Antara Aku dan Kau
(Wulan Ary Arviati)
-Perpisahan-
Hujan
mengingatkan aku tentang satu rindu. Ketika kau masih disampingku.
Ketika kau masih mengukir
senyum denganku..
Ketika tawa itu
masih merekah di bibirmu dan dapat kunikmati..
Terbayang satu
wajah penuh kehangatan. Penuh cinta kasih pula..
Teringat senyum
manismu yang dulu masih ada.
Terungat saat kau
berada disampingku. Mendekap erat tubuhku kala itu..
Kau tahu? aku
sudah berkali-kali melupakanmu..
Melupakan ‘kita’
dimasa lalu. Mencari pengganti yang lebih baik darimu..
Banyak yang
datang dan pergi silih berganti..
Banyak yang
berhamburan di kehidupanku dan mencoba menyatu.
Banyak yang
berjalan mendekati kehidupanku dan mencoba membuatku tertawa..
Namun kala itu
yang aku harapkan kau!
Namun yang aku
tunggu-tunggu itu kau!
Yang berjalan ke
arahku akhirnya jatuh di tengah jalan tanpa bangkit kembali.
Yang berhamburan
di kehidupanku pun kembali berhamburan keluar..
Bagaimana aku
bisa dengan mudahnya menghapus kau di dalam benakku?
Ketika hati tak
pernah absen menyebut namamu.
Ketika bibir
selalu saja mengeja namamu..
Ketika mata
selalu tertuju pada ‘bayang’ yang dulu ada disampingku.
Ketika otak tak
pernah lelah melukiskan kembali wajah indahmu?
Antara aku dan
kau..
Antara
kesakitanku dan kebahagiaanmu dengannya..
Bisakah kau
menjelaskan sedikit agar aku tak terlampau menyayangimu lagi?
Katakan bahwa aku
adalah bumi dan kau adalah bulan.
Agar aku tak
selalu berharap untuk menuju bulan dengan sejuta keanangan ini.
Katakan bahwa aku
adalah siang dan kau adalah malam.
Agar aku sadar
bahwa kau dan aku tidak pernah bisa menyatu dalam saat yang bersamaan.
Katakan bahwa aku
adalah air dan kau adalah minyak.
Agar aku dapat
membuka mataku, bahwa kita tak bisa berbaur.
Agar ku simpan
rasa antara aku dan kau ini..
Hanya dalam
diam..
Hanya dalam
hati....