♫♬

Friday, July 18, 2014

Kau Mengerti. Tapi Aku Tidak.

Bee, harusnya kau di sini dengarkanku. Menjadi salah satu pelipur lara juga penyemangat dalam nyataku. Tapi kenapa kau malah enggan menghabiskan waktu duduk bersamaku? Sekejap saja--- ah terlalu munafik jika aku tak rindukan sapaan hangatmu. Yang sekarang adalah hal yang paling langka untuk kutemui.

Aku kadang ingin membuat semua masa lalu itu kembali,Bee-- Dalam nyataku, dalam hidupku. Tapi, apalah. Semua semacam mimpi buruk disiang bolong. Yang tak pernah nyata tapi menyakitkan.

Kalimat yang kutulis rasanya hambar. Paragraf yang ada rasanya tak mengesankan. Kau tahu kenapa, Bee—Sebab rasanya percuma merangkai kata yang –menurutku—hampir indah, tapi nyatanya bahkan tak dianggap ada oleh beberapa kalangan. Kau tau yang lebih menyakitkan,Bee?

Iya, kalangan yang tak menganggap itu bahkan adalah kalangan yang paling dekat dengan denyut nadiku. Orang yang ada atau tidaknya berpengaruh besar dalam hidupku. Kau tahu,bukan? Ah, kau sudah pasti tahu,Bee—Semua ceritaku dari awal mengenai kecintaanku ini. Semua sudah kutumpahkan denganmu. Itu sebabnya, rasanya sekarang aku ambruk. Mimpiku ikut runtuh. Harapanku apalagi, pecah terbelah dua bisa jadi lebih parah.

Bee---kau tak berniat membuatku bangkit? Yah, aku ingat kata-katamu. Dengan atau tanpamu harusnya aku bisa berdiri sendiri. Aku harus bisa bangkit dengan kaki dan semangatku sendiri. Sungguh Bee—aku sudah melakukannya. Entahlah. Semua menyeretku dengan paksa ke lubang yang sama;masa lalu.

Fikiranku melayang terbang bersama mimpiku,Bee—Melesat jauh ke angkasa. Berterbangan. Menggantung. Entah ada yang peduli entah tidak. Hal demikian selalu aku lakukan. Menggantungkan mimpiku setinggi tingginya. Agar kelak, ketika aku mencapai mimpi itu. Akan ada banyak cerita dibaliknya. Ah, payah. Sebelum aku mencapai separuh dari mimpiku, semangat itu luntur,Bee---

Ku tahu kau mengerti maksudku. Tapi aku tak pernah mengerti kenapa kau enggan kembali.............................


No comments:

Post a Comment