Rasanya baru kemarin aku
merasakan di tinggal. Rasanya baru saja kemarin aku merasakan sebuah
perpisahan. Bahkan sesaknya belum juga hilang sampai detik ini. Bahkan rasa
sakitnya masih membekas luar biasa di hatiku. Semua masih terekam sangat jelas
dalam memoriku. Satu demi satu kenangan bersamanya yang belum jua mampu
kuhapuskan..
Tragisnya, kini aku harus kembali
merasakannya. Celakanya, kini aku harus menelan sakit yang sama. Apakah jarak
benar-benar tidak menghapuskanku dalam hatimu? Apakah jarak tidak akan
membuatku melupakanmu? Apakah jarak akan berbaik hati menyatukan kita dilain
waktu?
Rasanya pahit, sesak, dan sulit
untuk merelakan orang yang berarti di hidupku untuk pergi lagi. Bersamamu kini
kurasakan luar biasa bahagia. Cukup. Cukup untukku memiliki kamu yang dengan
senang hati menganggapku sahabat. Bahkan untuk dunia dan akhiratmu. Aku tidak
kamu abaikan, aku juga tidak kamu biarkan begitu saja. Aku kamu anggap berarti,
aku kamu anggap istimewa.
Aku tidak perlu menjadi orang
lain ketika bersamamu. Aku tidak perlu sok manis dalam berbahasa. Karena kamu
bahkan lebih tahu bagaimana sikapku. Aku tidak perlu bersembunyi di balik
topeng untuk tampak menjadi yang terbaik dimatamu. Karena bersamamu aku belajar
lebih baik dari setiap pembicaraan dan cerita yang kita ungkapkan.
Kenapa saat aku terpuruk seperti
sekarang kamu hadir, kamu coba hapuskan lukaku dengan caramu? Aku tahu, kamu
tidak ingin aku terus-terusan berkecimpung dan mengingat-ingat tentang dia yang
pergi. Aku juga terkadang merasa berdosa, melihat orang disekitarku sangat
peduli dengan sedihku. Tapi bahkan akulah yang memilih untuk terus berdiam diri
di kesedihan itu. Mungkin, dalam hal ini aku mengecewakanmu karena belum
berhasil pergi dari masalalu.
Kamu yang kucintai karena Allah....
Andai kamu tahu, aku sebenarnya
tidak sebaik itu. Mungkin juga tidak pantas untuk kamu sebut sahabat. Dan andai
kamu tahu, terkadang apa yang aku lakukan juga tidak semulia apa yang kamu
fikirkan. Lantas, dari mana kamu bisa menyebutku sahabat dunia akhiratmu?
Padahal, sampai detik ini banyak orang yang berangsur pergi dari hidupku. Tapi
malah kamu hadir dengan persahabatan ini.
Kini orang yang berbaik hati
menemaniku juga akan pergi. Kini orang yang selalu bercerita apapun dengan
harinya akan terbang ke kota lain tanpa aku disampingnya. Kini orang yang
selalu mengajakku kesana kemari mengukir mimpi juga akan lenyap dari sisiku.
Jelas, orang itu kamu..................
Bawalah pergi semua rinduku ini
bersamamu nanti, bawalah pergi semua cerita indah yang pernah kita ukir ini
disampingmu. Bawalah mereka kemana dan dimana pun kamu berada, sahabatku.
Jangan sampai mereka tertinggal disini, dan akhirnya kamu benar-benar
meninggalkanku dengan sebuah kenangan yang berakhir pahit...
Sabar, aku berusaha sabar sahabatku.
Aku tahu ini hanyalah sementara, aku disini dan kau disana. Kita sama-sama
mengejar mimpi. Sabar, sabarlah sahabatku sayang. Semua ini tidak akan
selamanya kan? Sesungguhnya aku belum rela. Aku ingin terus kamu disini, aku
ingin kamu mau mendengarkan ceritaku. Sampai nanti... Sampai kita beranjak
dewasa dan memiliki keluarga...
Sahabatku,
Jujur saja aku takut. Takut aku
dilupakan lagi untuk kesekian kalinya. Aku takut air mataku menetes lagi lebih
deras dari sebelumnya. Aku takut kamu pergi dan tidak kembali kepadaku. Aku
takut kamu sama seperti mereka. Aku takut kamu benar-benar tidak pedulikanku
lagi.
Demi Allah aku takut sekarang,
takut setelah hari terkahir kita beretemu nanti akan membuat semuanya berubah.
Menjauh pergi dan akhirnya meninggalkan...
Rasanya, belum sempat aku
membuatmu tertawa. Belum sempat rasanya aku menambahkan cerita indah di
hidupmu, tapi kini aku harus kehilangan lagi. Aku harus berpisah lagi. Aku
belum sempat membagi kebahagiaan dalam hidupku untukmu.
Tapi apapun itu, aku harus rela
kan? Sahabatku, bantu aku untuk rela. Untuk kuat menerima perpisahan ini
(lagi). Pergilah meraih mimpimu, semoga kesuksesan selalu kamu dapati. Semoga
Allah akhirnya berbaik hati mempertemukan kita lagi. Semoga kamu sehat selalu.
Semoga kamu tidak melupakan Dia. Semoga terus menjadi wanita tangguh seperti
yang selama ini aku lihat dalam dirimu, sahabatku..
Selamat bertemu lagi dilain
waktu..Aku pasti merindukanmu...
Laa-Waa.
No comments:
Post a Comment