PERCUMA!
Dibalik
lingkar senyumku terselip duka yang sangat pekat...
Dibalik
hati yang terlihat baik-baik tersimpan kerinduan yang dalam..
Ternyata,
kehilangan itu menimbulkan sepi... Rasanya ingin kuterbangkan kecewa ini.
Bersama
sang angin yang berhembus lembut..
Melepaskan
sejuta cerita yang membuat hatiku terpaksa patah.
Aku
ingin berlari sejauh mungkin. Berharap kesedihanku jatuh satu persatu di terpa
angin.
Agar
aku tak melulu lupa bagaimana cara tersenyum.Ini adalah masa yang menyakitkan.
Kau
pergi dan menyisakan kesepian yang mendalam.. Aku berbisik pada angin, berharap
ia menyampaikan kerinduanku... Semakin ku berbisik, semakin sunyi kurasa.
Percuma! Berdiskusi dengan sepi adalah
hal yang membosankan! Kau selalu muncul dikesendirianku tapi hanya sebagai
bayang semu pengganggu lamunan.
Ternyata
pahit, aku terus berjalan mencari keramaian. Mencari masa lalu yang dahulu
membuatku tertawa. Namun sayang, semakin ku kejar semakin keramaian itu samar. Sunyi,
bisakah kau mengerti bahwa kau adalah hal yang paling aku benci?
Tapi
kenapa kaulah yang paling setia menemaniku ketika dia pergi?
Mampukah
kau mengerti kata demi kata yang terucap dari hatiku dan kubisikkan kepadamu?
Tidak?
Baiklah. Mungkin benar, percuma berdiskusi dengan sunyi
Karena
yang kudapati hanya... sepi, hampa tak ada warna.... Gelap, kosong dan
membosankan....
Batam,
24 Mei 2014.
No comments:
Post a Comment