Jika aku tak boleh bermimpi.
Kenapa harus ada mimpi di dunia ini? Jika aku tak boleh menentukan apa yang aku
mau sendiri. Kenapa harus ada pilihan? Aku sudah sering diam, tidak pernah
menyuarakan. Tapi sayangnya bahkan kalian tak peduli, tak pernah mau tahu. Atau
sebenarnya selama ini dukungan kalian hanya semacam ilusi? Katakan! Apa yang
salah dengan mimpiku? Katakan! apa yang bisa aku lakukan? Lalu, hal apa yang
kalian mau untuk aku impikan?
Berhentilah menyudutkanku dengan
bidang yang aku cintai. Kenapa harus aku? Kenapa aku lagi yang selalu
disalahkan;dalam mimpiku. Aku berkali-kali mendapatkan suntikan semangat dari
kalian. Tapi pada akhirnya kalian pulalah yang menghancurkan mimpiku lebih
parah dari semula. Lalu?
Bunda, rasanya hatiku sudah
terlampau kebal menerima perkataanmu yang selalu saja menyudutkanku. Rasanya
sudah tercipta dinding-dinding yang begitu tinggi dalam hatiku. Tapi ternyata,
sinisme dari bibirmu mampu meruntuhkannya begitu saja.
Ayah,Bunda...
Lalu, sekarang apa yang harus aku
impikan? Apa yang harus aku lukiskan? Aku tak punya pilihan. Kiranya kalian
menolak bidang ini. Apa solusi kalian untuk menghilangkan kecintaanku ini?
Tuhan..Kenapalah
harus Kau ciptakan mimpi?
Jika sekiranya
sebelum kumengejar..
Mimpi itu sudah
terpaksa pupus.
Tuhan.. Kenapalah Kau
biarkan aku merangkai mimpi?
Jika pada akhirnya
aku pun terluka karenanya...
Tak pernah ku fikir
semua sesakit ini.
Sarkasme itu,
olok-olokan mereka.
Disini. Semua jelas
terpampang.
Menyelinap dalam
telinga.
Menembus relung jiwa
dan tepat!
Hatiku hancur. Hinaan
itu menyakitkan..
Disaat mereka bahkan
tak peduli.
Lalu? Apa yang
tersisa dengan mimpiku,Tuhan?
Omong kosong!
Seratus bahkan jutaan
lembar yang menumpuk atas namaku.
Aksara yang kurangkai
dengan balutan cinta...
Tak berarti! Angin
lalu! Macam sampah yang menumpuk!
PERCUMA! Tak berharga
bagi mereka..
Apa harus kulupakan
mimpi-mimpiku?
Ttd.
Anakmu.
No comments:
Post a Comment