♫♬

Thursday, January 9, 2014

Masih Tetap Untukmu

Sedih bahkan lebih. Dimana orang yang dulu selalu memberiku nasihat. Selalu berkata ini itu untukku. Kini pergi hilang entahlah kemana. Entah apa yang kau cari. Entah kenapa kau tega pergi. Waktu demi waktu. Aku jalani dengan penuh pelajaran, bahwa tak selamanya orang yang kita inginkan selalu ada. Pelajaran bahwa mimpi terkadang tak menjadi sebuah kenyataan. Termasuk omongan. Terkadang apa yang aku lontarkan untukmu tak selamanya kau dengar..
            Kau memang tak menyayat tubuhku dengan benda tajam. Namun kau menyayat hatiku dengan kata-kata ketidakpedulianmu. Kau memang tak menampar pipiku dengan tanganmu, tapi kau menampar pikiranku dengan perlakuan burukmu terhadapku. Sungguh. Kenapa air mata ini masih bisa keluar untukmu...
            Aku mulai membenci mu. Bukan ragamu yang kubenci. Tapi sifat-sifatmu yang mulai berubah lambat laun menjadi sosok yang tak pernah ku kenal sebelumnya. Kemana sosok yang dulu menasehatiku? Kenapa ia berubah menjadi sosok yang tak pernah mendengar apa yang aku katakan? Kemana sosok  yang dulu ku impikan menjadi seorang sahabat? Kenapa kini ia berubah menjadi orang yang berlaku seperti musuhku. Kemana semua kebaikan-kebaikan yang dulu aku dapati darimu? Kenapa semua berubah menjadi hal buruk yang selalu mengganggu tidurku.
            Aku mulai mengerti arti nya kesabaran. Aku mulai mengerti artinya air mata. Semenjak perlakuanmu, kata-katamu seolah mengganggapku tak berguna sama sekali dihidupmu. Sabarku terlalu di uji ketika ku menghadapimu, berkali-kali berbicara namun berkali-kali di abaikan. Berkali-kali menasehati. Berkali-kali di anggap angin lalu.
Inikah cara Allah membuatku semakin sabar? Mungkin.. Iya.

            Tak terfikir olehku sebelumnya. Mendapat perlakuan buruk dari orang yang selama ini aku jadikan subjek tersayang. Rasanya kini telah habis air mataku untuk menangisi setiap perubahanmu semoga Allah tak menghukumku karena tak berhasil menarikmu kembali bersamaku. Ku fikir air mataku telah habis, namun kali ini ia keluar lagi aku tahan sebisanya. Namun ia tetap saja keluar begitu hebatnya. Sama seperti kehebatanmu membuat air mataku keluar lagi setelah sekian lama.. Kapan kau akan berhenti mengganggap omongan-omonganku angin lalu? Kapan kau akan mengerti bahwa apa yang aku lakukan ini semata-mata karena aku begitu menyayangimu. Bahwa aku hanya ingin bertemu kau di ‘sana’.             Allah telah tahu bagaimana usahaku selama ini terus memberi tahumu. Ketika kau salah aku datang. Tapi selalu pengabaianmu yang kudapati. Atau bahkan perkataan mu yang sedikit membuat hatiku tersayat. Aku tahu. Jika Allah mau Dia bisa saja membuat seluruh orang di dunia ini bertakwa padaNya. Sudahlah. Ini urusanmu dan Dia. Yang pasti aku pernah berusaha keras menggenggammu lagi.
    Kamu,
Awalnya aku rela saja mendapat pengabaianmu terus menerus. Tapi ternyata lelah, sangat lelah sayang. Semakin hari perubahanmu semakin menjadi. Sedangkan usahaku tak tampak ada hasilnya.. Aku kehabisan akal bagaimana untuk mengajakmu berjalan disampingku. Aku kehabisan cara dan kata untuk membujukmu kembali kepadaku .
            Kamu,
Mengapa secepat itu perubahanmu? Siapa yang salah? Aku ? apa usahaku kurang untuk memberi tahumu apa-apa yang telah aku ketahui? Atau memang kau lah yang bebal untuk menelaah apa yang aku beri tahu tadi lantas menganggapnya angin lalu lagi tak berharga? Astagfirullah.. Baru kali ini aku berjuang mati-matian menarik orang masuk kehidupanku dan belajar bersamaku. Sungguh. Aku seperti muka tembok. Tapi tak apalah...
Aku kini angkat tangan. Entah seberapa lama aku akan mencari cara lain. Namun untuk saat ini. Aku hanya akan jadi penonton dari kejauhan.....

#Post #NoSubjek #JustWriting

No comments:

Post a Comment