Sahabatku adalah mantan musuhku!
Siapa yang tahu kejadian
dikemudian hari. Siapa pula yang bisa memastikan siapa yang akan berkecimpung
didalamnya? Kamu tahu? Tidak? Sama aku juga sama sekali tidak mengetahui secuil
pun rencana Allah di kemudian hari untukku. Termasuk rencana Allah sekarang.
Jalan cerita yang berliku-liku. Putar sana-sini. Ada orang yang baru datang dan
bermain-main di hidupku lalu ia pergi lagi. Ada juga orang orang lama yang baru
berkecimpung kembali. Ada juga orang pernah dekat lalu mendekat lagi. Ada juga
orang yang tidak pernah dekat sama sekali lalu tiba-tiba dekat. Ada juga
yang.......sudahlah!
Lalu, sekarang siapa yang
menyangka bahwa Sahabat dunia akhiratku –LA- adalah mantan orang yang dahulu
termasuk orang yang tidak aku senangi? Termasuk orang yang selalu menjadi
sainganku? Termasuk orang yang selalu berlomba-lomba denganku dalam segala hal?
Singkatnya orang yang sekarang menjadi pelengkap hidupku adalah mantan musuhku!
Kenapa bisa? Pertanyaan yang
sama-sama pernah kami pertanyakan. Bagaimana bisa seorang musuh menjadi
sahabat? Bagaimana pula teman terdekat menjadi seorang yang seperti musuh? Aku juga terkadang
bingung, kenapa jalan cerita yang Dia tuliskan begitu rumit dan berputar-putar?
Bukan menyalahkan keadaan, toh keadaan yang selalu di hujat dan di persalahkan
tidak pernah bisa sejalan dengan apa yang di inginkan kalau tidak dengan
kehendakNya.
Kembali ke musuhku dulu dan
sahabatku sekarang..
Bahagia memang, seorang yang
dahulu berada di titik terjauh dan berada pada tempat yang selalu ku cari
kesalahannya kini menjadi orang yang paling dekat. Bukan lagi untuk mencari
kesalahan satu sama lain. Tapi bagaimana cara menguatkan satu sama lain. Aku
dan dia sama-sama pernah berada masa-masa kesuraman. Bergaul sana-sini dan
menemukan banyak kejadian tragis. Mengenal dan menelaah kejamnya kehidupan di
luar. Sampai akhirnya kami berdua sama-sama hijrah ke jalan yang InsyaAllah
benar.
Karena Hijrah kami bertemu
kembali..
Dia mulai memperbaiki diri dan
aku pun melakukan hal yang sama. Aku tidak pernah mencarinya lagi. Dia juga
tidak mengukir mimpi untuk menjalin persahabatan denganku seperti sekarang.
Bahkan kami sama-sama dekat dengan orang lain. Tapi sayang, siapa yang dekat
dengan kami. Itulah yang meninggalkan kami lebih jauh dari kami yang dulu
adalah musuh. Aku dan dia yang dahulunya musuh saja bisa berdamai, tapi kenapa
orang yang mengaku teman bahkan tertempel embel-embel terdekat. Berlaku seolah merekalah musuh yang sebenarnya? Aku telah
berdamai dengan masa suramku. Dia pun demikian. Sampai akhirnya kami di
pertemukan dalam suatu kesempatan. Melihat penampilannya yang menyejukkan mata
membuatku menariknya ke dalam hidupku. Lambat laun rasa sayang itu muncul. Dia
kini sama berartinya dengan orang-orang yang terlebih dahulu menjadi temanku..
Aku menggenggamnya lantas dia
merangkulku..
Aku pernah merangkul seseorang,
tapi orang itu kini melepaskan rangkulan itu. Demi Allah, rasanya sangat
menyesakkan dadaku. Hingga aku hanya berani menggenggamnya untuk berjalan
bersama-sama. Tapi subhanallah.. Ketika aku menggenggamnya. Dialah yang
merangkulku. Maka nikmat Tuhanku yang
mana lagi yang mampu aku dustakan?. Berjalan bersamanya adalah kebahagiaan
untukku. Membuatnya tertawa dan mendengarkan ceritanya adalah hal yang sangat
menyenangkan untukku. Aku mencintai caranya mendengarkan ku bercerita, aku
mencintai caranya memperhatikanku, aku mencintai caranya mencintaiku karena
Allah pula.
Tidak ada yang kebetulan. Semua
itu rencana Allah..
Kesakitan yang pernah aku
lakukan, kesalahan yang pernah dia lakukan. Itu adalah perantara. Perantara
agar aku dan dia saling bertemu. Aku memberi tahu apa kesalahannya, dan dia
memberi solusi atas kesakitanku. Kini kami sama-sama saling memberi tahu dan
mencintai karena Allah. InsyaAllah.. Part paling bahagia di hidupku adalah ini.
Menemukan sahabat yang sejalan, yang seakidah, yang bisa mencintai karena
Allah. Yang dengan berjalan bersamanya menguatkanku. Yang dengan berbicara
dengannya membuat cintaku semakin membara. Dan membuatku terus mengingat Allah
yang Maha Pemilik Cinta.
Aku tidak lagi mempedulikan orang
lain berkata apa tentangku. Aku tidak peduli lagi siapa yang telah membuatku
terjatuh. Aku hanya akan terus bersama dia, sahabatku. Untuk terus sama-sama
meraih RidhoNya sama seperti apa yang aku impikan. Aku tidak perlu teman yang
hanya ada ketika aku sedih dan tawa tanpa mereka tahu apa yang terbaik untukku.
Aku tidak perlu teman yang hanya bisa tertawa dan sama-sama terbuai oleh dunia
tanpa mengingatkanku pula. Aku hanya perlu satu sahabat yang tahu apa-apa saja
yang di perintahkan Allah dan juga di larang Allah. Dengan begitu, aku akan
terus berbahagia. Karena Allah tidak akan melaknatku karena melupakan
perintahNya. Sebab jika aku keluar dari jalurNya. Sahabatku inilah yang akan
mencubitku untuk kembali kejalur yang benar.
Allah.. Tolong jaga
sahabatku. Buatlah ia bahagia. Jauh
lebih bahagia dari kebahagiaan yang ia ciptakan untukku. Walau ia mantan
musuhku, aku tetap mencintainya. Walau ia adalah mantan musuhku. Ia kini jauh
lebih berharga. Semoga kelak, kami termasuk orang yang akan masuk syurgaMu ya
Allah.. Aamiin.
#LA
No comments:
Post a Comment