Aku rasanya ingin,
Ingin kamu disini, ingin kamu
menemani, ingin kamu menjadi sahabat karibku..
Aku rasanya ingin,
Dalam situasi apapun, kamu ada,
kamu mau dan selalu setia disini untukku..
Aku rasanya ingin,
Menjadi sahabat yang bisa kamu
rindu. Yang bisa membuat duniamu berwarna.
Aku rasanya ingin,
Ingin menjadi sosok bintang yang
terang dalam kegelapan malammu..
Aku rasanya juga ingin,
Ketika aku berhenti bernafas
nanti, kamu bisa mengingatku sebagai sahabatmu, masih bisa ada dalam hatimu,
masih menerangi malammu, dan masih menyisakan kenangan indah di dalam benakmu..
Aku tapi
sempurna tidak mengerti. Kenapa keinginanku yang sederhana ternyata jauh lebih
sulit untuk terkabul. Aku sempurna tidak paham, kenapa keinginanku tidak di
indahkan oleh Sang Pencipta. Takdir tidak berpihak padaku dalam urusan ini.
Aku pernah
meminta pada Allah, untuk menghadirkan senyuman untuk memberikan arti bahagia
selain keluarga. Lantas Dia mempertemukanku denganmu. Dengan orang yang ku
sebut “teman dekat” yang melebihi sahabat. Aku juga tidak mengerti, kenapa hati
terlalu ingin menggenggammu untuk berada disampingku. Ingin kamu ada dalam
cerita hidupku yang entah panjang atau singkat lagi...
Aku menghela
napas panjang. Berfikir. Jika titipan napas itu diambil olehNya lagi. Apa
keinginan yang sederhana tadi hanya akan tertulis sebagai sebuah rasa “ingin” ?
Cahaya yang
kumiliki untuk terus berjuang, akan redup. Dalam waktu.... entahlah. Aku juga
tidak tahu seberapa lama cahaya itu akan redup dan akhirnya pandam. Setidaknya,
dalam rasa kecewa ini, dalam kesedihan hati, dalam sebuah harap aku tidak
pernah menyembunyikan lagi pada dunia tentang perasaanku. Tentang pentingnya
pertemanan untukku. Tentang banyak cerita yang telah kita ukir...
Giliran kamu,
yang lagi-lagi aku inginkan untuk tidak menyembunyikan aku dari duniamu. Hingga
nanti...ketika cahaya yang kumiliki padam..... dan perjuanganku akan menjadi
sebuah kenangan yang akan kamu ingat.... Selamanya...
No comments:
Post a Comment