♫♬

Friday, February 28, 2014

Tulisan Terakhirku

Aku telah bisa tanpa mu! Pergilah sejauh mungkin. Karena kini aku juga telah bisa pergi sejauh mungkin dari hidupmu. Sama seperti kamu yang pergi terlebih dahulu. Luka apa lagi yang akan kamu ciptakan wahai temanku? Sudah lah cukup aku mengikuti permainanmu sampai detik ini. Aku ingin bernafas lega tanpamu. Sampai akhirnya kamu lah yang (mungkin) akan mulai mencari sosok yang kamu lupakan ini. Atau mungkin kita lah yang benar-benar akan terus saling melupakan.

Kebahagiaanku! Kesakitanku! Semangatku! Tidak lagi di karenakan olehmu! Siapa kamu? Sehingga begitu berhak mengobrak-abrik hidupku. Pergilah lagi. Jika kamu mau tidak usah kembali. Sebab jika kamu kembali aku yakin, kamu hanya akan membuka luka lama atau membubuhkan luka baru yang begitu menyakitkan.

Sudahlah! Aku baik-baik saja tanpa kamu. Roda ku mungkin sudah berada di atas, hingga aku tidak lagi menjadi subjek yang harus terlupakan-terbaikan-dan ter—yang lain! Kamu fikir aku tidak bisa bangkit tanpa kamu? Bahkan karena tanpa mu itulah aku mampu keluar dari cerita memuakkan yang kamu atur.

Aku? Tidak membencimu. Hanya saja rasa sayangku tidak sebesar dahulu. Sangat kecil. Benar-benar redup. Jika rasa sayang itu pun masih tersisa, itu hanya karena kamu muslimah, dan aku menyayangimu sebagai saudara semuslimku. Tidak seperti dahulu. Toh nyatanya, seberapa sayang aku dengan kamu. Kamu tidak pernah mendengarkan aku. Kamu tahu, aku bukan malaikat. Sebab itu wajar, jika aku juga bisa berlaku sepertimu.

Sosokmu hanya secuil. Masih banyak hal yang lebih penting yang harus aku kerjakan selain berfikir bagaimana caranya agar kamu mendengarku. Lakukanlah apa yang kamu mau! Setelah tanggal yang aku ciptakan itu benar-benar berlalu. Aku juga benar-benar tidak menyukai caramu. Aku benar-benar menghapus namamu. Aku telah benar-benar mengusirmu dari dalam kepalaku.

Dengar aku..
Aku bukan boneka yang terus menggantungkan kebahagiaannya dengan pemiliknya. Jika di atur A aku harus A dan B aku melakukan B. Baiklah. Semangat menulis itu memang darimu, tapi sekarang. Tanpa semangat mu itu aku masih mampu bangkit! Percayalah. Aku telah lebih tahu diri sekarang! Aku tidak akan mengemis-merengek-meminta-minta sebuah semangat dan perhatian darimu lagi. Jika apa yang selama ini aku bicarakan tidak membuatmu berubah seperti yang aku mau. Baiklah. Toh jika Allah mau, semua orang di dunia ini akan bertakwa. Termasuk kamu...
Ini tulisan terakhirku tentangmu. Tentang teman lamaku yang ternyata tidak begitu harus aku harapkan. Ini tulisan terkahirku tentangmu... Iya!:)

Iya. Ini. Tulisan. Terakhirku.

#Rm!


No comments:

Post a Comment