Kembalikan lagi senyumku.
Sekian lama aku masih disini.
Dengan rasa yang sama dan luka
yang semakin menjadi.
Ini semua karena kamu yang telah
lama pergi.
Ini semua tentang kita yang dulu
sempat dekat dan hampir menjadi sahabat.
Semua tentang pertemuan yang
berujung pada perpisahan..
Pertemanan yang rumit yang tak
kunjung kutemukan ganti yang sama..
Kufikir pertemanan itu kan
berubah..
Berubah menjadi hubungan yang
lebih akrab.
Menjadi orang yang kusebut
sahabat..
Memang benar, jika kita terlalu
mengenggam ia akan terlepas begitu saja..
Sama seperti kamu, aku dan masa
lalu..
Senyumku kini berubah menjadi
tangis yang tak kunjung mereda..
Lagi-lagi disebabkan karenamu.
Karena ‘kita’ dimasa lalu.
Sosok yang dulu menjadi teman
tersayang kini menjadi sosok yang seolah tak mengenalku.
Sosok yang dulu berada disisi
kini menjadi orang dengan jarak terjauh.
Perpisahan memang pasti adanya..
Namun bisakah kamu singgah lagi
seperti dulu? Menghapuskan air mataku..
Sama. Sama seperti para sahabat
yang mengusap air mata sahabatnya..
Kembalikan senyumku, yang dulu ku
ukir bersamamu..
Kembalikan lagi tawaku, yang dulu
selalu menjadi senjata untukku lupakan tangis..
Kembalikan lagi bahagiaku, yang
dulu kurasakan disampingmu, teman..
Tawa itu, sedih itu, kebersamaan
itu, iya.. aku rindu...
Aku rindu adanya kamu di hariku..
Aku rindu adanya pertemanan masa
laluku.. Sungguh, ini begitu menyiksaku..
Kulihat langit-langit kamarku
tetap saja ada kita. Walau hanya bayangan..
Ku lihat mereka yang saling
bercanda, aku teringat kamu yang dulu sering bercanda denganku..
Namun sayang, semua hanya
kenangan..
Aku bingung. Bagaimana cara
mengembalikan lagi senyumku?
Setelah kita pergi. Oh bukan
setelah kamu-dan-aku-memutuskan-untuk-mengakhiri-pertemaman-ini.
Teramat lelah air mata menumpah namun
kamu enggan hadir.
Tolong. Kembalikan lagi senyumku
seperti dulu.
Kamu selalu hebat sama seperti
dulu.
Namun bedanya.
Kini kamu hebat untuk membuatku
terus menangis dan merindukan pertemanan itu..
Kenapa kamu tega meninggalkan ku
sendiri disini?
Sedang ku fikir kita dekat dan
aku menyayangimu..
Kenapa sosok mu berubah menjadi
bayang-bayang yang menakutkan?
Sedang kufikir
dulu kamu alasan ku untuk tertawa..
Apakah
mengharapkanmu kembali di sini adalah mimpi besar?
Apakah mimpi besar itu mustahil untuk menjadi nyata?
Jika memang
benar, biarlah aku terus mengukir mimpi besar itu walau sulit menjadi nyata.
Setidaknya
Tuhan tahu aku sempat berjuang untukmu..
Ku harap suatu
saat nanti kamu kan kembalikan lagi senyumku..
Iya-sebelum-kamu-benar-benar-pergi.
No comments:
Post a Comment