Kudapati
malamku berbeda dari biasanya. Lelah. Sesekali aku lelah dengan keadaan. Rasa
ini terlalu menyiksaku. Perasaan yang entah kenapa memaksaku untuk terus
berfikir akan hal yang mungkin seharusnya tak kufikir. Mengapa kurasa ku
kehilangan setengah dari hariku ? Siapa yang mencuri fikiranku hingga aku
memfokuskan pada satu titik yang awalnya tak pernah ku mau ? Perasaan itu
muncul di tengah sepiku, ia mencoba menembus dinding sepiku hingga ia membobol
habis semua yang ada. Ia masuk dan menyelinap dalam jiwa. Ku sebut ia rindu…
Rindu yang mungkin sebagian orang tak mengerti begitu pula aku. Mengapa bisa ku
sebut ia rindu ? Entahlah. Aku bosan bertarung dengan suatu rasa yang kusebut “rindu”.
Aku kerap kali kalah jika aku di hadapkan olehnya. Perubahan memang membuat
rindu kerap kali hadir. Mengusik kehidupan yang kurasa telah berusaha bangkit
dari keterpurukan yang di sebabkan rindu pula. Mengapa rindu begitu kejam akan
hariku ? Ia bisa-bisa nya menyita waktuku. Untuk merenung, memikirkan, dan
merasakan semua yang selama ini ku coba buang jauh-jauh.
Rindu
memang jahat. Atau akulah yang terlalu perasa akan hadirnya rindu ? Mengapa
perasaanku berbanding terbalik dari sebelumnya. Ibarat kata aku mulai berjalan
mendaki gunung untuk melihat keindahan yang ada di atasnya. Namun seketika itu
pula rindu datang dan menerjunkanku pada jurang kegelapan yang hanya aku serta
kesendirianku lah yang ada di dalamnya. Aku berargumen pada diriku sendiri akan
arti rindu sesungguhnya.
Apa
itu rindu ? ungkapan perasaan yang timbul didalam hati, dalam artian keinginan untuk
bertemu, untuk melihat, untuk mendengar, untuk merasa kepada seseorang ? Namun
menurutku rindu adalah hari-hariku. Senin-minggu kurasa hilang ? Hariku terasa
kosong tak berpenghuni. Senyumku tanpa kejelasan. Tawaku hanya sebagai
pelengkap hari. Sedihku sebagai hal yang pasti. Entahlah kusebut mereka Rindu…………….
No comments:
Post a Comment