♫♬

Monday, September 23, 2013

Kita Dekat Namun Tersekat

   “Memaafkan belum tentu melupakan.”  Mungkin quote yang itu yang kau terapkan. Atau prinsipmulah yang memang sama dengan quote tersebut. Memaafkan. Semua orang bisa saja dengan mudah nya memaafkan. Tapi tidak semua orang bisa melupakan kesalahan dengan mudahnya. Kau salah satunya.  
   Sedih, ingin marah tepatnya kecewa. Aku kecewa. Pertemanan yang begitu dekat. Pertemanan yang begitu erat. Pertemanan yang begitu berarti. Akhirnya renggang. Terpecah. Terhempaskan. Lalu akhirnya.... Dihapuskan. Dari memory dari otak. Tapi terhapuskah itu dari hati? Semudah itukah menghapuskan Suatu nilai hingga berangka NOL yang berarti hilang? Semudah itukah menumpahkan keluar dan menguncinya hingga ia tak-akan-pernah-kembali ? Lalu apakabar dengan masa lalu? Bukankah kata orang lebih baik kehilangan kekasih dari pada sahabat. Kita hanya teman? Iya teman. Yang ku fikir akan berujung pada persahabatan, Ternyata tidak. Ternyata harapan itu berujung pada impian semata. Akhirnya kini tiba pada masa.........KEHILANGAN!
   Ingin sebenarnya ada satu masa dimana kau bisa berada didepanku. Aku ingin membuka lembaran yang telah usang. Lembaran yang mana hanya ada aku, kerinduanku, dan harapan-harapanku. Tapi kapan? Akankah itu terjadi? Kalau pun terjadi. Apakah kau rela meluangkan waktu untuk mendengarkanku? Entahlah. Itu jauh lebih sulit untuk ku bayangkan..
Kita berada pada jarak yang sangat dekat. Namun kita tersekat. Seolah ada dinding tebal nan transparan di antara kita. Walaupun kita saling tampak tapi tak akan pernah bisa saling menyatu karena terhalang. Kenapa harus ada sekat di antara kita? Tak mampukah sesekali sekat yang transparan itu kau hapuskan lalu berbaur menjadi satu lagi denganku?
   Kedekatan yang dulu ada tergantikan oleh kejauhan yang semakin menjadi.  Semakin kesini, dinding pemisah di antara kita semakin tebal. Semakin.... ah yasudahlah. Kau terlalu hebat untuk membangun dinding itu lebih tebal dari sebelumnya. Aku pun enggan berfikir kenapa kau ahli dalam mempertebal sebuah kejauhan. Kau belajar dari mana saja pun aku tak mengetahui. 
Andai aku pun mahir dalam mengikis ketebalan jarak di antara kita. Mungkin jarak itu hanya akan ada sejengkal. Atau bahkan kurang. Kita tak akan mungkin sejauh ini...

KITA DEKAT NAMUN TERSEKAT...
Kau dan dia.. Aku dan.... bayanganmu.. :’)

2 comments: