♫♬

Tuesday, November 5, 2013

Tak Melulu Harus Bersahabat

    “Sayang tak melulu harus bersahabat” Seperti aku yang menyayangimu, tapi dunia tahu kamu bukan sahabatku, yu ;;) Tak mudah menganggap sahabat. Karena katanya sahabat itu akan ada dalam suka dan duka. Mungkin kamu ada ketika aku bahagia dan ketika aku mengalami masa dimana aku lupa bagaimana cara tersenyum. Tapi pertanyaannya adalah apakah aku juga ada ketika kamu jatuh dan terpuruk? Sahabat. Iya. Tak selamanya harus berstatus sahabat untuk saling mengerti. Tak melulu harus berembel embel “Dia sahabatku” untuk berkata “Aku menyayanginya” Dan tak perlu beranggapan sahabat untuk saling mengerti. Karena status “SAHABAT” tak selalu mulus dan lebih awet ketimbang pertemanan tanpa status “SAHABAT” itu...

   Bermain-main dan menerka.
Bermain-menerka. Selama ini aku terlalu sibuk bermain dan menerka nerka takdir. Menerka-nerka kemungkinan-kemungkinan kembalinya dia teman masa laluku. Sampai akhirnya aku tak memfokuskan ada kamu, mereka dan banyak orang disekitarku. Aku terlalu sibuk mencari bayang yang telah samar. Menggenggam bayangan yang tak mungkin nyata ku genggam. Padahal ada orang yang nyata sepertimu. Berkali-kali aku berfikir. Datang dari mana kamu? Kapan kita mulai dekat? Sejak kapan kita sering mentertawai satu sama lain? Bagaimana awalnya kita saling pukul karena candaan kita? Kenapa kamu datang-tiba-tiba? Atau aku lah selama ini yang terlampau buta akan kenyataan? Bahwa banyak orang lain selain dia yang masih mampu membuatku tertawa..

   Bukankah kamu dulu sainganku?
Dulu. Aku sempat iri. Dulu aku sempat kesal. Karena selalu kamu yang menjadi nomer satu. Sedangkan aku di bawahmu. Selalu dan selalu. Rasanya muak berteman denganmu. Karena di balik pertemanan itu ada rasa iri yang semakin menjadi. Namun, kenapa sekarang semua nya berbalik? Kenapa aku begitu rela menerima kenyataan dan iriku lenyap ? Bersaing tanpa iri. Bahkan sekarang aku tak segan-segan bertanya. Apalagi semenjak kita duduk satu bangku. Ada sayang yang muncul. Ada kepedulian yang terjalin. Ada rasa sepi jika tak bertengkar kecil. Aku tahu. Semua berubah karena kamu orang pertama yang peduli akan hari jadiku hari dimana aku dilahirkan. Iya. Seorang yang aku anggap saingan adalah orang yang pertama peduli akan kelahiranku. Kamu polos. Kamu terlalu lucu untuk di anggap saingan. Apalagi jika aku harus iri dan membencimu dalam diamku, kan?

   Aku baru tahu ternyata aku sayang.
Sebulan dua bulan sampailah 2 tahun. 1 tahun kita duduk satu bangku. Menuliskan cerita lucu, sedih dan ah entalah. Namun menyesakkan. Ternyata aku menyayangi teman sepertimu. Huh. Sesak? Iya sesak! Bukan karena aku menyayangimu. Tapi karena waktu nya. Kenapa harus  di pengujung ?

Dalam hitungan bulan pun kita akan berpisah. Tak akan ada lagi pukulan pukulan ku yang mendarat di lenganmu. Tak akan ada lagi goresan-goresan tinta ketika kita perang.
Tak akan ada lagi katakata “OH” dari mulutmu. Atau sekedar kata “Yaudah sih” yang kerap kali kamu lontarkan ketika aku terus saja berceloteh.
Lalu siapa yang akan mengalahkan ku lagi? Lalu siapa yang akan menjadi nomer satu di atasku? Bagaimana jika aku kesulitan menelaah soal akuntansi?
Siapa yang akan aku ganggu ketika ia sedang mencatat ?
Air minum siapa lagi yang akan aku minta dengan cara bertengkar kecil dulu? Siapa lagi yang selalu menyusahkanku ketika aku akan pergi ke kantin? Siapa yang akan ku bawakan kue lagi jika pamanku membuatkannya? Siapa lagi yang akan bernyanyi-nyanyi denganku ketika pelajaran kosong? Siapa yang akan menggoncengku pulang kerumah untuk mengambil rapot? Lalu......
Siapa lagi yang menggangguku ketika aku sedang bermain laptop? Lalu siapa yang akan mencolek daguku ketika aku cemberut? Orang mana lagi yang akan memberikan kue donat ketika aku menangis? Siapaaaaaa!!!!!
Aku barulah sadar, jika aku telat menyadari. Tak melulu harus berstatus sahabat untuk menyayangi..
Aku sadar ternyata aku sayang, ketika kamu diam.
Aku kehilangan tawa-tawa konyol kita. Aku kehilangan orang yang selalu aku pukuli lengannya. Aku kehilangan kata kata OH dari mulutmu. Aku kehilangan orang yang selalu punya bahan tertawaan.

Perbedaan tak harus membuat kita membenci kan? Aku tau. Dalam hitungan bulan semua akan berubah. Tak akan ada lagi Ayu yang duduk sebangku dengan ku. Tak akan ada lagi Ayu yang kusebut “Ciken hany” Tak akan ada lagi Sayu. Tak akan ada lagi Mbak Manager. Hanya ada ingatan tentang Triple S!!! :’’’’) Serius.
Dunia harus tau! Kalau kamu kini salah satu orang yang aku sayang....
Temanku.














No comments:

Post a Comment