Kamu. Iya kamu yang dulu dan
sampai sekarang ku harapkan kembali. Dari tahun lalu yang ku harapkan menjadi
satu lagi. Dan kamu yang pertemanannya berarti untukku. Memang, aku tak bisa
menggantikan mu dengan siapa pun. Tapi aku baru percaya. Bahwa akan ada orang
lain yang masuk dan menawarkan pertemanan baru. Allah benar-benar mengirimkan
mereka di saat yang tepat.
Disaat aku mulai berusaha
berhenti berkecimpung di dunia mu. Di dunia kita;dulu. Mereka satu persatu menyuarakan
rasa sayangnya, pengharapannya akan
ada nya aku dan arti hadirku di kehidupan mereka. Dan kamu tahu? Mereka adalah
subjek yang aku abaikan dahulu. Subjek yang keberadaanya ku anggap angin lalu.
Subjek yang entah telah makan hati seberapa banyak atas sikapku. Dimana mereka
memperhatikan aku. Aku malah sibuk memperhatikanmu dari kejauhan. Dimana mereka
mengharapkan adanya aku diharinya. Aku malah terlalu sibuk mengharapkan
pertemanan kita kembali.
Aku telah tahu, alasan kenapa
kita tak ditakdirkan menjadi satu sekarang. Supaya aku menyadari, supaya aku
membuka mataku. Ada orang lain yang hatinya tersakiti karena ku. Ada orang lain
yang aku abaikan seperti kamu mengabaikanku. Aku merasakan apa yang orang itu
rasakan.
1 tahun adalah waktu yang lama.
Ternyata tidak. Subjek yang aku ceritakan adalah subjek yang bertahan untukku
selama 2 tahun. Dalam pengabaian. Dalam harapan mendapatkan seorang teman yang
saling mengerti. Mungkin sama harapannya denganku. Tapi sayang, waktu itu aku
terlampau buta. Dan itu disebabkan olehmu, sayang. Kamu memamg tak pergi kemana
pun. Tapi bayangmu memang tak begitu pekat kulihat. Ku fikir bayangan itu akan
kembali menjadi pekat dan nyata. Ternyata sampai sekarang semuanya sama.
Bayangan itu tetap menjadi bayangan. Bahkan semakin memudar. Bayangan mu hampir
hilang di gantikan oleh sosok nyata seperti mereka.
Maaf sayang, aku bukan membencimu
dan tak mengharapkan mu kembali. Jujur, rasa sayang itu masih ada. Namun tak
sebesar dulu. Kamu mungkin bukan lagi subjek yang tersayang seperti dulu.
Karena bertahan di tengah pengabaianmu adalah hal yang paling menyakitkan.
Awalnya aku ingin bertahan untukmu lebih lama. Lebih lama dari sekarang. Karena
ku mengira semua akan baik-baik saja. Semakin hari, bukan perlakuan baik yang
ku dapatkan darimu. Malah pengabaian-pengabaian kecil yang makin menjadi jadi.
Aku benci menunggu dalam keadaan
yang tak teranggap. Ketika kamu fikir bertahan itu mudah. Kamu salah. Pernah
kamu berfikir bagaimana rasanya merasakan rindu namun hanya dapat memeluk
kenangan? Pernah kamu berfikir bagaimana rasanya mengungkapkan namun di anggap
angin lalu? Pernah kamu memperjuangkan teman terdekatmu namun mereka malah
asyik dengan kesibukan yang lain? Jawabannya mungkin tak.
Mungkin kamu selalu dapatkan apa
yang kamu mau. Sedangkan aku tak.
Kamu hebat memang, membuat ku
masuk ke dunia kamu. Dunia baru. Dunia yang lagi lagi menjadi awal aku bahagia.
Aku terlalu menggantungkan kebahagiaanku di kamu, temanku. Jadi ketika kamu
jauh seperti sekarang. Aku merasakan sakit yang luar biasa, sepi yang
berkepanjangan dan.... mana pernah kamu tahu itu. Kamu pernah meminta untuk
melepaskan kata “Ter” yang melekat pada mu. Tersayang
tepatnya. Kini aku telah mampu merealisasikan apa yang kamu mau. Kamu juga
pernah menyuruhku melupakan kamu sebagai orang yang paling berpengaruh dalam
hidupku. Kini aku juga telah mampu melakukan itu.
Apa yang kamu inginkan selama ini
telah terjadi sayang.. Aku telah lakukan. Apakamu bahagia?
Apa dengan melihatku mulai
melupakan tentang kita adalah bahagia bagimu? Apa dengan melihatku benar-benar
melepasmu adalah kemenangan bagimu? Jika iya. Selamat kamu menang, dan silahkan
berbahagia. Usahamu mengabaikanku dan
kata-kata perintah untuk melupakan mu telah berhasil aku lakukan. Bukan demi
kamu. Tapi demi diriku sendiri.
Aku, kamu, kenangan dan
pertemanan. Akan tetap jadi bagian hidupku. Walau pada bagian “masa lalu” ku.
Masa lalu itu tak akan melulu ku ingat. Ia hanya akan ada dalam hati. Tak boleh
lagi ada air mata ku yang menetes karena kamu yang tak pedulikan air mataku.
Tak boleh lagi ada kesedihan karena kamu yang sama sekali tak tahu bagaimana
sedihku. Hanya boleh air mata bahagia dariku dan mereka yang ternyata
menyayangiku. Sama seperti kamu menyayangiku bahkan lebih..
Walau perhatianmu tak kan
tergantikan oleh siapa pun. Tapi besarnya rasa sayangmu mampu di
tandingi oleh besarnya rasa sayang mereka. Sungguh. Ketika kamu kembali. Aku
tetap akan ada. Iya itu pun jika.... J Sekarang bernafaslah
dengan bebas. Tak akan ada lagi ada ‘aku’ yang menagih janji sebuah pertemuan.
Tulisan ini berasal dari aku yang
kamu abaikan...
No comments:
Post a Comment