♫♬

Wednesday, July 1, 2015

Untuk Kamu, Tentang Kagum Yang Tersemai

Hai, makhluk ciptaan Tuhan yang entah kenapa menyedot separuh dari perhatianku. Memandangmu adalah candu. Berlebihan atau tidak, saya tahu saya tidak seorang diri.
***
Jarak terkadang membuat yang jauh kerap kali berlaku tidak waras. Sama seperti saya, saya diluar batas kewarasan. Ada mimpi yang terlukis diluar jalurnya. Mimpi yang entah kenapa harus terlukiskan di alam bawah sadar. Ya, mimpi saya adalah bertemu dengan makhluk ciptaan Tuhan bernama Dera.

Seorang yang bukan siapa-siapa yang sekarang saya panggil dengan sebutan Kak Dera. Tentu saya bukan adiknya, bukan juga saudaranya. Saya masuk dalam list pengagum yang keberadaannya bahkan tak terjangkau mata. Saya semu dan tak terpandang.
Pengagum seperti saya seolah berjudi dengan takdir. Bertaruh dengan mimpi. Dia—Kak Dera—barangkali tidak pernah meminta ada seseorang yang mencintainya, menyayanginya, atau bahkan mendo’akan dalam sujudnya.

Tapi hati saya tertarik. Kehidupannya memang berbanding terbalik dengan saya. Saya berkerudung labuh, sedangkan dia bergaya cool kelaki-lakian. Tapi tenanglah, saya normal dan masih mencintai seorang laki-laki.

Justeru ini yang saya suka, caranya menghadapi manusia bernalar rendah yang selalu berkoar-koar.
Lesbian ya?”
“Pacarnya,Der?”
“Udah belok nih si Dera,”
Dengan tanggapan yang positif. Ah, apa pentingnya perkataan orang dengan hidup kita?

Kamu yang sekarang penyemangat dalam tulisan saya, tenanglah. Apapun yang mereka katakan masih banyak yang setia. Masih banyak yang mendo’akan. Dan masih ada cinta yang terpintal dari segala penjuru kota, untuk kamu,Kak.
Dari jauh saya—atau bahkan yang lain juga merasakan hal yang sama—tetap melukiskan harap setiap saat. Percayalah, seseorang yang bergelut dengan jarak lebih hebat kesetiaannya. *jedeeer*

Note : Setelah tulisan ini saya post pasti akan ada pihak yang menghujat saya seperti biasa. Lantas tenanglah wahai pencibir, tidakkah saya menyusahkan kalian karena ini? 

No comments:

Post a Comment