♫♬

Sunday, December 21, 2014

Rindu Menulis yang Akhirnya Diabaikan

Ada yang bilang aku bodoh, karena menunggu terlalu lama. Ada juga yang bilang aku bebal, karena terlalu bersikeras berdiri tanpa penganggapan.

Tak sedikit pula yang mengatakan aku kejam, karena terlampau berbaik hati pada orang yang tak punya hati untuk menganggapku ada. Ada yang bilang hatiku batu, sebab mau bertahan untuk manusia berhati baja seperti kamu.

Beberapa pihak menyalahkanku, kenapa harus kamu yang mati-matian dipertahankan sedangkan yang jelas nyata ada, aku biarkan dan terkesan aku abaikan?

Aku menyerah sebenarnya menganggap kamu ada, menganggap kamu berarti dan seterusnya. Mereka, dan sebagian yang lain mana tahu seberapa berartinya kamu. Meski tanpa sebuah gelar sahabat, kamu tetap berarti untukku. Sampai detik ini.

Tanpa sebuah gelar, aku berhutang banyak padamu. Meski perlu kamu tahu, aku berdiri dan menanti perubahanmu bukan karena sebuah hutang budi. Perlu kamu tahu juga, aku benar-benar berharap besar akan perubahanmu.

Dua bulan lagi, usia kita sama-sama bertambah. Aku masih ingat, tahun lalu dan tahun yang lalunya lagi. Kamu tetap tak pernah mau bertemu denganku. Aku tak tahu bagaimana tahun selanjutnya, apakah hatimu tak berniat berbaik hati juga?

Dua tahun ini, aku tetap merangkai rindu sendiri. Merangkai harap, berjalan bersama menujuNya.

Aku menyayangi sahabatku sekarang. Itu jelas saja. Aku juga menyayangi teman-teman seperjuanganku yang selalu ada setelah kamu pergi. Tapi ada ruang dalam hati yang masih lapang dan itu untuk kamu, teman yang mengubahku menjadi perasa seperti sekarang.

Sudah lama sekali aku berhenti menulis, tapi kali ini aku rindu.
Aku rindu menulis yang akhirnya kamu abaikan. Aku rindu berbicara, yang akhirnya tak kamu dengar. Dan aku rindu untuk kamu rindukan. Seperti kamu merindukan sahabat-sahabatmu.

Sampai hijrahmu datang, aku akan berada pada titik yang sama.
Aku berjanji, ketika hijrah itu telah kamu lewati. Dan kamu tak menginginkanku ada. Aku akan berhenti menjadikanmu yang berarti. Its a promise. Hanya itu yang aku tunggu selama ini.


Semoga akhirnya kamu mengerti......

No comments:

Post a Comment