Saya harus memulai dari awal lagi. Dari nol. Benar-benar
dari sisa semangat yang ada. Dari puing-puing keyakinan yang dulu dihancurkan. Dari
sepercik harap yang beruntungnya masih tersemat.
Saya harus memulai. Saya harus belajar merangkai. Saya harus
maju. Bukan malah mundur tanpa jeda. Saya tercipta bukan untuk mengalah, saya
diciptakan untuk berjuang.
Lupakanlah pengabaian atas nama tulisan yang pernah saya
rangkai. Pengabaian atas apa yang saya tulis semestinya tidak menjadi tembok
penghalang saya untuk terus mencoba. Meski tulisan saya sekarang hambar, meski
yang bisa saya torehkan hanya rasa kesakithatian. Biarlah. Asal saya tetap menulis.
Biarkan saja mereka mencaci tulisan saya, persetan dengan
omongan orang. Memangnya, apa penting perkataan mereka di hidup saya?
Saya harus memulai karena masih ada pihak yang meyakini
bahwa saya masih mampu. Masih ada pihak yang menunggu hasil tulisan saya. Masih
ada pihak yang dengan suka cita memberi saya semangat. Meski semangat itu
rasanya kabur dalam pandangan saya.
Saya sudah terlampau lama diam. Saya terlampau banyak
memendam. Hingga sekarang, satu perkataan dia membuat saya sadar.
Saya harus menulis. Saya harus mengejar mimpi saya. Tak peduli
seberapa lama akan tercapai. Saya harus mampu berjuang. Saya harus bisa
bertahan.
Saya tahu dia tulus, saya tahu dia masih setia. Menunggu saya.
Menunggu karya saya—yang entah seberapa lama saya bisa selesaikan.
Saya menulis karena saya mau. Saya menulis karena saya
sadar, sebuah pengabaian takkan pernah habis hanya karena berhenti menulis.
Saya harus memulai. Untuk diri saya. Untuk cita-cita saya. Dan
untuk kebaik hatiannya memberi semangat dalam hidup saya.
Saya akan mulai dari awal. Dari titik terendah merangkai
kata. Saya akan coba.
Bersabarlah…
No comments:
Post a Comment