♫♬

Friday, February 21, 2014

Ku Harap Kau Dengar Ini

Teman lamaku ku harap kau dengar ini!

Pertama, aku sudah benar-benar lelah berada pada titik ini sendiri. Tanpa kau pedulikan dan tanpa kau anggap ada. Sehingga kerap kali air mata ku harus jatuh karena kau yang sama sekali tidak benar-benar kembali untukku!

Kedua, aku bosan berada pada titik terjauh dari hidup seseorang padahal aku mengharapkan menjadi titik paling dekat di kehidupan seseorang. Aku bosan terus menunggu yang tidak pasti. Aku bosan terus di anggap lemah. Aku bosan untuk terus berkecimpung di sekitar masa lalu dan pertemanan ku dengan mu!

Ketiga, aku mulai menyerah! Aku menyerah menunggumu. Cukuplah 365+++ hari terhitung dari waktu itu aku jalani dengan menunggumu kembali ketempat yang sama. Tapi celakanya, kau sama sekali tidak kembali. Jangankan kembali berniat kembali juga tidak. Aku sudah tahu sekarang, kau tidak benar-benar berkeinginan pertemanan itu membaik. Lalu untuk apa aku berjuang sendirian?

Keempat, aku sudah cukup dewasa. Pertambahan umur tahun lalu membuatku menjadi pribadi yang lemah tanpa kau. Pertambahan umur tahun ini sudah pasti menjadi titik ukurku seberapa berubah kedewasaanku. Ternyata aku hebat, lebih dari apa yang kau fikir. Aku sama sekali tidak menangis lagi karenamu, air mataku sudah kering. Bahkan boleh di bilang aku sudah sangat rela kau menjauh atau menghilang sekalipun. Aku sudah bisa tanpa mu, sudah terbiasa tanpa orang-orang sepertimu lagi! Karena ketika aku terus mengharapkanmu kembali sama artinya dengan menyeret diriku sendiri kelubang penuh sengsara karena tidak pasti.

Kelima, aku tidak suka terus kau jadikan orang yang seolah terlalu mengharapkanmu kembali dan menjadikan mu nomer satu. Sehingga kau berlaku semaumu, menyakitkan dan menyayat hatiku pun kau tidak pernah peduli. Aku bukan malaikat yang bisa terus sabar ketika hatiku melulu di sakiti. Terlebih dengan orang yang sama! Aku juga manusia, sama seperti kau. Hanya saja bedanya, aku bukan kau dan kau sama sekali bukan aku!


Keenam, sudah cukupkah mengeluarkan air mataku hingga akhirnya sekarang kering dan tidak lagi bisa menetes karenamu? Sudah cukupkah kata-kata kecilmu yang menyakiti hati ku tanpa kau sadari? Sudah cukupkah semua luka yang kau ciptakan untuk hidupku dan hati ku dahulu? Katakan! Sudah cukupkah kau menyembunyikanku dari seluruh dunia bahwa aku adalah temanmu dahulu? Sudah cukupkah kau berlagak seolah aku bukan siapa-siapa dan kau sama sekali tidak mengenalku?

Ketujuh, aku cukup tahu diri. Ketika aku disembunyikan dari dunia olehmu. Ketika kau sama sekali tidak menginginkan dunia tahu bahwa kau adalah teman terbaikku *dulu* dan ketika aku sama sekali tidak kau perkenalkan pada dunia bahwa aku temanmu seperti mereka. Cukup tahu diri, ketika aku menyebut namamu dan kau keberatan. Berdalih bahwa kau tidak mau orang tahu kau adalah alasanku tertawa. Baiklah. Kau tidak lagi patut untuk aku perjuangkan. Hati kecilku terlanjur kau patahkan lebih dari seribu keping hancurnya..

Kedepalan, aku tidak menyesal mengenalmu. Karena dengan mengenalmu membuatku tahu bagaimana harus bangkit sendiri. Bagaimana aku harus melupakan, dan bagaimana aku harus tahu diri. Aku juga belajar untuk memahami siapa yang benar-benar patut aku perjuangkan dan yang mana yang harus aku lepaskan.. Walau bagaimana pun, kau tetaplah orang yang merubahku menjadi seperti ini. Itu artinya aku tidak akan pernah membencimu! J

Kesembilan, kesepuluh dan seterusnya.
Maaf, aku tidak bisa konsisten dengan apa yang aku bicarakan di awalnya. Aku pernah memang berkata tidak akan pergi darimu dan tetap menunggumu. Tapi setelah di fikir-fikir aku tidak bisa terlalu lama di tempat ini. Ini terlalu kumuh untukku! Part ini membuat hidupku berantakan. Bukankah hidup bisa berubah? Aku sama sekali tidak membencimu, tidak pula mempunyai dendam yang luar biasa. Aku hanya ingin pergi dari masa lalu, kesakitan yang kau ciptakan dan menuju kehidupan yang jauh lebih sempurna lagi.

Kau memang menjadi alasan untukku tetap menulis;dulu. Kini tanpa ada yang menyemangati pun aku akan tetap menulis. Kau juga pernah berkata seperti itu bukan? Baiklah. Dalam hal ini kau memang nomor satu. Tapi untuk selanjutnya, kebagaiaanku, semangatku, sedihku bukan lagi dikarenakan olehmu, temanku! J

Terimakasih kau telah menyumbangkan banyak cerita untuk hidupku. Walau semua itu sekarang menjadi cerita yang paling pahit di kehidupanku!

Selamat jumpa di lain waktu dengan suasana yang jelas berbeda! Ku harap kau membaca ini ^^
#CUNGLIN


No comments:

Post a Comment