Sempurnanya hidup yang Dia berikan pada hambaNya. Yang
saling menadahkan tangan sambari berkomat-kamit kecil yang kusebut do’a. Lalu
Dia mengabulkannya pun terkadang tak terkabul dan memberikan sesuatu yang jauh
lebih baik dari pada apa yang ia komat-kamit
kan . Selalu meminta kebahagiaan namun kesedihan yang di dapati. Sebagian
orang berkata “Allah gak adil. Kenapa
selalu aku? Apa aku gak pantes buat bahagia? Aku mau bahagia kali ini aja
yaAllah” Padahal dengan di datangkan kesedihan itulah pada endingnya kita
akan merasakan apa itu kebahagiaan. Jika kita merasakan kebahagiaan itulah
nantinya kita akan tahu apa itu kesedihan.. Termasuk memiliki.... Sampai
akhirnya kita tahu, apa itu kehilangan...
Allah Yang
Maha Sempurna. Yang membolak-balikkan hati hambaNya. Terkadang menangis,
tertawa, bersedih, murung di berikan agar kita menjadi pribadi yang lebih
tangguh dan super. Bukan malah menjadi pribadi pencemooh dan memvonis bahwa Allah itu tidak adil. Adil bukan harus
sama, adil adalah ketika satu orang dengan yang lain mendapatkan sesuatu sesuai
porsinya. Mungkin part kebahagiaanmu
bukan di umur ini. Umur yang akan datang? Siapa tahu? :’) Berprasangka baiklah
terhadap Allah. Allah tahu apa yang terbaik untuk hambanya. Dan ketika part ini kamu telah bahagia. Bersyukurlah
dan tetap bersyukur ketika part berikutnya merasakan apa itu luka tangis dan
kecewa..
Apa kamu pernah meminta matamu berada di depan bukan di
belakang saja? Atau di atas atau disamping kanan-kiri? Apa kamu pernah meminta
tangan mu berjumlah 2 ? kenapa tidak angka favoritmu? Apa kamu pernah meminta
jari kaki dan jari tanganmu panjangnya berbeda-beda? Kenapa tidak sama semua
atau bahkan kaki yang lebih panjang dari jari tanganmu? Apa kamu pernah meminta
hidung kamu berlubang dua bukan satu atau empat sekaligus? Tentu tidak. Mungkin
jika boleh meminta, banyak orang yang ingin ini bentuknya seperti ini bentuknya
seperti itu. Apakah yang di inginkan adalah yang terbaik? Belum tentu. Sebab
itu Allah menciptakan kita dengan bentuk yang sama. Bagaimana bisa sebagian
orang tadi beranggapan Allah tak adil?
Jika apa yang kita tidak
kita minta saja Allah berikan yang terbaik. Apalagi yang kita minta, bukan?
Menadahkan tangan berdo’a sembari hujan kecil menetes di pipimu. Jika tak di
kabulkan jangan memvonis bahwa Dia tak adil. Sebenarnya kita lah yang bebal
dalam mengartikan arti adil itu...
Ada yang hilang. Ada yang datang.
Semula, kehilangan menjadi awal aku merasa angin yang
berhembus sepoi-sepoi seolah badai tornado. Rintik-rintik hujan yang mengguyur kotaku
seolah tsunami aceh. Dan terik matahari seolah pembakaran massal di tubuhku.
Hiperbola yang kurasakan. Tak menentu. Kadang melihat garpu saja seolah melihat
serokan sampah. Ah sudahlah.. Kemudian, aku telusuri lagi kehidupanku. Apa yang
salah. Apalagi yang keliru, teknis mana yang mengalami problem. Sampai akhirnya ku dapati penemuan bahwa Aku kurang bersyukur.
Setelah
masalah kuadrat itu kelar ku pecahkan. Mulailah aku mengencangkan sabuk keber-syukuran ku (?) Sebulan dua bulan
tiga bulan memang sama saja rasanya. Ada yang hilang ada yang hilang.
Bekali-kali mencoba bangkit dan tetap bersyukur sekarang aku mampu berkata “Ada
yang hilang pasti ada yang datang” . Kehilangan mengajarkanku untuk
melihat siapa yang datang dan membuat mereka tetap disisi bukan malah mengekori
orang yang pergi itu. Dari kehilangan ku temukan yang lain, yang ternyata sama
saja pedulinya. Yang ternyata Allah ciptakan untuk menemaniku. Dan orang itu
yang menganggapku baik di tengah orang-orang mencemoohku.
Allah itu
adil. Selalu adil. Dan akan menjadi hakim yang paling adil....
No comments:
Post a Comment