♫♬

Monday, September 29, 2014

30 September 2014

Hari ini.

Apa yang harus dijelaskan? Mana mungkin ada satu peristiwa yang terjadi lagi pada hari ini. Semua telah menjadi debu yang hanya memburamkan pandangan. Debu ang semakin menggumpal, dan tak bisa terbang meski ditiup berkali-kali.

Katanya, ukhuwah itu ada. Namun antara aku dan kau, ukhuwah itu rasanya semu. Bahkan tak ada, janji-janji pertemanan yang dulu kuagungkan, sekarang tinggal cerita. Cerita pahit tentunya.

Berulang kali aku berusaha menerjemahkan hikmah di balik cerita ini. Berulang kali aku terhenti, tapi akhirnya dengan sisa tenaga aku bangkit lagi.

Bibir yang darinya sering terlontar kata-kata manis bermakna sayang sekarang berubah bisu. Tak bersuara. Darinya telinga yang sering mendengarkan keluh kesahku, kini menjadi tuli tak mau mendengar. Dan darinya tangan yang selalu berbaik hati terulur untuk membantuku kini lumpuh tak mau bergerak. Adakah itu fase paling bahagia?

Apa yang aku harapkan lagi jika semua pancaindra padamu tak lagi dipinjamkan untukku? Apa lagi yang harus kuagungkan atas nama setia jika sekalipun aku terjatuh di depan matamu kau enggan menolong?

Bukan tak ada rindu, bukan tak ada lagi sayang yang tersemat dalam dadaku. Semua masih utuh, rapi dan belum kubuang. Semuanya masih sama, seperti dulu.

Tapi sekali lagi, apa gunanya rindu jika rindu itu hanya aku yang rasa? Apa gunanya aku bermimpi persahabatan dengan dasar cinta padaNya jika kau tak pernah bersuara?

Biarlah rindu itu terus ada, biarkan sayang itu tetap tersimpan rapi. Walau rajutan cerita di antara kita terputus, meski semuanya telah usai, meski semuanya telah hancur lebur.


Biarlah. Mungkin memang Tuhan mewajibkanku untuk menunggumu dan mewajibkanmu untuk pergi. Dengan begitu, sampai langit tergulung pun. Kita tak akan pernah bisa bertemu. 

No comments:

Post a Comment