♫♬

Wednesday, December 18, 2013

Speech about Hardiknas and Cleanes

Assalamualaikum,, let me introduce My self My name is Wulan Arya from X accounting. I am standing here in front of you.  I want to tell you about HARDIKNAS’s day.

            First of all let’s thanks to Allah, Because His blessing we all gather here in this morning. Shalawat and prayer , we will say to our greatest prophet Muhammad SAW , his family, his friends, and his followers.


Ladies and gentlemen…
         The definition of education in common usage, that education is merely the delivery of knowledge, skills and information from teachers to students, is inadequate to capture what is really important about being and becoming educated. The proper definition of education is the process of  becoming an educated person. The national education day begins of a teacher is borne in the nation to contribute greatly to the Indonesia education, he was the Ki Hajar Dewantara.

Ladies and gentlemen….
         Education is a very important thing in our life. In this good chance,  A country without a well structured educational system is doomed because education is the key to any form of development in a country.Education in Indonesia is primarily the responsibility of the Ministry of National Education of Indonesia. According to the Indonesian Constitution, all citizens must undertake nine years of compulsory education, six years at elementary level and three in junior high school. The constitution also notes that education in Indonesia is divided into two major parts, formal and non-formal.



I think to improve the quality of education in Indonesia, the Government makes efforts to:
• Create a national movement for completion of basic education, involving communities, especially parents and community leaders, the private and industrial sectors.
• Enhance and strengthen existing essential programmes for increasing school enrolment
• Mobilise resources for maintaining and improving the Basic Education Programme.

That’s all my speech today, I’m sorry if I make mistake in my speech. The last words that I can say to you all are : Let’s keep running our works as citizen of this country. Let’s improve our Education.
Wassalamu alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Cleanes

       First of all let us thank Allah SWT which because of His blessing. We all can gather here on this morning. Shalawat and prayer we will say to our greatest prophet Muhammad Saw. Today I am standing here in front  of you in case of giving my speech. On this occasion I have choosen ‘’ (cleanes)
       Audience …
Now. I would like to invite my friend , please keep clean, as we know that. Cleaning is very important thing, our body, our place and our neighbour should be clean. If our place it does not clean , we can not do everything as well as possible.

      Ladies and Gentlemen...
We are student and we have been studying in school and how to keep clean in our school. The student always throw a way rubbish every where , so ,, our school become DIRTY AND DIRTY .

      Ladies and Gentlemen..
If our school is dirty we can not study by safely. Batam is development and movement country and also Batam is dirty city .. in down town , there a lot of merchants are not regularly so can not clean every where. And there are a lot of people from the other part provinces comes to Batam , so , make batam became dirty.
      Audience..
So,, in this case , I hope to every one and especially to goverment . please take care and keep our city clean .


 Okesip ;;)

Monday, December 16, 2013

Berjilbab Sesuai Syari'at

Mengapa muslimah harus berjilbab ?

Q.S Al-ahzab ayat 59 :
“Hai Nabi katakanlah kepada istri istrimu, anak anak perempuanmu dan istri istri orang: Hendaklah mereka menjulurkan jilbab keseluruh tubuh mereka. Yang demikian itu mereka lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang. Maha benar Allah dengan segala firman Nya”


Q.S An-nuur ayat 31:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman: “Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertobatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.

Apa itu jilbab & Khimar ?
Berasal dr kata al-jilbab (jama’ : al-jalaabiib)
Jilbab adalah Gamis atau pakaian lebar yang menutupi dari atas hingga kaki, maka dianjurkan dengan menutupi bagian kepalanya hingga menjulur kebawah.
Al khimar  adalah penutup kepala dari kain lebar hingga menutupi dada atau biasa disebut kerudung.

Cara menutup aurat yang benar
      Menggunakan Gamis atau Baju longgar dan rok
      Memakai Kerudung yang menutupi dada dan tidak transparan
      No punuk unta
      Memakai kaos kaki (karena kaki bagian dr aurat kita)
      Gunakan pakaian yang sederhana :’) 

Kita memiliki keistimewaan. Wanita itu Special, maka yang special itulah yang di tutupi, bukan di umbar-umbar dan siapa saja mampu menikmati dengan leluasa. Berjilbab sesuai syari’at mungkin tidak menarik, tapi apakah kamu lupa? Fungsi kerudung adalah menutupi mahkotamu bukan malah menciptakan mahkota baru dengan eksperimen kerudung lilit-sana-sini.
Jikalau rambutmu bisa berbicara, ia akan berteriak bukan hanya berbicara. Kerudungmu yang lilit-sana-sini membuatnya tak mampu bernafas sedikitpun. Apa kamu tak kesusahan bernafas jika kerudung mu itu melilit ke leher ?? :’) Sayangi rambut dan pernafasanmu shalihat..
Wanita yang berjilbab syar’i bukanlah wanita yang pasti baik. Tidak, mereka pun bukan malaikat yang tak pernah melakukan salah. Tapi ketahuilah, wanita yang berjilbab syar’i sudah pasti menginginkan yang terbaik. Itu bukti ketaatan dan kecintaan pada Rabb Nya. Sungguh yang berjilbab syar’i pun bukan sok suci. Berjilbab sesuai syari’at adalah ketentuan dan kewajiban bagi Muslimah.. :’)
Kau tetap enggan berjilbab ?
Relakah kau menukar surgaNya yang kekal dengan mode dan fashion semata?
Bertubi tubi alasanmu. Takut susah mendapatkan jodoh. Takut susah mendapat kerjaan. Lantas tak takutkah kau dengan Api Neraka yang panasnya bukan main? 
Ingatlah, Allah selalu memberikan yang terbaik :') Jangan takut jika berjilbab nanti tak dapat jodoh atau apapun.. Percayalah. Semua telah Allah atur secara sempurna :) 
 Yuk berhijrah ^^ 
Taat tanpa nanti dan tapi :D ^^

Friday, December 13, 2013

Ada yang Hilang. Ada yang Datang

          Sempurnanya hidup yang Dia berikan pada hambaNya. Yang saling menadahkan tangan sambari berkomat-kamit kecil yang kusebut do’a. Lalu Dia mengabulkannya pun terkadang tak terkabul dan memberikan sesuatu yang jauh lebih baik dari pada apa yang ia komat-kamit kan . Selalu meminta kebahagiaan namun kesedihan yang di dapati. Sebagian orang berkata “Allah gak adil. Kenapa selalu aku? Apa aku gak pantes buat bahagia? Aku mau bahagia kali ini aja yaAllah” Padahal dengan di datangkan kesedihan itulah pada endingnya kita akan merasakan apa itu kebahagiaan. Jika kita merasakan kebahagiaan itulah nantinya kita akan tahu apa itu kesedihan.. Termasuk memiliki.... Sampai akhirnya kita tahu, apa itu kehilangan...


            Allah Yang Maha Sempurna. Yang membolak-balikkan hati hambaNya. Terkadang menangis, tertawa, bersedih, murung di berikan agar kita menjadi pribadi yang lebih tangguh dan super. Bukan malah menjadi pribadi pencemooh dan memvonis bahwa Allah itu tidak adil. Adil bukan harus sama, adil adalah ketika satu orang dengan yang lain mendapatkan sesuatu sesuai porsinya. Mungkin part kebahagiaanmu bukan di umur ini. Umur yang akan datang? Siapa tahu? :’) Berprasangka baiklah terhadap Allah. Allah tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Dan ketika part ini kamu telah bahagia. Bersyukurlah dan tetap bersyukur ketika part berikutnya merasakan apa itu luka tangis dan kecewa..

          Apa kamu pernah meminta matamu berada di depan bukan di belakang saja? Atau di atas atau disamping kanan-kiri? Apa kamu pernah meminta tangan mu berjumlah 2 ? kenapa tidak angka favoritmu? Apa kamu pernah meminta jari kaki dan jari tanganmu panjangnya berbeda-beda? Kenapa tidak sama semua atau bahkan kaki yang lebih panjang dari jari tanganmu? Apa kamu pernah meminta hidung kamu berlubang dua bukan satu atau empat sekaligus? Tentu tidak. Mungkin jika boleh meminta, banyak orang yang ingin ini bentuknya seperti ini bentuknya seperti itu. Apakah yang di inginkan adalah yang terbaik? Belum tentu. Sebab itu Allah menciptakan kita dengan bentuk yang sama. Bagaimana bisa sebagian orang tadi beranggapan Allah tak adil?

         Jika apa yang kita tidak kita minta saja Allah berikan yang terbaik. Apalagi yang kita minta, bukan? Menadahkan tangan berdo’a sembari hujan kecil menetes di pipimu. Jika tak di kabulkan jangan memvonis bahwa Dia tak adil. Sebenarnya kita lah yang bebal dalam mengartikan arti adil itu...
Ada yang hilang. Ada yang datang.
Semula, kehilangan menjadi awal aku merasa angin yang berhembus sepoi-sepoi seolah badai tornado. Rintik-rintik hujan yang mengguyur kotaku seolah tsunami aceh. Dan terik matahari seolah pembakaran massal di tubuhku. Hiperbola yang kurasakan. Tak menentu. Kadang melihat garpu saja seolah melihat serokan sampah. Ah sudahlah.. Kemudian, aku telusuri lagi kehidupanku. Apa yang salah. Apalagi yang keliru, teknis mana yang mengalami problem. Sampai akhirnya ku dapati penemuan bahwa Aku kurang bersyukur.

            Setelah masalah kuadrat itu kelar ku pecahkan. Mulailah aku mengencangkan sabuk keber-syukuran ku (?) Sebulan dua bulan tiga bulan memang sama saja rasanya. Ada yang hilang ada yang hilang. Bekali-kali mencoba bangkit dan tetap bersyukur sekarang aku mampu berkata “Ada yang hilang pasti ada yang datang” . Kehilangan mengajarkanku untuk melihat siapa yang datang dan membuat mereka tetap disisi bukan malah mengekori orang yang pergi itu. Dari kehilangan ku temukan yang lain, yang ternyata sama saja pedulinya. Yang ternyata Allah ciptakan untuk menemaniku. Dan orang itu yang menganggapku baik di tengah orang-orang mencemoohku.
            Allah itu adil. Selalu adil. Dan akan menjadi hakim yang paling adil....




            

Hanya Sebatas Jalan

        Terkadang yang hanya sebatas jalan menyisakan kenangan yang tidak sekedar hanya. Jalan itu memang biasa saja tak terlalu istimewa. Garis-garis berwarna hitam-putih sebagai pembatas tepi jalan nya pun terlihat sama disepanjang jalan. Pepohonan bersaut-sautan disebelahnya bahkan bersapaan dengan pepohonan disebrangnya. Beberapa ruko yang memang tampak rapi tersusun menambah kan suasana biasa seperti jalan yang lain. Ya memang jalan itu adalah jalan umum. 

            Jalan itu akan tampak sangat biasa ketika hari panas. Karena otakku enggan berfikir apa pun mengenai jalan biasa itu. Tapi lain ceritanya jika jalan itu basah & pepohonan yang bersautan tadi meneteskan air setetes demi setetes. Otakku, hatiku, jiwaku terbang ke hari itu. Mungkin jika ragaku dapat meminta, ia akan meminta pula untuk terbang bersama-sama yang lain.. Termasuk bersama kamu. Mungkin jalan itu hanya akan menjadi sebatas jalan. Jika aku, kamu tak pernah bertemu apalagi melalui jalan itu. Atau kita memang boleh jadi bertemu tapi..hari itu bukan hari terakhir aku dan kamu melalui jalan itu dan semuanya.......hilang.

            Jalan yang awalnya memang selalu ku anggap biasa menjadi jalan yang berakhir dengan luka. Andai saja waktu itu aku atau kamu terbang tak melewati jalan itu. Pastilah tepian hitam-putih dan pepohonan tadi tak menjadi hal memuakkan yang harus tiap hari aku lalui. Jalan itu adalah akhir rasanya. Jalan itu adalah rasa kecewa di balik harap.


       Hujan yang turun tak terlalu deras. Mungkin hanya beberapa tetes. Namun hujan itu semakin deras ketika jalan itu telah aku lalui dan aku sampai dirumah. Hujan tadi adalah air mataku. Air mata yang dulu adalah berarti untukmu. Dan air mata yang sekarang kamu abaikan semampumu. Mungkin salahku telah terlebih dahulu mengabaikan kepedulianmu. Mungkin memang kebodohanku yang telah terlebih dulu membiarkanmu membenciku karena sikap ke kanak-kanakanku. Mungkin aku yang terlampau sibuk untuk mencari orang lain. Sedang sebenarnya aku mempunyai kamu dulu. Selalu ada disaat sedihku, selalu ada di dalam tawaku, selalu menjadi alasan kenapa aku berhenti menangis;walau itu dulu...


            Semakin kesini aku semakin merelakan mu. Semakin berusaha untuk membuat jalan itu sebagai jalan yang benar-benar biasa. Jalan tanpa ada kamu di dalamnya. Jalan tanpa ada bayang-bayangmu yang bercanda denganku. Jalan tanpa ada tawa kita. Jalan tanpa ada tangis kecilku karena takut kehilanganmu;walau kini aku telah kehilanganmu...

       Aku mencoba melupakanmu lebih dalam. Lebih keras dari ini. Aku ingin pergi melupakan kenangan. Melupakan sang jalan yang menyisakan luka. Pergi untuk hal yang lebih pasti. Untuk tidak terus berdiri dengan sejuta harap yang ternyata kosong dan tak menentu. Ternyata bertahan di tengah-tengah ketidak pastian adalah hal yang paling menyakitkan. Dan terlebih ini karena soal pertemanan.. Memang, pertemanan sangat berarti untukku. Lebih dari apapun selain keluargaku. Tapi jika aku tahu sakit yang ku dapati karena pertemanan akan separah ini. Mungkin waktu itu aku enggan untuk berubah menjadi seorang yang perasa seperti sekarang.

       Mungkin seorang temanKu itu paham betul bagaimana aku. Tapi tetap saja, dia yang telah menjadi teman ku sempat menjadi orang yang selalu ada dalam hariku. Yang telah membuat hidupku banyak berubah. Yang telah melebarkan pandanganku atas arti kasih sayang dan dia yang telah membantu ku waktu itu tuk bangkit. Yang telah menjadi teman seperjuanganku walau hanya terhitung 3-4 bulan saja. Namun itu lebih dari berarti.

            Jalan yang kukatakan biasa tadi adalah jalan yang aku dan dia lewati ketika kami pergi. Namun setelah hari itu. Dia memang benar-benar pergi. Bukan pergi mengajakku jalan-jalan atau mencari buku, perlengkapan untuk pameran atau apapun. Dia pergi dalam artian lain. Dia enyah dari kehidupanku yang semula penuh tawa bersama dia. Sekarang kosong tanpa ada dia yang selalu menganggapku manja dan kekanak kanakkan. Sekarang tak ada lagi yang mendengar isak tangisku di malam hari melalu telefon di seberang jalan sana. Sekarang hanya ada aku, jarak dan dia. Yang ku yakin jarak di antara kami adalah jarak permanen yang sampai kapan pun tak akan bisa di hapuskan..

            Sesekali jarak itu akan hilang, namun setelah itu jarak akan semakin jauh. Sejauh dia melupakanku dan jarak itu akan susah untuk di persingkat sesusah aku yang ingin pergi dari bayang-bayangnya. Kini. Jalan ini. Jalan sepanjang... entahlah yang pasti tak sepanjang hayalku untuk penghayalan bahwa semua akan baik-baik saja. Mungkin temanku disana telah melupakan ku jauh lebih dalam. Dan telah bahagia jauh lebih bahagia.Biarlah aku, tangisku, dan air mataku di jalan ini yang menjadi saksi. Dulu aku sempat menangis di jalan ini karena takut kehilangannya dan berujung dengan benar-benar kehilangan..
Iya ini hanya sebatas jalan yang menyisakan..........Luka........

30SSJ.


Sunday, December 8, 2013

Ku Temukan Cinta Sederhana

Assalamualaikum..
Tulisan ini berasal dari aku yang menyayangimu. Tulisan ini berasal dari aku yang mungkin jauh dari kata sempurna. Ku coba merangkai kata demi kata. Mungkin tulisan ini hampir buruk dan sulit dimengerti. Memang tulisan yang sedari tadi di baca bukan seperti tulisan Mario Teguh yang penuh motivasi dengan kata-kata yang nyaris sempurna. Bukan pula seperti buku-buku best seller yang subhanallah indahnya. Ini hanyalah tulisan dari anak kecil yang beranjak dewasa. Aku menemukan cinta dalam kebersamaan kita. Aku menemukan kasih yang begitu hangat. Aku menemukan sayang yang entahlah bagaimana menjelaskannya? Aku dapatkan itu dalam ukhuwah ini, kak {}
           
       Ku sayangimu Karena Allah..

 Mungkin. Kalian adalah salah satu cara Allah membuatku sadar banyak orang diluar sana yang menyayangiku dan patut pula disayangi. Sungguh. Kalian adalah satu di antara penyemangatku ketika aku ‘terjatuh’ lalu tertimpa sesuatu yang hebat yang ke kenal dengan nama masalah. Memang raga ini tak selalu bersama kalian, tak selalu bisa bercengkrama dan mengungkapkan semuanya. Tapi entahlah, dari kejauhan pun kurasa dekat dengan kalian. Mungkin jarak yang tak begitu jauh akan terasa dekat ketika kita bertemu di atas sajadah. Allahuakbar. Aku...... Menyayangimu karena Allah kak :’) Maka biarkan lah aku terus menyayangimu. Tegurlah aku ketika lisan, perbuatanku tak lagi sesuai dengan perintahNya. Peluklah aku ketika aku merasa lelah dalam menjalankan sesuatu yang mempertemukan kita. Membumikan jilbab syar’i. Mungkin dengan pelukkanmu akan membuat semangatku kembali muncul bahkan lebih besar.

     Semoga Allah terus satukan kita dalam ikatan cinta ini.
Begitu banyak perbedaan. Sifat, usia, ekonomi, cara pandang, cara berpakaian dan memakai kerudungnya. Namun perbedaan menyatukan kita. Perbedaan itu tetaplah memiliki satu tujuan membumikan jilbab syar’i , kan? Sungguh. Allah maha Kuasa mempertemukan ku dengan bidadari hebat seperti kalian, kak. Tutur kata yang penuh kasih menyatu dalam benakku. Kalian mengajariku memecahkan suatu masalah bukan dengan amarah pun bukan dengan kekerasan. Melainkan dengan kasih nan lembut. Subhanallah.. Terkadang aku canggung berada di tengah tengah kalian. Kalian hebat. Mengerti agama. Hampir terlihat sempurna. Anggun dengan keistiqomahannya. Lalu siapa aku? Yang rasanya berbanding terbalik dengan kalian. Pantaskah aku berada di tengah kalian ? Sedang aku terkadang keistiqomahannya memudar lalu pekat kembali memudar lalu pekat kembali begitu pula seterusnya. Semuanya masih serba labil. Kadang berbicara tentang agama, kadang galau karena masalah duniawi. Lain hal nya dengan kalian. Selalau saja tenang. Masalah apa pun itu. Bagaimana aku bisa seperti kalian? Aku berusaha untuk berhenti bertanya bagaimana dan memulai perubahan. Tapi tetap saja. Aku belum bisa seperti kalian.
         
     Untuk Bunda Nana, Kak Linda, Kak Risky..
Ku peluk kalian dalam do’a ku ketika ku merindukanmu.. Ku titipkan pada Allah ketika tanganku tak mampu menjagamu. Dari kalian ku temukan cinta sederhana yang tulus. Yang darinya mampu beriku kekuatan dari sisi yang berbeda. Membuat pandanganku melebar selebar-lebarnya. Terimakasih atas cinta ini. Semoga terus bersatu {}:* Ana uhibbuki fillah kakak shalihat ^^

#SPJ_BATAM  #JilbabShare #TeamCreative 

Kurangkai Puisi Ini Untuk Ibu

Wanita terhebat itu kamu. Wanita yang kuat itu juga kamu. Wanita yang tangguh itu pasti kamu, Ibu.
Kini kasih sayangmu teramat sangat kurasakan. Kini semuanya terlalu jelas nyata di hadapanku..
Sedari dulu engkau berbicara, aku selalu membangkang..
hingga akhirnya….
Kini, aku melihatmu di terbaring lemah tak beradaya.
Tatapan matamu yang kosong dan kudapati sisa-sisa kekecewaan terhadapku.
Ku jelajahi tubuh mu dari ujung kaki dan semua nya menyiksaku.
Jiwaku terhempas jauh melihat kesakitanmu kini.
Inikah wanita yang dulu sering memarahiku dengan kasih sayang?
Inikah wanita yang perkataannya sering aku abaikan ?
Inikah dia wanita yang selalu ku buat sakit hatinya?
Ini kah dia ibuku ??
Iya, berkali-kali aku melihatmu. Dan kau tetap sama. Terbaring lemah tanpa bisa menasehatiku lagi.
Selang-selang itu membantu pernapasanmu.
Anak mana yang bisa melihat ibunya kesulitan bernafas?
seorang aku yang sedari dulu membangkang melebur..melebur dengan kesakitan yang ia rasakan.
Ibuku terbaring… Aku menahan semuanya, menutupi sejuta penyesalan namun aku tetaplah orang yang perasa, Air mataku jatuh di hadapannya.. Dihadapan ibu yang seharusnya aku beri semangat.
Tapi bagaimana bisa aku menahan air mataku ?
Bagaimana aku menyekatnya agar tak membasahi pipiku?
Tuhan…
Aku terlalu sayang dengan ibu. Ibuku yang selama ini perkataannya tak ku dengar.
Ibu yang dulu aku anggap tak adil dengan kasih sayang.
Ibu yang dulu aku vonis pilih kasih.
Dan ibu yang dulu selalu aku caci kecil di belakangnya…
Kini ia terbaring lemah, aku kehilangan ia..
ocehan kecilnya yang ternyata membuatku rindu.
Aku rindu ia yang sering berkata “ Makan nanti sakit” Atau “Jangan menunda-nunda waktu shalat”
Semuanya berbanding terbalik sekarang.
Siapa yang mengatur waktu makanku?
siapa yang mempedulikanku ? Mungkin diriku sendiri. Tanpa ada celotehmu lagi..


Terkadang aku berfikir…
Mengapa Sering kali dia menasehatiku,?
Mengapa sering kali dia mengaturku.?
Hal ini, Hal itu selalu salah di matanya.
Entah apa maksutnya, apa dia tak bisa melihatku bahagia tanpa ocehannya??
Namun fikiran itu musnah, hilang dan tanpa bekas.
Kini ku sadar....
Dia menginginkan yang terbaik.
Dia mengasihiku tanpa kenal waktu.
entah berapa banyak air mata yang keluar dari pipinya karenaku,
Entah seberapa sering perkataannya tak kudengar.
Entah sudah seberapa hancur hatinya karena tingkahku.
tapi yang ku dapati selalu senyuman, dan
selalu terselip namaku dalam do’anya.
Mili detik kehidupannya pun serasa ingin melihatku bahagia, tanpa memikirkan kebahagiaannya.
Dia yang mengajariku kesabaran, keikhlasan.
Dia yang memberiku arti Kasih sayang.
dan dia membuatku mengerti segalanya.
Cintanya begitu besar,
Luas samudra, tingginya Gunung, dalamnya lautan.
 bagiku tak dapat melukiskan betapa besar cintanya untukku.
Tak dapat ku balas semuanya, tak dapat ku carikan pengganti ia di hatiku.
dia begitu berjasa, dia begitu ku sayangi, dia begitu dan sangat berarti.
iya….
DIA adalah IBU  :”)

Kurangkai kata demi kata menjadi puisi yang berantakan ini. Namun dengan sakitmu memang adalah luka bagiku, bu. Tetes air mata itu pun adalah hal menakutkan bagiku. Teringat rumah sakit itu. Dan ruangan UGD itu. Entahlah. Ku harap ibu tak lagi bermain-main di dalamnya. Cukuplah waktu itu aku kehilangan semuanya dalam waktu satu minggu. Cukuplah waktu itu saja aku merasakan kesulitan sendiri. Tanpa ada kamu, bu..
            Bahagiamu adalah bahagiaku;ternyata. Bosan memang jika hari hariku selalu ada celotehmu tentang ini itu. Namun disisi lain lebih menyakitkan ketika celotehmu tentang ini dan itu hilang.. Sudahlah.. Aku tahu. Kau selalu inginkan yang terbaik untukku..
Ibu.. Aku menyayangimu karena Allah {}:*


Tuesday, December 3, 2013

Kepada kamu yang telah lama ada.


Ini adalah tulisan di mana aku yang buta dan tuli telah mampu melihat dengan sempurna dan mendengar dengan jelas. Kepada kamu yang telah lama ada namun keberadaannya baru aku anggap ada. Kepada kamu yang pengharapannya menjadi semu karena perlakuanku. Kepada orang yang sebenarnya selalu ada namun lagi-lagi keberadaanmu ku anggap semua, padahal kamu nyata.
            Kamu. Membuat mataku yang ‘buta’ menjadi kembali melihat.
Dari sosok kamu yang selama ini menjadi subjek yang ‘diam’ yang dimana sampai kediaman mu berubah jadi suara kemarin. Aku benar-benar mampu melihat. Bukan dari satu sisi. Tapi berbagai sisi. Bukan dari ‘kepercayaan diriku’ dan pengharapan. Tapi dari kenyataan yang terjadi bahkan di luar dugaan. Mataku yang semula buta. Yang terus saja mengharapkan pertemanan yang retak kembali utuh. Hanya fokus pada satu tempat. Yaitu satu. “Aku hanya ingin dia kembali” . Tapi pengharapanku berujung pada pengabaian. Lebih dari kata mengabaikan. Ini lebih sakit. Setiap malam dimana aku merasakan rindu akan pertemanan itu ada, aku menangis dengan alasan yang tak jelas. Lagi lagi dia tak tahu. Aku bertanya pada boneka-boneka yang sedari tahun lalu menginap dirumahku “Kenapa semua berujung pada air mata dan pengabaian?” Dari tahun lalu. Hingga kemarin –Sebelum kediamanmu kamu suarakan- semua memang belum terjawab. Namun sekarang, aku mendapatkan jawabannya. Yaitu Aku akan merasakan apa yang orang lain rasakan karena dan disebabkan olehku.

      Aku akan merasakan apa yang orang lain rasakan karena dan disebabkan olehku.
Allah memang selalu adil. Mungkin sisi Adil Nya sangat sulit kita telaah. Terkadang Allah memberikan semuanya di luar dugaan. Adil tak harus sama. Adil itu mendapatkan segala sesuatu sesuai porsinya. Mungkin. Aku dengan pertemanan lamaku adalah porsinya. Ya kurang dari satu tahun kebahagiaan itu hilang. Dan baru kusadari. Bukan hilang. Tapi Allah menggantikan dengan orang-orang yang akan muncul. Seperti kamu, ayu, suci, febri dan entahlah... Aku mengabaikanmu. Tak menganggap mu seperti aku menganggap dia. Pantas saja. Sekarang aku juga di abaikan. Sama seperti ku mengabaikanmu. Mengabaikan orang yang 2 tahun belakangan telah menutup rapat semuanya sendiri. Tanpa seorang pun yang tahu. Terimakasih telah membuat mataku yang buta tadi telah melihat secara sempurna. Dan telinga ku yang tuli telah mendengar secara jelas. Ternyata masih banyak orang yang mengharapkanku menjadi temannya, sepertimu,wi. Ternyata aku juga di harapkan di sebagian orang sama seperti ku mengharapkan dia, wi. 
   
Kamu adalah salah satu orang yang membuatku mengerti bahwa pertemanan bukan hanya dengan satu orang, bukan hanya dengan satu subjek. Tapi berbagai pihak. Lagi pula, sesama muslim bersaudara. Iya kan ? J Aku bertekad untuk tidak memilih-milih dalam kebaikan. Untuk tidak mengabaikan beberapa pihak walau mereka bukan teman dekatku. Untuk tidak menutup diri dengan pertemanan baru. Untuk tidak buta lagi dengan kode-kode orang orang di sekitarku. Dan untuk tidak membuat orang lain merasakan apa yang aku rasakan tentang pengabaian itu. Ya.. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali.
            Mulai dari Ayu. Febri. Kamu dan entah mungkin akan ada orang yang berdatangan lagi. Kalian jadi alasan kenapa aku ingin berpindah dari pertemanan lamaku yang telah tiada pada perubahan pertemanan baruku.. Semoga Allah menyatukan kita. Dalam cinta yang siapapun tak mampu meruntuhkannya. Dalam kasih dan sayang yang siapa pun itu tak mampu merusaknya seperti pertemanan masa laluku. Dalam ketulusan yang tetap utuh. Semoga Dia melindungi kita di mana pun dan sampai kapanpun..

            Kepada kamu yang telah lama ada namun baru ku anggap ada.
Semoga tak timbul dendam atau kebencian karena tingkahku dulu. Maaf atas –mungkin- pengabaianku. Aku tak mau siapa pun termasuk kamu merasakan apa yang aku rasakan. Well.. Walau sebenarnya telah kamu rasakan lebih lama dariku.. Semoga kata terlambat itu tidak ada. Walaupun ada.. Lebik baik terlambat kan hehe :p
Makasih ya {} Teman lamaku :*

#DewiTiwi {}