♫♬

Friday, October 17, 2014

Bukan Untukku, Untuk Mereka

Suka atau tidak, membaca atau tidak. Aku akan tetap menulis jika aku merasa aku harus menulis.

Kamu,
Aku selalu berharap kamu bisa menerjemahkan pintalan kataku dari dahulu, tapi tragisnya aku juga tak paham. Kamu sudi membacanya, atau malah membuang ludah tepat ketika sedikit mengintip apa yang aku tulis.

Kamu,
Sudah berulang kali pula aku berharap akhirnya Tuhan membukakan matamu, tentu bukan untuk melihatku. Tapi melihat dunia, kenyataan, dan kewajiban. Apa aku terlalu berlebihan jika menilaimu pintar, baik, juga pengertian? Apa hanya aku yang selama ini salah menilaimu karena terlampau termakan bayang-bayang masa lalu? ah, kupikir kamu mengerti. Kupikir kamu berusaha, kupikir kamu juga bersedia berjalan menujuNya pelan-pelan.

Bujukan kata-kataku pada hati tak pernah berfungsi, aku selalu berpikir positif tentangmu. Berpikir bahwa kamu di sana mati-matian berjuang mencintaiNya, berusaha sekuat tenaga menghabiskan napas untuk kebaikan atas namaNya.

Tapi sungguh, aku lima kali lipat lebih kecewa daripada sebelumnya.

Ya, aku tahu, ini bukan hidupku. Semua ini tentang kehidupanmu, tapi kupikir tak salah jika aku ikut andil. Maksudku, untuk membantu mengingatkan. Aku menghakimimu? Ah, siapa aku bisa main hakim sendiri. Aku hanya sedikit menghargai usahamu mengubahku waktu dulu, mengubah hatiku menjadi perasa, penyayang juga serapuh ini.

Kamu tak tahu bagaimana aku setengah mati berjuang untuk tetap sabar dan ikhlas. Kamu bahkan tak menghargai itu sama sekali.

Sekali lagi dengarkan,
Aku tak pernah berharap banyak—meski sedikit ada—untuk kembali mengukir mimpi bersamamu. Aku hanya ingin satu, dan hal itu jauh lebih aku harapkan daripada sebuah pertemuan dunia.

Aku hanya ingin aku dan kamu bertemu di tempat yang indah di atas sana, di tempat yang Dia janjikan untuk hambaNya yang bertakwa.

Aku di sini berjuang untuk itu, aku juga ingin kamu berjuang yang sama.  Bukan untukku, setidaknya untuk tabungan pahala orang tuamu.

Kamu terlalu sempurna untuk dilihat siapa saja secara bebas,sayang.
Kamu terlalu hebat untuk kalah dengan nafsumu.
Dan kupikir kamu terlalu tegar untuk kukasihani.
Lalu, apalagi?

Kita hidup bukan untuk di dunia saja, ada yang lebih kekal. Ada yang lebih lama, kamu tak ingat di akhirat kelak akan ada syurga dan neraka? Semua tergantung pada langkah awal kita di dunia, sayang.
Mengertilah, kumohon....


Bee..

No comments:

Post a Comment