Tak ada yang lebih hebat di
mataku selain cara kamu bertahan menjalani hidup—meski kutahu, kamu
tertatih-tatih berjalan di tengah duka.
Selalu aku terlihat kerdil jika
aku di hadapkan denganmu. Dengan sejuta kejadian, yang nyatanya aku lebih
beruntung dari kamu. Sempat sesekali aku berpikir, hidupmu jauh lebih indah
daripada aku. Namun setelah mata yang kumiliki ini kubuka lebar, ternyata
justru akulah yang memiliki hidup yang lebih sempurna.
Maaf, berulang-ulang hati ini
selalu cemburu dengan kedekatanmu. Maaf, berkali-kali aku selalu
mempermasalahkan hal yang sepele karena hati tak mau sedikitpun mengalah pada
rasa ego.
Detik sebelum ini, menit, jam,
hari, bulan, dan tahun sebelum ini. Aku selalu merasakan kagum dengan caramu
bertahan. Dengan caramu yang tanpa air mata berhadapan dengan kami. Justru
akulah yang tak kuasa membendung tangis.
Kamu,
Tetaplah bertahan dengan caramu. Mungkin
benar, jika aku berada pada posisimu. Tanpa orang-orang yang menopangku, aku
hanyalah seorang gadis bodoh yang terjerembab dalam lubang kesedihan. Tapi syukurnya,
kamu tidak selemah aku. Tidak serapuh aku dalam menghadapi sebuah masalah.
Kepada kamu yang lagi-lagi
membuatku menganga karena bangga.
Aku tak tahu harus berbuat apa. Tak
akan ada kata yang bisa mewakili bagaimana rasa bersalahku ini menyeruak, juga
dengan kekagumanku denganmu. Semua bercampur menjadi satu.
Terimakasih untuk segala
pengertian yang selama ini kamu ajarkan. Sekali lagi, aku tak akan pernah iri
apalagi cemburu dengan apa yang kamu punya.
Aku, menyayangimu. Seperti kamu
yang menyayangi kami selama ini.
Lovely Zi...
No comments:
Post a Comment