Hidup terus berjalan. Suka atau
tidak. Menyenangkan atau tidak. Kehidupan tak pernah berhenti walau hanya satu
detik. Aku adalah satu di antara banyaknya kepala yang mengabadikan jalan
hidupnya lewat tulisan. Banyak cerita yang terekam jelas, ada kecewa, pengharapan,
di abaikan, cita-cita juga cinta...
Tulisan ini tentang hidupku..
Aku anak ke dua dari tiga
bersaudara. Sekarang, aku sudah dewasa. Sudah berusia delapan belas tahun.
Tentu, aku punya cinta juga punya cita-cita. Aku sudah berfikir “Aku ingin jadi
apa, apa yang aku suka, dan bagaimana cara melakukannya”
Sebab, ku fikir aku bukanlah anak
TK yang selalu harus minta petunjuk jalan. Aku juga punya pilihan. Bukankah
hidup memang selalu di hadapkan oleh pilihan? Entah bisa memilih entah tidak.
Bisa jadi pilihan itu yang terbaik, bisa juga salah pilih. Maka dari itu, aku
selalu berhati-hati mengambil langkah..
Aku terpaksa tak melanjutkan
kuliah, aku tak suka bidang akuntansi walau jurusan yang ku ambil akuntansi.
Aku lebih condong ke sastra indonesia. Tapi, apa daya ternyata kebutuhan
keluargaku jauh lebih penting untuk di cukupkan. Hingga aku memilih untuk
bekerja. Ya, aku tak pernah menyesal dengan pilihanku. Aku tak pernah peduli
dengan apa yang orang lain katakan, sebab ini hidupku kan? Dan aku lebih tahu
bagaimana jalan ceritanya.
Allah memang selalu adil. Sangat.
Aku memang tidak terlahir dari
keluarga yang berada. Tapi aku terlahir dari keluarga yang sempurna. Aku
memiliki Abi, Umi, Adik, dan juga abang. Kehidupan yang sekarang mengajariku untuk
jadi pribadi yang benar-benar tahan banting. Aku? sangat jarang mengikuti
trend. Aku malas menjadi budak fashion dan teknologi. Hingga sampai akhirnya,
semakin di ikuti trend dan teknologi itu semakin beranak pinak. Ah ya, sebagian
orang menanggapku “sok iya” dan orang pintar menganggapku “menghargai hidup”.
Kebahagiaan bukan dari seberapa
tinggi derajat, jabatan, uang dan juga barang bermerek. Bahagia itu dari hati.
Dari hati yang tak pernah berhenti bersyukur dengan nikmatNya.
Aku pernah ditinggalkan, sering
malah. Tapi dari situlah aku belajar bagaimana menjaga. Aku sering sekali di
buat menangis oleh seseorang. Sehingga aku berusaha keras agar seseorang tidak
menangis sepertiku. Hidup terlalu singkat hanya untuk membenci sesama. Untuk
saling mencaci dan menghina.
Hidup mengajariku untuk berdiri,
berjalan, lalu berlari menuju mimpi.
Hidup mengajariku untuk
menghargai waktu bersama orang-orang tersayang.
Dan hidup mengajariku untuk
merasakan cinta pada saat yang tepat.
Walau terkadang hidup membuatku
merasa terasingkan. Tapi karena itulah aku mampu menjadi orang yang lebih
tegar! J
No comments:
Post a Comment