Menulis itu
mudah. Menghasilkan tulisan yang bagus itu susah. Bahkan, susahnya boleh jadi
dikuadratkan. Bisa jadi separuh dari penghuni dunia menulis setiap harinya,
tapi bisa jadi pula dari seribu yang menulis hanya sepersekian persen yang
memiliki hasil dari apa yang mereka tulis. Dalam bentuk buku tentunya.
Saya, hobby
menulis. Tapi saya sering kali frustasi, rasa-rasanya apa yang saya tulis sudah
total. Sudah memutar otak ke sana-ke mari hanya untuk merangkai cerita dan
menentukan ending. Terlepas dari bagus atau tidaknya, hampir setiap hari saya
menulis. Tapi lama kelamaan saya bimbang, untuk apa saya menulis jika apa yang
saya tuliskan tak berbuah pada sebuah karya?
Mungkin itu
juga yang Anda pikirkan. Mungkin Anda begitu semangat menuliskan sebuah novel
dengan jumlah halaman sekian ratus. Berharap cerita Anda mengunggah hati
penerbit dan menarik naskah Anda untuk dipajang di jejeran novel yang nangkring
di toko buku seluruh nusantara. Saya pun sama.
Tapi, masalah terbesarnya adalah satu. Tak
semua selera penerbit sama. Saya ataupun Anda pasti bisa menulis. Tapi tak bisa
memaksa orang—apalagi penerbit—untuk menyukai apa yang saya atau Anda tulis. Lalu
kalau sudah demikian? Jika sudah semangat menulis. Mendapatkan hasil. Lalu dengan
api semangat yang meletup-letup mengirimkannya ke penerbit. Setelah sekian lama
menunggu dengan harap yang membabi buta, Anda mendapatkan kabar bahwa.....
NASKAH ANDA
BELUM LAYAK DITERBITKAN!!!
Ah, saya tak
perlu membayangkan. Karena saya pernah merasakan hal demikian, sakit? TENTU!
Siapa yang tidak merasakan sakit jika telah memberi namun ditolak? Kalau kata
anak abege sih sakitnya tuh di sini
*sambil nunjuk hati*
Baiklah,
daripada naskah yang sudah membuat kepala Anda panas itu dibiarkan karena
ditolak penerbit. Bisa jadi Anda memilih jalan alternatif ini.
Pertama.
Saya tak
terlalu yakin dengan alternatif ini, tapi jika Anda termasuk orang yang sabar
dan perjuang keras. Anda bisa merevisi naskah Anda yang sudah ditolak itu. Lalu
mengirimkannya ke penerbit lain—atau penerbit yang sama—dengan judul REVISI.
Itu sih, yang saya tahu.
Kedua.
Ini alternatif
yang sangat jitu. Anda bisa menerbitkan buku Anda di penerbit Indie. Ya.
Penerbit yang tidak pernah menolak naskah. Daripada naskah numpuk tak berbuah
buku? Penerbit Indielah solusinya.
Tak perlu
merogoh kocek terlalu dalam, di Penerbit Indie Anda bisa dengan bebas memilih
paket penerbitan. Mulai dari fasilitas EYD, layout, design cover dan lain-lain.
Salah satu Penerbit Indie terpercaya yaitu Rasibook.
Rasibook tidak
pernah menolak naskah. Selalu menerima naskah Anda. Jadi jangan khawatir. Dengan
budget yang tidak terlalu besar, Anda bisa menikmati layanan penerbitan yang
memuaskan! Semangat berkarya!
Saya sarankan
Anda untuk mengunjungi Rasibook
Wujudkan impimu
memiliki buku sendiri!! ^^
No comments:
Post a Comment