“Memaafkan belum tentu melupakan.” Mungkin quote yang itu yang kau terapkan. Atau
prinsipmulah yang memang sama dengan quote tersebut. Memaafkan. Semua orang
bisa saja dengan mudah nya memaafkan. Tapi tidak semua orang bisa melupakan
kesalahan dengan mudahnya. Kau salah satunya.
Sedih, ingin marah tepatnya kecewa. Aku kecewa. Pertemanan yang
begitu dekat. Pertemanan yang begitu erat. Pertemanan yang begitu berarti.
Akhirnya renggang. Terpecah. Terhempaskan. Lalu akhirnya.... Dihapuskan. Dari
memory dari otak. Tapi terhapuskah itu dari hati? Semudah itukah menghapuskan
Suatu nilai hingga berangka NOL yang berarti hilang? Semudah itukah menumpahkan
keluar dan menguncinya hingga ia tak-akan-pernah-kembali ? Lalu apakabar dengan
masa lalu? Bukankah kata orang lebih baik kehilangan kekasih dari pada sahabat.
Kita hanya teman? Iya teman. Yang ku fikir akan berujung pada persahabatan,
Ternyata tidak. Ternyata harapan itu berujung pada impian semata. Akhirnya kini
tiba pada masa.........KEHILANGAN!
Ingin sebenarnya ada satu masa dimana kau bisa berada
didepanku. Aku ingin membuka lembaran yang telah usang. Lembaran yang mana
hanya ada aku, kerinduanku, dan harapan-harapanku. Tapi kapan? Akankah itu
terjadi? Kalau pun terjadi. Apakah kau rela meluangkan waktu untuk
mendengarkanku? Entahlah. Itu jauh lebih sulit untuk ku bayangkan..
Kita berada pada jarak yang sangat dekat. Namun kita tersekat. Seolah ada
dinding tebal nan transparan di antara kita. Walaupun kita saling tampak tapi
tak akan pernah bisa saling menyatu karena terhalang. Kenapa harus ada sekat di
antara kita? Tak mampukah sesekali sekat yang transparan itu kau hapuskan lalu
berbaur menjadi satu lagi denganku?
Kedekatan yang dulu ada tergantikan oleh kejauhan yang
semakin menjadi. Semakin kesini, dinding
pemisah di antara kita semakin tebal. Semakin.... ah yasudahlah. Kau terlalu
hebat untuk membangun dinding itu lebih tebal dari sebelumnya. Aku pun enggan
berfikir kenapa kau ahli dalam mempertebal sebuah kejauhan. Kau belajar dari
mana saja pun aku tak mengetahui.
Andai aku pun mahir dalam mengikis ketebalan jarak di antara kita. Mungkin
jarak itu hanya akan ada sejengkal. Atau bahkan kurang. Kita tak akan mungkin
sejauh ini...
KITA DEKAT NAMUN TERSEKAT...
Kau dan dia.. Aku dan.... bayanganmu.. :’)
untuk siapa? Bingung
ReplyDeleteTeman :D bisa jadi sahabat ^^ Aku jarang kok nulis buat cowok :))
ReplyDelete