTEMukan mereka BERbeda

September. 
Kenapa semua semacam ilusi yang tak nyata. Semua menghilangkan gaya tariknya dengan duniaku. Lalu akhirnya mereka menjauh dari lingkaran yang telah aku buat antara duniaku dan mereka. Yang ku fikirkan, hal yang ku sebut ilusi itu adalah hal nyata yang aku belum mampu menerimanya. Hal yang sulit untuk ku katakan nyata karena pada dasarnya apa yang nyata ini bukan lah impianku. Kenapa lagi lagi aku dihantui oleh impian-impian yang sampai sekarang tetaplah menjadi sebatas impian..

Dari sisi pertama..
Aku menitik fokuskan pada seorang pria yang padanya lah aku memendam semua. Mencintai dalam diam. Mendo’akan dari sisi yang sama sekali tak ia ketahui. Dari sisi yang sama sekali tak pernah menjadi istimewa. Dan dari sisi yang mungkin hampir terabaikan. Kini pria itu pula yang benar benar membuat cintaku selamanya harus diam tanpa dia tahu. Ku fikir sosoknya pantas ku impikan. Namun nyatanya? Ia berlalu pergi dengan wanita lain pun belum halal baginya.. Iya subjek pertama telah benarbenar meninggalkanku dan diamnya cintaku ini..

Dari sisi kedua..
Subjek kedua ini adalah seorang wanita yang satu tahun lebih dewasa dari usiaku. Langkahnya tak mungkin seirama dengan langkahku. Suaranya tak mungkin berbaur dengan suaraku selain melalui saluran telephone. Iya wanita ini tak berada pada tempat dimana aku berpijak sekarang. Subjek kedua ini memang tak sepenuhnya pergi. Tak pula meninggalkan, bahkan bertemu memang juga tidak. Lalu dari segimana aku bisa memovonis dia meninggalkanku? Sedang jarak selalu menghalangi antara aku dan dia. Titik fokusku pada subjek kedua ini terpaksa harus kusamarkan. Dia memang tak membenciku. Tapi ia beranggapan jika aku selalu berkomunikasi dengan jejaring social itu itulah nantinya yang akan membuatnya kehilangan ‘lagi’ entahlah. Sampai akhirnya, aku terpaksa mundur dan mengalah untuk bahagianya. Untuk menghindari fase kehilangan itu. Walau sebenarnya akulah subjek yang sekarang merasakan kehilangan. :’) Bukan kehilangan dia, tapi kehilangan sosok nya yang dulu. Dulu walaupun jarak menghalangi cara bermainku dengannya. Namun aku masih mampu rasakan apa itu bahagia. Namun, ketika jarak bersahabat dengan ‘mereka’ semuanya berubah. Hasil akhirnya adalah yang jauh yang selalu kalah. Merekalah yang selalu menjadi pemenang dalam sebuah permainan! Cukup aku. Cukup bagiku. Menjadi orang yang (berusaha) rela kesakitan menghampiri. Menjadi orang yang (tetap) rela air matanya tumpah tiada arti. Dan menjadi orang yang sebenarnya dulu teranggap namun sekarang (hampir) terabaikan.. Iya. Aku hampir sepenuhnya kehilangan dia..

Dari sisi ketiga..
Sisi ketiga ini.. Aku memang telah kehilangan ‘kita’ di antara kami. Ia juga bukan seorang pria. Ia sahabat? Bukan. Saudara? Mungkin. Bukankah sesama muslim itu saudara? Iya.. Tapi yang nyata adalah dia teman yang sangat berarti dimataku. Perubahanku kini bermula darinya. Dari dia yang mengubah seorang “Aku si batu” Menjadi “Aku yang perasa” . Dulu selalu aku yang jadi subjek yang tersayang! Paling di sayang. Tapi nyatanya dengan mudah aku meniadakan mereka dari hariku. Apa yang mereka lakukan sama sekali tak berarti dimataku. Hingga akhirnya si teman ku ini hadir. Masih dengan caraku yang Batu. Lambat laun, pemikirannya menelusuri pemikiranku. Dengan mudahnya pemikiran nya ku pakai sebagai pendamping pemikiranku. Waktu itu hari hari ku menjadi si perasa bahagia. Bukan lagi si batu  yang penuh dengan keacuhan. Sayangnya, perubahan itu membuatku lupa bagaimana cara menghargai orang yang telah meluangkan banyak waktunya untukku. Akhirnya aku tertinggal.. Tertinggal dengan diamku.Masih dengan kepolosanku yang entah memang polos atau aku sulit untuk berfikir? Yang pasti subjek ketiga ini sangat mengambil andil besar dalam perubahanku hingga saat ini ♥♥♥♥♥

Bulan september.
SEPenuhnya kuTEMukan mereka BERbeda :’’)
September seolah menjadi puncak dimana semuanya berlalu pergi meninggalkan..
Subjek pertama, kedua dan ketiga.
Menjadi sabjek subjek yang berhasil membuatku bertekuk lutut akan keadaan.
Tak mampu melawan karena ketika ku bangkit merekasatu persatu muncul dan membuatku terjatuh lagi..
Sulit. Subjek ketiga terlalu berarti. Subjek kedua terlalu kusayang.
Subjek pertama terlalu ku harapkan.. Dan yang nyata..
Ketiga subjek itu kudapati telah berbeda sepenuhnyaaaa...
:’)

Tuesday, September 3, 2013

Dibalik diamku, Akhi

Mencintai dalam diam...

Aku menyelipkan namanya disela do’a ku. Aku berdoa dari sisi aku yang ia tak kenali. Dari sisi yang sama sekali tak pernah menjadi berarti di mata dia. Iya.. Cintaku dalam diam. Aku tak mampu menjaga mu dalam genggamanku. Allah lah yang selama ini menjadi perantara antara aku dan kamu. Antara aku, hatiku, cintaku dan ikatan yang ku inginkan itu. Mungkin Allah memberimu sinyal sinyal bahwa ada aku disini. Mungkin juga kamu terlalu sibuk dengan mereka yang lain, sehingga sinyal kecil itu tak mampu kamu terima dengan baik. Atau mungkin akulah yang hanya terlarut dalam cinta yang memang patut untuk ku pendam..

Akhi,

Sesak sebenarnya melepasmu. Melepas ? Bukan. Bahkan aku sama sekali tak pernah menyentuhmu dengan suatu ikatan. Untunglah, aku tak terlampau berambisi hingga aku tak pula terjerat ikatan yang katanya ‘Pacaran’ itu. Bayangmu memang tak terlalu pekat di otakku. Tapi sesekali kamu muncul, aku takut jika bayangmu membuatku zina fikiran. Membayangkan jika kamu menjadi jodohku. Yah.. Terlampau dewasakah fikiranku? Lalu apa pacaran adalah jalan yang baik di mata ALLAH, Akhi? :’)
Akhi,
Sosokmu dulu ku impikan menjadi imam yang berada di depanku. Hingga akhirnya kamu mengajariku bagaimana menjadi seorang muslimah yang baik. Namun kenyataan kali ini membuatku harus merelakan kamu yang belum tentu jodohku. Bahkan kamu menghancurkan impian ku itu. Kamu memang harus ku lupakan. Bukan karena Aku lebih baik. Hanya saja aku ingin yang terbaik. Dengan mata kepalaku, dengan social media ini. Aku tau sesuatu yang sebenarnya menyesakkan, Akhi... Kenapa terlalu seperti itu tingkahmu? Sesekali kamu berlaku baik sopan, ramah, berlaku seolah kamulah ikhwan yang sangat patut untuk di idamkan semua muslimah. Kamu berbicara fasih tentang agama. Kamu terlampau pintar untuk berkata kata tentang kebaikan. Namun nyatanya sekarang? Apa yang kamu ketahui tentang pacaran. Apa yang kamu ketahui tentang larangan Allah. Kamu langgar. Lalu apa yang kamu katakan tentang kebaikan2 itu kepadaku adalah topeng bagimu? Lalu apakah cerita cerita tentang perjalanan religiusmu itu adalah hal dusta pula? :’)
YaAllah..
Hapuskanlah ingatanku tentang kebaikan2 nya itu jika itu membuatku buta dan membenarkan apa yang ia lakukan. Pudarkan lah sbayangan tentang dia, wajahnya, dan semua tentangnya jika memang ia bukan jodohku. Jangan biarkan otakku terus bekerja mengingat ingat dia yang akhirnya aku lupa banyak orang disekitarku yang harus aku ingat. Bukan hanya dia. Ikhwan yang belum tentu jodohku. Biarkan aku rela, biarkan aku belajar iklas merelakan yang bukan hak milikku.
YaAllah..
Jika dia memang bukan jodohku, biarkan lah dia berlalu pergi akhirnya menjadi sosok yang tak lagi aku impikan. Jika dia memang bukan jodohku, jangan biarkan dia masuk dalam duniaku dalam fikiranku lebih jauh dari sekarang yang pada akhirnya aku terlampau mengharapkannya..
YaAllah.
Aku tau jika Kau menakdirkan dua insan berjodoh maka sejauh apapun mereka...
sebanyak apapun rintangan yang menghalangi...
sebesar apapun beda diantara mereka...
sekuat apapun usaha mereka untuk menghindarkannya...
meski mereka tidak pernah komunikasi sebelumnya...
meski mereka sama sekali tidak pernah membayangkan sebelumnya...
PASTI tetap saja mereka akan bersatu....
Seakan ada magnet yang menarik mereka...
akan ada hal yang datang untuk menyatukan mereka berdua akan ada suatu kejadian yang membuat mereka saling mendekat dan akhirnya bersatu...
Namun...
Apabila dua orang telah ditetapkan untuk tidak berjodoh...
maka...
Sebesar apapun usaha mereka untuk saling mendekat...
Sekeras apapun upaya orang disekitar mereka untuk menyatukannya...
Sekuat apapun perasaan yang ada diantara mereka berdua...
Sebanyak apapun komunikasi diantara mereka sebelumnya...
Maka mereka pun akan berpisah..
YaAllah..
Buatlah aku yakin bahwa Engkau akan memilihkan yang terbaik untukku.
dan menggantikan kehilangan itu dengan yang lebih baik lagi :’)

Aamiin.. :’’’’)