Ada yang lebih menyakitkan dari
pada sebuah perpisahan. Yaitu masa dimana kita melihat orang yang tersayang
melakukan ‘bad action’ tanpa kita bisa menasihati penuh kasih dengan bertatap
muka.
Ada yang lebih bisa membuat air
mataku tumpah dari pada sebuah pengkhianatan. Yaitu saat orang yang tersayang
bahkan tak mengerti seberapa besar kita berusaha menariknya untuk masuk ‘zona
aman’.
Iya, aku merasakan hal itu. Dan
benar, itu ternyata sangat menyakitkan dari pada perpisahan yang pernah
tercipta, atau pengabaian yang sering kudapatkan. Iya. Ini begitu
me-nya-kit-kan.
Jika aku bisa membeli hidayah dan
aku bagikan. Aku akan membeli sebanyak-banyaknya agar aku mampu
menghadiahkannya satu hidayah itu untukmu. Agar kau juga mengerti, bagaimana
berat dan susahnya berjuang berjalan dalam “perbedaan”. Andai kau mengerti,
perubahan hanya bisa terjadi ketika hatimu dan ragamu berjuang untuk meraih
perubahan itu.
Konyol dan tak mungkin perubahan
tercapai tanpa sebuah langkah awal.
Sayang, kau tak perlu langsung
berlari menuju perubahan. Kau bisa saja berjalan perlahan. Dengan senang hati,
aku kana membantumu, menemanimu dan memberimu semangat sepenuh jiwaku;jika aku
mampu.
Sayang, hijrah bukanlah soal
berubah seperti malaikat. Hijrah adalah kebebasan kita untuk bergerak. Bergerak
menuju jalan yang Allah ridhai, bukankah kau telah cukup dewasa untuk mengerti
itu semua,bukan?
Kau sebenarnya pintar sekali
berfikir, jauh di depanku. Otakmu jauh lebih maju untuk menelaah berbagai macam
cerita yang ada dalam hidupmu. Dan kau lebih tak peduli dengan omongan
sekitarmu. Itu adalah modal yang paling besar. Kau tahu kenapa?
#Hijrahku waktu itu tanpa kau
disini, seolah berjalan dalam kegelapan menuju jalan yang terang benderang
sendirian. Tak peduli berapa kali tersesat aku terus berjalan maju. Tak peduli
seberapa sering luka yang aku dapatkan, aku terus bertahan.
#Hijrahku Aku dikatan sok suci. Sok
alim, dan sok paling berhati malaikat karena kerudungku semakin panjang dan
lebar. Tapi aku yakin, jika kau akhirnya hijrah dan berubah. Kata-kata itu tak
akan berarti apa-apa untuk keputusan yang telah kau ambil.
Lalu, pertanyaannya.
Kau sudah tahu apa yang Dia
perintahkan. Apa yang kau tunggu? Kau akan tetap cantik. Bahkan terlihat jauh
lebih cantik.
Untukmu ananda tersayang....
Teman seperjuanganku;dahulu....
No comments:
Post a Comment