♫♬

Sunday, January 19, 2014

Bukan Sebuah Lilin

   Lilin kecil berwarna-warni menghias di atas kue. Gemerlapan seperti bintang di langit gelap. Cahaya nya terpancar redup namun menyejukkan. Mata siapa pun yang memandang akan takjub melihat keindahannya berkobar-kobar. Sesekali bergoyang ke arah angin. Sesekali berdiri tegak setegak batangnya. Dan Wush. Keindahan nya lenyap. Lilin kecil padam. Keindahan terputus. Tidak ada lagi gemerlap bintang di atas kue. Hembusan dahsyat itu memadamkan keelokannya. Namun, ketika api menyambar pucuknya. Lilin kecil itu hidup kembali. Dan begitu seterusnya...


Sayangnya, kehidupan yang aku dan kau jalani tidak sesimple LILIN. Yang mana, ketika kita berada posisi tidak nyaman bisa keluar seenaknya saja. Sama seperti mematikan Lilin. Atau ketika bahagia-bahagia nya kita bisa masuk ke kehidupan itu lagi dengan sebebas-bebasnya—sama seperti menghidupkan lilin. Kehidupan lebih rumit dari sekedar meniup dan mematikan lilin. Andailah kehidupan semudah itu. Mungkin aku adalah salah satu orang di antara jutaan bahkan milyaran kepala yang tidak merasakan sesak yang luar biasa saat ini.

Hidup adalah perjuangan. Perjuangan untuk memperjuangkan yang baik. Atau justru berjuang untuk hal yang buruk. Celakanya lagi, memperjuangkan hal yang buruk yang di anggap baik. Rumit. Hidup memang rumit. Bisa jadi, ketika kita sudah berusaha keluar dari masalah. Lari sekencang-kencangnya. Membuang fikiran agar tidak dapat berfikir lagi. Justru hal itulah yang membuat masalah semakin pekat. Semakin menancap di kepala. Semakin menusuk dalam jiwa. Semakin menyesakkan dan semakin menjatuhkan kita pada posisi yang lebih parah dari sebelumnya..

Ketika Lilin dapat di tiup dan di matikan sesuka hati—pemiliknya. Kehidupan sama sekali tidak bisa berhenti sesuka hatinya. Tidak bisa dipaksa untuk kembali ke masa lampau. Tidak bisa pula di percepat ke masa yang akan datang. Atau memperlama waktu di masa sekarang. Kehidupan tidak akan berhenti, walau kita berusaha mati-matian menghentikan waktu. Kecuali Allah mengizinkan. Jalan satu-satunya mencapai keindahan adalah dengan menjalaninya. Tidak peduli seberapa berat. Tidak peduli seberapa pahit. Entah hari ini terlilit hutang yang membelit dan meliuk sana-sini. Entah hari ini mendapatkan nilai ulangan yang sangat-sangat tragis. Entah hari ini kurang makan. Entah hari ini mempunyai kelainan. Dan rentetan kata entag yang lain. Hidup tidak akan pernah berhenti-sebelum waktunya-.

Walau pahit walau sulit. Bukankah masih bisa bersyukur?
Aku juga pernah –terbilang sering—merasakan pahit yang luar biasa pahitnya. Aku juga pernah bersahabat dengan kesedihan;setahun terakhir. Aku juga pernah kesulitan. Yang lebih singkat. Aku juga sempat lupa bagaimana bersyukur.
Aku tetap saja berfikir Bagaimana aku bisa seperti lilin. Yang dihembus akan padam dan di nyalakan akan bersinar kembali. Aku terus mencari cara bagaimana aku bisa bahagia lalu ‘mati’ ketika kesulitan menerpa. Aku melupakan syukur. Padahal, ketika kita dekat dengan syukur. Kesulitan apa pun akan ada jalan keluarnya, akan tetap ada sisi untuk menuju kemudahan. Tetap ada celah untuk menerbangkan kesulitan itu pergi dan menggantikannya dengan bahagia. Kadang kita lupa. Kadang kita terlampau sibuk mengurusi hal yang tidak seharusnya di urusi. Padahal ada masalah besar dalam hati yang harus di urusi. Kurangnya rasa syukur.

Hembusan di atas lilin membuat keindahannya padam. Hembusan do’a di atas sajadah membuat keindahan hidup terbuka. Nyala api di atas lilin membuat keindahannya kembali. Nyala api di atas rasa syukur akan membuat jalan keindahan semakin lebar. Ketika lilin harus di nyalakan agar keindahan itu kembali, kehidupan butuh rasa syukur untuk membuat segalanya menjadi indah. Ketika lilin harus padam di akhir. Kehidupan tidak akan pernah padam sebelum Allah menghentikannya. Lilin hanya mampu memberikan pancaran keindahan untuk beberapa jam saja. Tapi kehidupan mampu memberikan keindahan berkali-kali lipat dari Lilin. Cukup satu beryukur.
Sebab hidup tidak sesimple meniup dan menyalakan Lilin.
Sebab kita tercipta bukan untuk menjadi sebatang Lilin..


No comments:

Post a Comment