Berkali-kali setelahnya. Selalu ada luka.
Kepingan kenangan yang pernah kurakit bersamamu kini berbuah
menjadi abu yang memburamkan mata. Membuat sesak ketika dihirup dan tak akan
ada yang ingin menyimpannya erat. Meski hanya sesaat.
Mati-matian aku membuang mereka; seperti kau yang membuangku
dari dunia. Seperti kau yang mengusirku dengan paksa. Hingga akhirnya aku
tersungkur sendirian, tanpa pedulimu, tanpa pertolonganmu. Hanya ada beberapa
orang yang mau menopangku. Dan jelas, orang itu bukan kau.
Dulu, aku selalu menjadikanmu orang yang paling istimewa di
atas istimewa. Dulu, aku selalu berdo’a kaulah yang menjadi tubuh keduaku. Hingga
mati-matian pula aku ingin melindungimu. Sampai detik ini, meski semuanya
berakhir semu.
Malam, aku selalu dibuat gila oleh permainan otakku. Yang menyeretku
menyaksikan rekaman bodoh yang pernah terjadi antara kita. Mereka begitu jelas,
dipaksa berhentipun tak akan pernah bisa. Rekaman itu terus berulang. Setiap malam.
Setiap saat, ketika yang kusebut rindu itu tercipta. Namun, jika kau paham. Berkali-kali
setelahnya. Luka itu selalu datang.... Mengerikan...
No comments:
Post a Comment