♫♬

Monday, February 24, 2014

25 Februari

18 Tahun lalu tepat tanggal 25 Februari. Allah Yang Maha Hidup memberikan kesempatan seorang bayi mungil untuk hidup. Untuk bernafas dan untuk menikmati indahnya ciptaan yang luar biasa ini. Tepat 18 Tahun lalu. Bayi mungil itu masih penuh kesucian, ia hanya mampu menangis merengek karena kehausan juga kelaparan. Mata nya masih indah tanpa dosa, tangisannya sangat di rindukan bagi siapa pun yang mendengarnya. Semua yang ada pada bayi mungil itu adalah kekuatan untuk Uminya...

18 Tahun berjalan dengan begitu cepatnya...
Bayi mungil itu berubah menjadi gadis berkerudung. Mata gadis itu sekarang tidak lagi sesuci dahulu. Bayi mungil itu kini telah mengerti rasanya di sayangi, menyayangi dan mencintai. Bayi mungil itu kini telah berubah menjadi gadis yang dewasa. Tidak ada lagi rengekan yang di rindukan Umi. Hanya ada air mata yang ia coba untuk menahannya agar ia tidak menetes di depan sang Umi..
Iya.. Bayi mungil itu aku.. Gadis berkerudung itu pun aku..

18 Tahun lalu..
Kehadiranku sangat di eluh-eluhkan berbagai pihak. Pipiku di cium berkali-kali. Mataku masih jernih tanpa dosa. Hatiku masih suci tanpa dengki, iri dan saudara-saudaranya. Mulutku hanya bisa menangis tanpa mencela ataupun mencaci. Dan aku belum mengerti apa-apa. Aku belum mengerti apa itu kecewa, sakit hati, di abaikan, melupakan dan menganggap orang berarti. Aku belum tahu semua itu.Yang ku tahu, hanya masalah dapat terselesaikan dengan sebatang permen.. setelah itu? Semua kan baik-baik saja.


Sayang, 18 tahun lalu tidak sama dengan 18 tahun setelahnya. Ku rasa aku tidak lagi di rindukan Umi, tidak ada lagi yang mencium pipiku. Hatiku sudah mengenal sakit hati. Bahkan sering kali merasa terluka, aku sudah hafal bagaimana diabaikan, menganggap seseorang berarti dan.....semua sudah bisa aku rasakan dengan hatiku. Aku juga sudah mengerti, bahwa masalah tidak bisa di selesaikan dengan sebatang permen atau sebuah balon. Aku telah tahu, hidup itu perjuangan!

Hari ini, 18 tahun usiaku..
Aku sudah berjanji dengan diriku sendiri, untuk tidak menghujat siapapun yang telah menghancurkan mimpiku. Aku juga harus terus berlapang dada menerima perlakuan buruk yang sangat melukai hatiku. Aku harus membalas keburukan dengan kebaikan. Semua karena Allah telah berbaik hati memberiku waktu hidup selama ini. Ketika Dia yang menciptakanku saja sudah berbaik hati membuatku bisa hidup. Kenapa aku tidak berusaha untuk membuat hidupku menjadi bahagia?

Kebahagiaanku kini ada di tanganku! 18 Tahun ini menjadi awal langkahku untuk sendiri. Tanpa bayang-bayang masa lalu yang menyakitkan. Entah itu masalah pertemanan, atau pun masalah yang lain yang dulu selalu mengekor dibelakangku. Kebahagiaan harus aku ciptakan sendiri! Dengan kaki, tangan, dan ragaku! Apa pun caranya, bagaimana pun sulitnya, aku harus berdiri dan menopang mimpiku tanpa ada siapapun. Aku tidak lagi mau, semangat yang telah aku ciiptakan hancur berantakan di tengah jalan hanya karena aku telampau menggantungkan kebahagiaanku pada seseorang.

25 Februari..
Tidak ada lagi tangis untuk hari ini. Mereka pergi dan tidak pedulikan ku juga aku sangat maklum. Mungkin aku tidak lebih baik dari mereka. Tidak ada lagi kejadian seperti 25 februari tahun lalu. Tidak ada lagi harapan tentang kamu, temanku! Tidak... Aku sudah cukup bisa untuk hidup tanpa atau denganmu.

Terimakasih ya Allah..
Atas umur yang telah aku lewati sampai detik ini. Jika memang aku harus merasa tersakiti. Jangan buat diriku terus saja asyik memikirkan mereka yang menyakitiku. Berilah aku kesempatan untuk membuktikan bahwa aku bisa berdiri sendiri. Tanpa dia. Atau siapa pun.. Sebab sebaik-baik pelindung hanyalah Kau, yaAllah...

Aamiin.


No comments:

Post a Comment