♫♬

Wednesday, February 26, 2014

Sahabatku adalah Mantan Musuhku

Sahabatku adalah mantan musuhku!

Siapa yang tahu kejadian dikemudian hari. Siapa pula yang bisa memastikan siapa yang akan berkecimpung didalamnya? Kamu tahu? Tidak? Sama aku juga sama sekali tidak mengetahui secuil pun rencana Allah di kemudian hari untukku. Termasuk rencana Allah sekarang. Jalan cerita yang berliku-liku. Putar sana-sini. Ada orang yang baru datang dan bermain-main di hidupku lalu ia pergi lagi. Ada juga orang orang lama yang baru berkecimpung kembali. Ada juga orang pernah dekat lalu mendekat lagi. Ada juga orang yang tidak pernah dekat sama sekali lalu tiba-tiba dekat. Ada juga yang.......sudahlah!

Lalu, sekarang siapa yang menyangka bahwa Sahabat dunia akhiratku –LA- adalah mantan orang yang dahulu termasuk orang yang tidak aku senangi? Termasuk orang yang selalu menjadi sainganku? Termasuk orang yang selalu berlomba-lomba denganku dalam segala hal? Singkatnya orang yang sekarang menjadi pelengkap hidupku adalah mantan musuhku!

Kenapa bisa? Pertanyaan yang sama-sama pernah kami pertanyakan. Bagaimana bisa seorang musuh menjadi sahabat? Bagaimana pula teman terdekat menjadi seorang yang seperti musuh? Aku juga terkadang bingung, kenapa jalan cerita yang Dia tuliskan begitu rumit dan berputar-putar? Bukan menyalahkan keadaan, toh keadaan yang selalu di hujat dan di persalahkan tidak pernah bisa sejalan dengan apa yang di inginkan kalau tidak dengan kehendakNya.

Kembali ke musuhku dulu dan sahabatku sekarang..
Bahagia memang, seorang yang dahulu berada di titik terjauh dan berada pada tempat yang selalu ku cari kesalahannya kini menjadi orang yang paling dekat. Bukan lagi untuk mencari kesalahan satu sama lain. Tapi bagaimana cara menguatkan satu sama lain. Aku dan dia sama-sama pernah berada masa-masa kesuraman. Bergaul sana-sini dan menemukan banyak kejadian tragis. Mengenal dan menelaah kejamnya kehidupan di luar. Sampai akhirnya kami berdua sama-sama hijrah ke jalan yang InsyaAllah benar.

Karena Hijrah kami bertemu kembali..
Dia mulai memperbaiki diri dan aku pun melakukan hal yang sama. Aku tidak pernah mencarinya lagi. Dia juga tidak mengukir mimpi untuk menjalin persahabatan denganku seperti sekarang. Bahkan kami sama-sama dekat dengan orang lain. Tapi sayang, siapa yang dekat dengan kami. Itulah yang meninggalkan kami lebih jauh dari kami yang dulu adalah musuh. Aku dan dia yang dahulunya musuh saja bisa berdamai, tapi kenapa orang yang mengaku teman bahkan tertempel embel-embel terdekat. Berlaku seolah merekalah musuh yang sebenarnya? Aku telah berdamai dengan masa suramku. Dia pun demikian. Sampai akhirnya kami di pertemukan dalam suatu kesempatan. Melihat penampilannya yang menyejukkan mata membuatku menariknya ke dalam hidupku. Lambat laun rasa sayang itu muncul. Dia kini sama berartinya dengan orang-orang yang terlebih dahulu menjadi temanku..

Aku menggenggamnya lantas dia merangkulku..
Aku pernah merangkul seseorang, tapi orang itu kini melepaskan rangkulan itu. Demi Allah, rasanya sangat menyesakkan dadaku. Hingga aku hanya berani menggenggamnya untuk berjalan bersama-sama. Tapi subhanallah.. Ketika aku menggenggamnya. Dialah yang merangkulku. Maka nikmat Tuhanku yang mana lagi yang mampu aku dustakan?. Berjalan bersamanya adalah kebahagiaan untukku. Membuatnya tertawa dan mendengarkan ceritanya adalah hal yang sangat menyenangkan untukku. Aku mencintai caranya mendengarkan ku bercerita, aku mencintai caranya memperhatikanku, aku mencintai caranya mencintaiku karena Allah pula.

Tidak ada yang kebetulan. Semua itu rencana Allah..
Kesakitan yang pernah aku lakukan, kesalahan yang pernah dia lakukan. Itu adalah perantara. Perantara agar aku dan dia saling bertemu. Aku memberi tahu apa kesalahannya, dan dia memberi solusi atas kesakitanku. Kini kami sama-sama saling memberi tahu dan mencintai karena Allah. InsyaAllah.. Part paling bahagia di hidupku adalah ini. Menemukan sahabat yang sejalan, yang seakidah, yang bisa mencintai karena Allah. Yang dengan berjalan bersamanya menguatkanku. Yang dengan berbicara dengannya membuat cintaku semakin membara. Dan membuatku terus mengingat Allah yang Maha Pemilik Cinta.

Aku tidak lagi mempedulikan orang lain berkata apa tentangku. Aku tidak peduli lagi siapa yang telah membuatku terjatuh. Aku hanya akan terus bersama dia, sahabatku. Untuk terus sama-sama meraih RidhoNya sama seperti apa yang aku impikan. Aku tidak perlu teman yang hanya ada ketika aku sedih dan tawa tanpa mereka tahu apa yang terbaik untukku. Aku tidak perlu teman yang hanya bisa tertawa dan sama-sama terbuai oleh dunia tanpa mengingatkanku pula. Aku hanya perlu satu sahabat yang tahu apa-apa saja yang di perintahkan Allah dan juga di larang Allah. Dengan begitu, aku akan terus berbahagia. Karena Allah tidak akan melaknatku karena melupakan perintahNya. Sebab jika aku keluar dari jalurNya. Sahabatku inilah yang akan mencubitku untuk kembali kejalur yang benar.

Allah.. Tolong jaga sahabatku.  Buatlah ia bahagia. Jauh lebih bahagia dari kebahagiaan yang ia ciptakan untukku. Walau ia mantan musuhku, aku tetap mencintainya. Walau ia adalah mantan musuhku. Ia kini jauh lebih berharga. Semoga kelak, kami termasuk orang yang akan masuk syurgaMu ya Allah.. Aamiin.


#LA


No comments:

Post a Comment