♫♬

Monday, May 19, 2014

Antara Aku, Pelangi dan Bunga

Kenapa merelakan itu berat? Kenapa persahabatan itu juga rumit? Kenapa jarak itu harus ada? Dan kenapa perpisahan itu selalu hadir?

Aku belum sepenuhnya mengerti arti kehidupan yang sesungguhnya. Aku baru saja belajar merelakan orang di masalaluku untuk pergi sejauh mungkin dan melupakan aku dihidupnya. Aku berusaha rela di lupakan bahkan di abaikan berkali-kali. Aku belajar untuk tidak menyalahkan siapapun atas kejadian ini, walau pada akhirnya aku menyalahkan keadaan yang entah kenapa tidak pernah berpihak padaku dalam masalah ini.

Aku dan Pelangi.
Dunia, dulu aku pernah di tinggal teman yang paling dekat denganku. Di hari-hariku dahulu selalu ada dia yang mengisi. Sebut saja namanya Pelangi. Pelangi selalu hadir di hariku, dia selalu menyumbangkan cerita indah dalam hidupku. Pelangi tidak satu sekolah denganku, tapi dia selalu menyempatkan untuk bertemu dan berbicara denganku walau hanya 3600 detik. Sungguh, dia membuatku sangat berarti waktu itu. Aku berfikir dia akan selalu ada untukku. Dan tidak akan berniat pergi menjauh.. Tapi berjalannya waktu, berjalan pula ceritaku. Dan berubahlah dia. Akhirnya karena kesalahan yang menurutku sangat sepele menjadi awal mula aku ditinggalkan oleh Pelangi.
Setahun lamanya aku hidup tanpa Pelangi. Rinduku yang membuncah, rinduku yang ingin memeluknya, bersenda gurau, bercerita dan saling bertegur sapa akhirnya terpaksa aku tutup rapat. Serapat mungkin hingga ia tidak tahu sama sekali rasanya menahan rindu. Ya mungkin, pada akhirnya dia tahu. Tapi sayang, Pelangi tidak peduli dengan rinduku. Apalagi dengan keadaanku. Selama ini semenjak aku menyuruhnya pergi, dia bahkan benar-benar pergi. Padahal, maksudku waktu itu adalah untuk dia tetap disini tanpa pergi-pergi lagi. Pelangi tidak salah. Akulah yang salah. Salah karena terlalu berharap besar untuk bersahabat dengan Pelangi. Mungkin aku bukan sosok sahabat yang ia cari. Mungkin, aku terlalu egois untuk seorang Pelangi.
Tahun berikutnya aku belajar untuk bangkit dengan kaki dan semangatku sendiri. Tapi bagaimana pun. Aku masih berharap besar Pelangi ada untukku. Melihat usahaku meraih mimpi sedikit demi sedikit terpecahkan. Aku ingin sekali memberi tahu Pelangi tentang Buku-buku ku yang akan terbit. Atau ide Novel yang akan aku rilis. Walau tidak best seller, aku sekarang sudah aktif menulis. Tapi ternyata....Pelangi tidak membuka hatinya untuk mendengarkan aku bercerita. Aku memang merasa diabaikan selama kurang lebih dua tahun, tapi entahlah kenapa sampai sekarang Pelangi tidak berniat untuk mengunjungiku lagi.

Aku dan Bunga.
Setelah tahun kedua aku bertahan untuk Pelangi. Yah, walaupun sampai sekarang aku masih bertahan untuknya. Di tengah kesakitanku, kepedihanku, kemurunganku, dan ke----sekian sekiannya. Bunga hadir dihidupku. Bunga temanku dimasa lalu, tapi Bunga kini datang dengan menganggapku sahabatnya. Bunga orang yang baik, dia berkerudung labuh sama sepertiku. Dia juga orang yang perhatian, bisa mengerti apa yang aku katakan walau tidak seutuhnya. Bunga datang dengan kesederhanaan hidupnya.
Bunga tahu tentang Pelangi. Aku yang menceritakan semuanya. Dari awal sampai akhir. Dan sampai saat ini, aku masih bercerita tentang Pelangi. Baik itu ketika aku rindu, atau ketika aku merasa benar-benar di tinggal oleh Pelangi. Bunga tidak pernah marah, dia selalu sabar membuatku mengerti arti kehidupan. Dia membuatku bangkit, dia mengajariku lagi untuk terus hidup tanpa bayang-bayang Pelangi. Bunga tidak pernah menyalahkan Pelangi, dia hanya tidak suka dengan cara Pelangi yang memperlakukanku seperti itu. Bunga hanya menyuruhku untuk berhenti bersedih karena Pelangi nyatanya tidak kembali untukku.
Pelangi bukan Bunga. Dan Bunga bukan Pelangi. Tapi aku sama-sama menyayangi mereka. Aku sama-sama ingin memeluk mereka disaat yang bersamaan. Tapi tidak, ini bahkan menjadi mimpi yang sangat besar untukku.
Sampai akhirnya pula....
Kejadian yang itu. Pelangi meninggalkanku. Tapi bedanya, Pelangi meninggalkanku karena tidak berniat bertemu denganku. Sedangkan Bunga pergi karena meraih mimpinya. Ia pergi ke luar kota untuk melanjutkan kuliah. Memang beda kejadian, tapi....sama-sama menyesakkan.
Aku akhirnya ditinggal untuk yang kedua kalinya. Oleh orang yang sama-sama aku sayangi. Entah ini adalah awal dari sebuah perpisahan seperti aku dan Pelangi atau tidak. Aku hanya berharap. Suatu saat nanti....aku dan Pelangi. Aku dan Bunga. Bisa baik-baik tanpa sebuah perpisahan lagi..
Pelangi, aku masih merindukanmu...
Bunga, aku pasti akan merindukanmu....

No comments:

Post a Comment