Teruntuk pemilik tangan yang mau menopangku;tanpa
terkecuali..
Tulisan ini lagi-lagi tetap sama. Mengisahkan tentang rasa
yang tak sampai kata untuk berbicara. Atas harap yang tak bisa terus aku dekap
seoarng diri.
Ada masa di mana Tuhan diam. Membiarkanku terjatuh, yang
kata orang agar aku dapat mengerti bagaimana caranya bertahan, juga bangkit
dari keterpurukan. Tuhan tahu aku mampu, Tuhan tahu banyak yang nantinya akan
peduli. Atau bahkan Tuhan memberikanku jalan agar aku bertemu tangan yang masih
rela menopangku? Mungkin, sebab Tuhan lebih pintar dari hambaNya yang kadang
sok pintar.
Kepada pemilik tangan yang masih setia.
Aku berharap
akhirnya Tuhan tak lagi membiarkan aku terjatuh, dan menemukan tangan baru
untuk menopangku.
Masa ini, fase ini, aku sudah teramat bahagia. Teramat
bersyukur telah Tuhan berikan rasa kasih dalam dada yang akhirnya menjadikanku
sebersyukur ini mengenal mereka.
Mengenal pemilik tangan yang darinya aku dipapah, yang
melalui tangannya air mataku dihapus. Aku tak butuh kesempurnaan, karena
bersama mereka aku merasa cukup sempurna. Oh tidak, sangat sempurna tepatnya.
Usiaku,
Kini telah beranjak. Dan dari peranjakan itu banyak yang
menjatuhkanku, menerpa tubuh ringkihku, sekali lagi aku bersyukur. Tangan
mereka masih setia menjagaku. Lubang gelap yang dulu menjadi tempatku bersandar
meratap, kini berubah menjadi taman yang di sana ketemui sejuta warna.
Aku pernah diabaikan, berkali-kali malah. Rasanya sakit,
menyesakkan juga benar-benar membuatku malas bangkit. Karena kupikir, untuk apa
bangkit jika akhirnya akan diabaikan lagi?
Allahk-ku baik. Dan teramat baik. Hingga karena kebaikannya
sampai detik ini aku masih bersama kalian. Masih bisa menyapa kalian. Dan masih
berumur panjang.
Kalian tahu kado teristimewa apa yang aku dapatkan saat ini?
Belum tahu?
Jawabannya adalah KALIAN;pemilik tangan yang mau menopangku..
Kalian adalah kado teristimewa untukku. Untuk kalian yang
tak perlu lagi kusebutkan namanya…