“Sayang tak melulu
harus bersahabat” Seperti aku yang menyayangimu, tapi dunia tahu kamu bukan
sahabatku, yu ;;) Tak mudah menganggap sahabat. Karena katanya sahabat itu akan ada dalam suka dan duka. Mungkin kamu ada
ketika aku bahagia dan ketika aku mengalami masa dimana aku lupa bagaimana cara
tersenyum. Tapi pertanyaannya adalah apakah
aku juga ada ketika kamu jatuh dan terpuruk? Sahabat. Iya. Tak selamanya harus
berstatus sahabat untuk saling mengerti. Tak melulu harus berembel embel “Dia sahabatku” untuk berkata “Aku menyayanginya” Dan tak perlu
beranggapan sahabat untuk saling mengerti. Karena status “SAHABAT” tak selalu
mulus dan lebih awet ketimbang pertemanan tanpa status “SAHABAT” itu...
Bermain-main dan
menerka.
Bermain-menerka. Selama ini aku terlalu sibuk bermain dan
menerka nerka takdir. Menerka-nerka kemungkinan-kemungkinan kembalinya dia teman masa laluku. Sampai akhirnya
aku tak memfokuskan ada kamu, mereka dan banyak orang disekitarku. Aku terlalu
sibuk mencari bayang yang telah samar. Menggenggam bayangan yang tak mungkin
nyata ku genggam. Padahal ada orang yang nyata sepertimu. Berkali-kali aku
berfikir. Datang dari mana kamu? Kapan kita mulai dekat? Sejak kapan kita
sering mentertawai satu sama lain?
Bagaimana awalnya kita saling pukul karena candaan kita? Kenapa kamu
datang-tiba-tiba? Atau aku lah selama ini yang terlampau buta akan kenyataan?
Bahwa banyak orang lain selain dia yang masih mampu membuatku tertawa..
Bukankah kamu dulu
sainganku?
Dulu. Aku sempat iri. Dulu aku sempat kesal. Karena selalu
kamu yang menjadi nomer satu. Sedangkan aku di bawahmu. Selalu dan selalu.
Rasanya muak berteman denganmu. Karena di balik pertemanan itu ada rasa iri
yang semakin menjadi. Namun, kenapa sekarang semua nya berbalik? Kenapa aku
begitu rela menerima kenyataan dan iriku lenyap ? Bersaing tanpa iri. Bahkan
sekarang aku tak segan-segan bertanya. Apalagi semenjak kita duduk satu bangku.
Ada sayang yang muncul. Ada kepedulian yang terjalin. Ada rasa sepi jika tak
bertengkar kecil. Aku tahu. Semua berubah karena kamu orang pertama yang peduli
akan hari jadiku hari dimana aku
dilahirkan. Iya. Seorang yang aku anggap saingan adalah orang yang pertama
peduli akan kelahiranku. Kamu polos. Kamu terlalu lucu untuk di anggap saingan.
Apalagi jika aku harus iri dan membencimu dalam diamku, kan?
Aku baru tahu ternyata
aku sayang.
Sebulan dua bulan sampailah 2 tahun. 1 tahun kita duduk satu
bangku. Menuliskan cerita lucu, sedih dan ah entalah. Namun menyesakkan.
Ternyata aku menyayangi teman sepertimu. Huh. Sesak? Iya sesak! Bukan karena
aku menyayangimu. Tapi karena waktu nya. Kenapa harus di pengujung ?
Dalam hitungan bulan pun kita akan berpisah. Tak akan ada lagi pukulan
pukulan ku yang mendarat di lenganmu. Tak akan ada lagi goresan-goresan tinta
ketika kita perang.
Tak akan ada lagi katakata “OH” dari mulutmu. Atau sekedar kata “Yaudah
sih” yang kerap kali kamu lontarkan ketika aku terus saja berceloteh.
Lalu siapa yang akan mengalahkan ku lagi? Lalu siapa yang akan menjadi
nomer satu di atasku? Bagaimana jika aku kesulitan menelaah soal akuntansi?
Siapa yang akan aku ganggu ketika ia sedang mencatat ?
Air minum siapa lagi yang akan aku minta dengan cara bertengkar kecil
dulu? Siapa lagi yang selalu menyusahkanku ketika aku akan pergi ke kantin?
Siapa yang akan ku bawakan kue lagi jika pamanku membuatkannya? Siapa lagi yang
akan bernyanyi-nyanyi denganku ketika pelajaran kosong? Siapa yang akan
menggoncengku pulang kerumah untuk mengambil rapot? Lalu......
Siapa lagi yang menggangguku ketika aku sedang bermain laptop? Lalu
siapa yang akan mencolek daguku ketika aku cemberut? Orang mana lagi yang akan
memberikan kue donat ketika aku menangis? Siapaaaaaa!!!!!
Aku barulah sadar, jika aku telat menyadari. Tak melulu harus berstatus
sahabat untuk menyayangi..
Aku sadar ternyata aku sayang, ketika kamu diam.
Aku kehilangan tawa-tawa konyol kita. Aku kehilangan orang yang selalu
aku pukuli lengannya. Aku kehilangan kata kata OH dari mulutmu. Aku kehilangan
orang yang selalu punya bahan tertawaan.
Perbedaan tak harus membuat kita membenci kan? Aku tau.
Dalam hitungan bulan semua akan berubah. Tak akan ada lagi Ayu yang duduk
sebangku dengan ku. Tak akan ada lagi Ayu yang kusebut “Ciken hany” Tak akan
ada lagi Sayu. Tak akan ada lagi Mbak Manager. Hanya ada ingatan tentang Triple
S!!! :’’’’) Serius.
Dunia harus tau! Kalau kamu kini salah satu orang yang aku
sayang....
Temanku.
No comments:
Post a Comment