Teman lamaku ku harap kau dengar
ini!
Pertama, aku sudah benar-benar
lelah berada pada titik ini sendiri. Tanpa kau pedulikan dan tanpa kau anggap
ada. Sehingga kerap kali air mata ku harus jatuh karena kau yang sama sekali
tidak benar-benar kembali untukku!
Kedua, aku bosan berada pada
titik terjauh dari hidup seseorang padahal aku mengharapkan menjadi titik
paling dekat di kehidupan seseorang. Aku bosan terus menunggu yang tidak pasti.
Aku bosan terus di anggap lemah. Aku bosan untuk terus berkecimpung di sekitar
masa lalu dan pertemanan ku dengan mu!
Ketiga, aku mulai menyerah! Aku menyerah
menunggumu. Cukuplah 365+++ hari terhitung dari waktu itu aku jalani dengan
menunggumu kembali ketempat yang sama. Tapi celakanya, kau sama sekali tidak
kembali. Jangankan kembali berniat kembali juga tidak. Aku sudah tahu sekarang,
kau tidak benar-benar berkeinginan pertemanan itu membaik. Lalu untuk apa aku
berjuang sendirian?
Keempat, aku sudah cukup dewasa.
Pertambahan umur tahun lalu membuatku menjadi pribadi yang lemah tanpa kau.
Pertambahan umur tahun ini sudah pasti menjadi titik ukurku seberapa berubah
kedewasaanku. Ternyata aku hebat, lebih dari apa yang kau fikir. Aku sama
sekali tidak menangis lagi karenamu, air mataku sudah kering. Bahkan boleh di bilang
aku sudah sangat rela kau menjauh atau menghilang sekalipun. Aku sudah bisa
tanpa mu, sudah terbiasa tanpa orang-orang sepertimu lagi! Karena ketika aku
terus mengharapkanmu kembali sama artinya dengan menyeret diriku sendiri
kelubang penuh sengsara karena tidak pasti.
Kelima, aku tidak suka terus kau
jadikan orang yang seolah terlalu mengharapkanmu kembali dan menjadikan mu
nomer satu. Sehingga kau berlaku semaumu, menyakitkan dan menyayat hatiku pun
kau tidak pernah peduli. Aku bukan malaikat yang bisa terus sabar ketika hatiku
melulu di sakiti. Terlebih dengan orang yang sama! Aku juga manusia, sama
seperti kau. Hanya saja bedanya, aku bukan kau dan kau sama sekali bukan aku!
Keenam, sudah cukupkah
mengeluarkan air mataku hingga akhirnya sekarang kering dan tidak lagi bisa
menetes karenamu? Sudah cukupkah kata-kata kecilmu yang menyakiti hati ku tanpa
kau sadari? Sudah cukupkah semua luka yang kau ciptakan untuk hidupku dan hati
ku dahulu? Katakan! Sudah cukupkah kau menyembunyikanku dari seluruh dunia
bahwa aku adalah temanmu dahulu? Sudah cukupkah kau berlagak seolah aku bukan
siapa-siapa dan kau sama sekali tidak mengenalku?
Ketujuh, aku cukup tahu diri.
Ketika aku disembunyikan dari dunia olehmu. Ketika kau sama sekali tidak
menginginkan dunia tahu bahwa kau adalah teman terbaikku *dulu* dan ketika aku
sama sekali tidak kau perkenalkan pada dunia bahwa aku temanmu seperti mereka.
Cukup tahu diri, ketika aku menyebut namamu dan kau keberatan. Berdalih bahwa
kau tidak mau orang tahu kau adalah alasanku tertawa. Baiklah. Kau tidak lagi
patut untuk aku perjuangkan. Hati kecilku terlanjur kau patahkan lebih dari
seribu keping hancurnya..
Kedepalan, aku tidak menyesal
mengenalmu. Karena dengan mengenalmu membuatku tahu bagaimana harus bangkit
sendiri. Bagaimana aku harus melupakan, dan bagaimana aku harus tahu diri. Aku
juga belajar untuk memahami siapa yang benar-benar patut aku perjuangkan dan
yang mana yang harus aku lepaskan.. Walau bagaimana pun, kau tetaplah orang
yang merubahku menjadi seperti ini. Itu artinya aku tidak akan pernah
membencimu! J
Kesembilan, kesepuluh dan
seterusnya.
Maaf, aku tidak bisa konsisten
dengan apa yang aku bicarakan di awalnya. Aku pernah memang berkata tidak akan
pergi darimu dan tetap menunggumu. Tapi setelah di fikir-fikir aku tidak bisa
terlalu lama di tempat ini. Ini terlalu kumuh untukku! Part ini membuat hidupku
berantakan. Bukankah hidup bisa berubah? Aku sama sekali tidak membencimu,
tidak pula mempunyai dendam yang luar biasa. Aku hanya ingin pergi dari masa lalu,
kesakitan yang kau ciptakan dan menuju kehidupan yang jauh lebih sempurna lagi.
Kau memang menjadi alasan untukku
tetap menulis;dulu. Kini tanpa ada yang menyemangati pun aku akan tetap
menulis. Kau juga pernah berkata seperti itu bukan? Baiklah. Dalam hal ini kau
memang nomor satu. Tapi untuk selanjutnya, kebagaiaanku, semangatku, sedihku
bukan lagi dikarenakan olehmu, temanku! J
Terimakasih kau telah
menyumbangkan banyak cerita untuk hidupku. Walau semua itu sekarang menjadi
cerita yang paling pahit di kehidupanku!
Selamat jumpa di lain waktu
dengan suasana yang jelas berbeda! Ku harap kau membaca ini ^^
#CUNGLIN
No comments:
Post a Comment