Antara mengejar dan berhenti part
2 lalu tentang pilihanku untuk tetap mengejar impianku (menjadi penulis). Tanpa
dukungan ayah dan ibuku. Part ke 3. Adalah part yang paling bahagia. Ternyata
benar kata Rm temanku (?) Dia pernah memberi tahuku bahwa orang tua akan
seutuju dengan apa pun yang dipilih anaknya ketika si anak telah menunjukkan
bahwa dia bisa. Semacam bukti nyata dari yang dipilih misalnya.
Benar sekali.
Mulanya, ayah dan ibu sama sekali
tidak respect dengan bidang yang aku cintai ini. Tentang menulis. Tentang
kesibukanku di depan laptop dan mengetikkan apa pun yang ada di benakku.
Jangankan respect peduli dengan hobbyku saja tidak. Bahkan menyepelekanku.
Sampai suatu saat aku benar-benar
jatuh terpuruk, tanpa semangat dari siapapun. Beruntunglah Rm temanku itu masih
menyemangatiku waktu itu. Hingga aku memilih untuk terus menlaju memeluk
mimpiku..
Waktu berganti, berganti pula
sikap temanku ini. Sama saja seperti ayah dan ibu. Temanku yang dahulu menyemangatiku,
kini pergi dan mungkin tak kembali *halah*.
Seiring berjalannya waktu, walau
tanpa temanku. Aku terus berjalan, bahkan berlari. Dengan kakiku sendiri tidak
lagi ia pinjamkan kakinya untuk membantuku berlari. Aku benar-benar berjuang
sendiri. Dengan kaki dan tangan milikku. Aku mengikuti lomba menulis apa pun
itu. Dari tema yang tidak aku tahu, tidak pernah membuatnya sampai sok bisa.
Semua itu kulakukan hanya untuk mencari bukti, bahwa aku bisa menjadi penulis.
Walau menjadi penulis terkenal itu butuh..........waktu..
yang.....panjang....................
2 bulan berlalu.. ada beberapa
lomba yang aku ikuti. Gagal. Tulisanku memang tidak bagus ternyata. Bahkan
memuakkan. Akhirnya ada lomba menulis dan tulisanku menang. Waktu itu hadiahnya
Gamis + Kerudung + Buku Tausyiah Cinta. Itu event pertama yang berhasil aku
menangkan.. Ya walaupun begitu, ayah dan ibu sudah sedikit respect dengan
tulisanku..
Sebulan lagi berlalu..ada lomba
yang terlupakan olehku. Aku memutuskan untuk melihat pengumumannya. Dan...
naskahku menang. Apapun itu aku bahagia. Walau belum meraih juara 1 tapi
setidaknya aku bisa membuktikan, aku bisa menulis.
Aku berikan sertifikat itu ke
ayah dan ibu.. Mereka tersenyum. Kali ini bukan hanya sedikit. Tapi benar-benar
respect. Kini, ketika aku sedang menulis ibu sering bertanya hal-hal apa pun
itu. Ayah juga sering memberiku nasihat, agar menulis dengan hati dan
inspiratif..
Aku bahagia dengan duniaku
sekarang, temanku memang pergi. Tapi semangatnya masih disini bersamaku. Ayah
dan ibuku kembali bersamaku. Kini pun menyemangatiku.. semua orang kini tak
lagi memandangku sebagai seorang pemimpi belaka. Tapi sebagai orang yang
berusaha keras dari NOL menuju mimpi yang luar biasa...
Tunggu novelku ya....
@Wulanarya
Oh ya, naskah ku yang menang di
bukukan judulnya Ekspresi Jiwa Dalam Goresan Pena by Rasibook. Bisa pesen ke
@Rasibook atau ke aku @Wulanarya :--) Harga : @36.600 ..
No comments:
Post a Comment