♫♬

Wednesday, December 30, 2015

Tak Seperti Tuhan

Manusia tidak sepemaaf Tuhan, sayang. Butuh waktu puluhan ribu hari untuk benar-benar ikhlas melepaskan, benar-benar rela memaafkan, itupun, bisajadi hanya maaf yang terlontar dari bibir. Bukan maaf yang terangkai dari hati.

Manusia tidak sehebat Tuhan, sayang. Meski sehebat apapun ia memendam luka, sekuat apapun usahanya menghapus air mata. Bisa jadi, hatinya rapuh. Bisa jadi, ada harap yang terpintal agar ada yang membuatnya merasa hebat.

Dan sepertinya kamu lupa, bahwa yang kamu hadapi manusia. Yang dihatinya pula menjalar ribuan harapan yang bercabang lagi menjadi butir harapan yang siap tumbuh. Namun, sepertinya kamu tidak pula sepengerti Tuhan.

Aku bukan Tuhan yang bisa kapan saja menerima maafmu, yang bisa merangkai hati yang kapan saja kamu patahkan, aku bukan Tuhan yang dalam mili detiknya siap mendengar ribuan kosakata. Aku bukan Tuhan yang siap dipatahkan berkali-kali oleh subjek yang sama, sayang.

Aku menghela napas sendirian, akal sehatku seperti sudah hilang. Jiwaku terbang, entah terbawa angin, terbawa maling, atau terbawa angan-angan.

Takkah kamu berpikir sedikit tentang apa yang menyelinap dalam imajiku?

Oh, aku lupa. Kamu bukan Tuhan. Maaf.

No comments:

Post a Comment