♫♬

Thursday, May 1, 2014

Hidup Mengajariku

Hidup terus berjalan. Suka atau tidak. Menyenangkan atau tidak. Kehidupan tak pernah berhenti walau hanya satu detik. Aku adalah satu di antara banyaknya kepala yang mengabadikan jalan hidupnya lewat tulisan. Banyak cerita yang terekam jelas, ada kecewa, pengharapan, di abaikan, cita-cita juga cinta...

Tulisan ini tentang hidupku..

Aku anak ke dua dari tiga bersaudara. Sekarang, aku sudah dewasa. Sudah berusia delapan belas tahun. Tentu, aku punya cinta juga punya cita-cita. Aku sudah berfikir “Aku ingin jadi apa, apa yang aku suka, dan bagaimana cara melakukannya”

Sebab, ku fikir aku bukanlah anak TK yang selalu harus minta petunjuk jalan. Aku juga punya pilihan. Bukankah hidup memang selalu di hadapkan oleh pilihan? Entah bisa memilih entah tidak. Bisa jadi pilihan itu yang terbaik, bisa juga salah pilih. Maka dari itu, aku selalu berhati-hati mengambil langkah..

Aku terpaksa tak melanjutkan kuliah, aku tak suka bidang akuntansi walau jurusan yang ku ambil akuntansi. Aku lebih condong ke sastra indonesia. Tapi, apa daya ternyata kebutuhan keluargaku jauh lebih penting untuk di cukupkan. Hingga aku memilih untuk bekerja. Ya, aku tak pernah menyesal dengan pilihanku. Aku tak pernah peduli dengan apa yang orang lain katakan, sebab ini hidupku kan? Dan aku lebih tahu bagaimana jalan ceritanya.

Allah memang selalu adil. Sangat.
Aku memang tidak terlahir dari keluarga yang berada. Tapi aku terlahir dari keluarga yang sempurna. Aku memiliki Abi, Umi, Adik, dan juga abang. Kehidupan yang sekarang mengajariku untuk jadi pribadi yang benar-benar tahan banting. Aku? sangat jarang mengikuti trend. Aku malas menjadi budak fashion dan teknologi. Hingga sampai akhirnya, semakin di ikuti trend dan teknologi itu semakin beranak pinak. Ah ya, sebagian orang menanggapku “sok iya” dan orang pintar menganggapku “menghargai hidup”.

Kebahagiaan bukan dari seberapa tinggi derajat, jabatan, uang dan juga barang bermerek. Bahagia itu dari hati. Dari hati yang tak pernah berhenti bersyukur dengan nikmatNya.
Aku pernah ditinggalkan, sering malah. Tapi dari situlah aku belajar bagaimana menjaga. Aku sering sekali di buat menangis oleh seseorang. Sehingga aku berusaha keras agar seseorang tidak menangis sepertiku. Hidup terlalu singkat hanya untuk membenci sesama. Untuk saling mencaci dan menghina.

Hidup mengajariku untuk berdiri, berjalan, lalu berlari menuju mimpi.
Hidup mengajariku untuk menghargai waktu bersama orang-orang tersayang.
Dan hidup mengajariku untuk merasakan cinta pada saat yang tepat.

Walau terkadang hidup membuatku merasa terasingkan. Tapi karena itulah aku mampu menjadi orang yang lebih tegar! J

No comments:

Post a Comment