♫♬

Sunday, January 5, 2014

Keroppi dan Spongebob pun bersatu

    Siapa sangka kita bisa bertemu. Bertemu dalam dunia yang tak nyata tapi memiliki makna lebih dari sebuah pertemuan nyata. Aku yang sempat ketakutan karena kamu memiliki kesukaan yang sama dengan teman lamaku akan berujung sama. Kini ketakutan itu hilang. Sungguh, aku tak menggenggammu terlalu erat. Kadang kamu ku biarkan pergi, kadang aku pergi sejenak yah itu semata-mata agar kita tahu apa itu rindu. Apa itu kehilangan. Hingga akhirnya kurasa kita mampu menjaga walau dalam dunia yang tak nyata..
     Aku tahu memang tak mudah untuk ku apalagi untukmu. Jarak lah yang membuat semuanya rumit. Lebih rumit dari pada soal-soal akuntansi yang kerap kali memiliki banyak metode. Lalu metode apa yang bisa kita pakai untuk memecahkan masalah antara kita dan jarak? Aku sering mencari metode untuk memecahkan permasalahan ini. Namun yang ada, malah menimbulkan permasalahan baru. Otakku sakit. Memikirkan jarak, kita, tawa dan rindu.. Jarak memang kata yang simple. Sesimple minum air putih, sesimple berjalan di atas tanah. Ya. Tapi rumit untuk di mengerti. Serumit memikirkan kenapa air putih di beri nama air putih? Bukankah ia bening?Bukankah putih itu berarti berwarna seperti susu? Lalu siapa yang salah dalam menelaah? :/ sudahlah..
      Siapa bilang spongebob dan keroppi tak bisa bersatu ? :--)
Memang benar - penyuka – spongebob dan – penyuka – keroppi pernah bersatu tapi mereka berpisah dikemudian hari. Tapi kini, dengan subjek yang berbeda membuat anggapan spongebob dan keroppi tak mungkin bersatu musnah J Nyatanya. Kami bersatu. Bahkan tanpa ada pertemuan nyata. Lihatlah. Kami masih baik-baik saja. Percayalah. Kami Ba-ik-ba-ik sa-ja! 


Kembali kepada kita. Biarlah waktu yang menjawab apa yang akan terjadi pada kita ‘nantinya’ andai kata peristiwa spongebob dan keroppi itu terulang. Aku yakin. Hal itu juga bukan karena pertikaian yang konyol yang seharusnya tak terjadi. Tapi bila pertemuan yang kita dapati. Aku lebih yakin. Pertemuan itu akan sangat indah. Sama seperti keindahan khayalku di alam bawah sadar. Jujur, aku bahagia. Aku baru berfikir. Aku baru menuliskan cerita baru. Andai saja kamu ada disini. Mungkin aku lebih menyayangimu. Aku suka dengan caramu bersikap karena caramu bersikap menunjukkan kamu peduli dengan aturan-aturan agama. Kamu punya keinginan besar untuk berjilbab sesuai syari’at. Kamu punya pengetahuan yang mungkin aku tak tahu tentang Islam. Kamu rajin mengaji dan kamu...mau mendengarkan apa yang aku utarakan.
            Bayangkan saja.. Mungkin. Jika kita berada pada satu tempat yang sama. Kita benar-benar menjadi orang yang paling bahagia. Kita bisa bersama-sama pergi;mungkin menghadiri majelis-majelis ilmu berdua;atau hanya sekedar hunting baju. Sungguh itu lah yang ku inginkan. Bersama orang yang aku sayang bersama orang yang kuharapkan menjadi sahabat. Saling menasehati ketika satu orang di antaranya salah. Menopang ketika terjatuh. Menghapus ketika air mata menetes. Menarik jika barangkali satu di antaranya mulai hampir keluar lingkaran aturan Allah. Aku ingin mencintai sahabatku karena Allah. Aku ingin menyayangi karena Allah. Aku ingin di nasehati dan menasehati tentang ajaran Allah.
            Bahagia-sedih-kecewa-harap-asa!
Namanya juga kedekatan. Kadang bahagia. Kadang sedih. Kadang kecewa. Ada harap dan asa. Bahagia ku sebenarnya sederhana. Aku hanya ingin kita bertemu. Kecewaku juga sederhana ketika hanya tadi tak terwujud. Apalagi harapku hanya menimbulkan asa yang tak bertepi. Aku rela kita jauh, tapi hati kadang menginginkan pertemuan. Aku rindu entah apa yang aku rindukan sebab aku tak tahu rupa mu sesungguhnya.Kenapa begitu rumit? Kenapa begitu sulit ku temukan jawaban? Dan mengapa ia tak berujung? Pertanyaanku semakin menjadi-jadi. Rinduku semakin menggebu. Tapi semua itu ku tuangkan dalam bait harap dalam do’a. Semoga pertemuan indah itu akan ada. Didunia ataupun.... syurga...

YaAllah yang maha kuasa atas segala apa-apa yang ada di bumi lagi alam semesta.
Aku menginginkan pertemuan nyata pada subjek yang aku lukiskan di atas. Allah.. Sungguh aku menyayanginya. Aku hanya ingin mengenggamnya dengan nyata. Aku ingin memeluknya.
Aku ingin bercerita sama seperti aku bercerita kepada teman-temanku. Kenapa jarak menghalangi kami? Kenapa jarak kurasa menyesakkan?
Allahu..
Apa ini termasuk ujian mu bagi hambamu ini, yaAllah? :”)
Jika iya.. Berikanlah aku dan ia keteguhan hati. Agar tak melulu membenci jarak apalagi takdirmu Allah...

Aamiin J

No comments:

Post a Comment