♫♬

Wednesday, September 4, 2013

SEPenuhnya kuTEMukan mereka BERbeda

September. 
Kenapa semua semacam ilusi yang tak nyata. Semua menghilangkan gaya tariknya dengan duniaku. Lalu akhirnya mereka menjauh dari lingkaran yang telah aku buat antara duniaku dan mereka. Yang ku fikirkan, hal yang ku sebut ilusi itu adalah hal nyata yang aku belum mampu menerimanya. Hal yang sulit untuk ku katakan nyata karena pada dasarnya apa yang nyata ini bukan lah impianku. Kenapa lagi lagi aku dihantui oleh impian-impian yang sampai sekarang tetaplah menjadi sebatas impian..

Dari sisi pertama..
Aku menitik fokuskan pada seorang pria yang padanya lah aku memendam semua. Mencintai dalam diam. Mendo’akan dari sisi yang sama sekali tak ia ketahui. Dari sisi yang sama sekali tak pernah menjadi istimewa. Dan dari sisi yang mungkin hampir terabaikan. Kini pria itu pula yang benar benar membuat cintaku selamanya harus diam tanpa dia tahu. Ku fikir sosoknya pantas ku impikan. Namun nyatanya? Ia berlalu pergi dengan wanita lain pun belum halal baginya.. Iya subjek pertama telah benarbenar meninggalkanku dan diamnya cintaku ini..

Dari sisi kedua..
Subjek kedua ini adalah seorang wanita yang satu tahun lebih dewasa dari usiaku. Langkahnya tak mungkin seirama dengan langkahku. Suaranya tak mungkin berbaur dengan suaraku selain melalui saluran telephone. Iya wanita ini tak berada pada tempat dimana aku berpijak sekarang. Subjek kedua ini memang tak sepenuhnya pergi. Tak pula meninggalkan, bahkan bertemu memang juga tidak. Lalu dari segimana aku bisa memovonis dia meninggalkanku? Sedang jarak selalu menghalangi antara aku dan dia. Titik fokusku pada subjek kedua ini terpaksa harus kusamarkan. Dia memang tak membenciku. Tapi ia beranggapan jika aku selalu berkomunikasi dengan jejaring social itu itulah nantinya yang akan membuatnya kehilangan ‘lagi’ entahlah. Sampai akhirnya, aku terpaksa mundur dan mengalah untuk bahagianya. Untuk menghindari fase kehilangan itu. Walau sebenarnya akulah subjek yang sekarang merasakan kehilangan. :’) Bukan kehilangan dia, tapi kehilangan sosok nya yang dulu. Dulu walaupun jarak menghalangi cara bermainku dengannya. Namun aku masih mampu rasakan apa itu bahagia. Namun, ketika jarak bersahabat dengan ‘mereka’ semuanya berubah. Hasil akhirnya adalah yang jauh yang selalu kalah. Merekalah yang selalu menjadi pemenang dalam sebuah permainan! Cukup aku. Cukup bagiku. Menjadi orang yang (berusaha) rela kesakitan menghampiri. Menjadi orang yang (tetap) rela air matanya tumpah tiada arti. Dan menjadi orang yang sebenarnya dulu teranggap namun sekarang (hampir) terabaikan.. Iya. Aku hampir sepenuhnya kehilangan dia..

Dari sisi ketiga..
Sisi ketiga ini.. Aku memang telah kehilangan ‘kita’ di antara kami. Ia juga bukan seorang pria. Ia sahabat? Bukan. Saudara? Mungkin. Bukankah sesama muslim itu saudara? Iya.. Tapi yang nyata adalah dia teman yang sangat berarti dimataku. Perubahanku kini bermula darinya. Dari dia yang mengubah seorang “Aku si batu” Menjadi “Aku yang perasa” . Dulu selalu aku yang jadi subjek yang tersayang! Paling di sayang. Tapi nyatanya dengan mudah aku meniadakan mereka dari hariku. Apa yang mereka lakukan sama sekali tak berarti dimataku. Hingga akhirnya si teman ku ini hadir. Masih dengan caraku yang Batu. Lambat laun, pemikirannya menelusuri pemikiranku. Dengan mudahnya pemikiran nya ku pakai sebagai pendamping pemikiranku. Waktu itu hari hari ku menjadi si perasa bahagia. Bukan lagi si batu  yang penuh dengan keacuhan. Sayangnya, perubahan itu membuatku lupa bagaimana cara menghargai orang yang telah meluangkan banyak waktunya untukku. Akhirnya aku tertinggal.. Tertinggal dengan diamku.Masih dengan kepolosanku yang entah memang polos atau aku sulit untuk berfikir? Yang pasti subjek ketiga ini sangat mengambil andil besar dalam perubahanku hingga saat ini ♥♥♥♥♥

Bulan september.
SEPenuhnya kuTEMukan mereka BERbeda :’’)
September seolah menjadi puncak dimana semuanya berlalu pergi meninggalkan..
Subjek pertama, kedua dan ketiga.
Menjadi sabjek subjek yang berhasil membuatku bertekuk lutut akan keadaan.
Tak mampu melawan karena ketika ku bangkit merekasatu persatu muncul dan membuatku terjatuh lagi..
Sulit. Subjek ketiga terlalu berarti. Subjek kedua terlalu kusayang.
Subjek pertama terlalu ku harapkan.. Dan yang nyata..
Ketiga subjek itu kudapati telah berbeda sepenuhnyaaaa...
:’)

No comments:

Post a Comment