Dear My Heaven’s Best Friend...
Aku mungkin beruntung. Beruntung
masih ada kamu disini. Disampingku. Dari kurang lebih 9 tahun lalu. Sampai
detik ini. Sungguh. Cerita yang berputar-putar ini memang membuatku bingung.
Ketika kuhapus seseorang dalam hidupku, maka datanglah seseorang yang lain.
Seseorang yang lama atau mungkin seseorang yang baru. Seseorang yang kukenal
atau seseorang yang belum pernah mengenalku. Tapi apapun itu. Akan ada
hikmahnya, bukan?
Aku sepertinya harus benar-benar
membuka mataku selebar dunia ini. Agar aku mampu merasakan. Ada ‘sosok’ lain
selain dia dihidupku. Walau kamu pun tahu, sosoknya tidak pernah mungkin aku
hapus sepenuhnya. Kecuali Allah yang ‘mengambil’ andil dalam proses melupakan
itu. Kamu tahu dia pergi. Kamu tahu pula dia meninggalkanku. Walau tidak
sepenuhnya. Walau (mungkin) dia sebenarnya tidak pergi. Entahlah. Yang pasti
dia tidak disini lagi menemaniku. Tidak membuatku tertawa sebagai ‘teman dekat’
ku lagi..
Berulang kali aku mencoba
menghapuskan luka. Menghapuskan cerita buruk yang ada. Ternyata sulit.
Bayang-bayang itu selalu saja berputar-putar dikepalaku. Aku mencoba
mengusirnya pergi dan mengisyaratkannya agar terbang ke kepala yang lain. Tapi
hasilnya? Nihil. Mungkin aku harus terbiasa di posisi ini. Di posisi yang
mungkin mudah tapi kamu tahu kan? Kesakitanku luar biasa.
Kamu sahabat dunia akhiratku..
Terimakasih mau memungutku di
saat aku terbuang dan terhempas ke tempat terburukku. Terimakasih masih mau
memelukku disaat tubuhku telah compang-camping. Terimakasih masih sudi
menggenggamku ketika tanganku telah letih menggenggam sebuah bayangan semu.
Terimakasih masih berniat menemaniku disini dengan segala luka yang mestinya
kamu sembuhkan. Terimakasih telah mencoba mengobati luka terperih yang pernah
aku rasakan dengan do’a dan lantunan ayat cintamu di atas sajadah, sahabatku...
Aku mencintaimu. Sama seperti
cintaku kepada teman lamaku.
Jika ada satu pohon cinta di
dunia ini. Aku akan memberikan buah-buah dari pohon itu kepadamu dan juga
kepadanya. Jika di dunia ini adalah satu tempat paling indah. Aku mungkin akan
mengajak kamu dan juga dia. Cintaku terbagi? Tentu tidak. Cintaku utuh untuk
kalian. Sama besarnya. Sama-sama ingin memeluk kalian disaat yang bersamaan. Sungguh.
Demi Allah. Aku mencintai kalian sebagai saudaraku...
#Cacing
No comments:
Post a Comment