“Sok
suci” “Sok baik” “Berlebihan” “Ekstrimis”
Itulah
kata yang aku dapati pertama kali ketika aku memutuskan untuk hijrah.
Dan
ketika hidayah itu ‘menampar’ ku perlahan..
Banyak
terjadi konflik bathin antara aku, pilihanku dan argumen mereka.
Mulanya
malu namun lambat-laun aku terbiasa.
Terbiasa
dengan mata-mata sinis mereka.
Terbiasa
dengan cacian-cacian kecil mereka..
Terbiasa
dengan segala macam nya. Aku sempat lelah juga.
Menahan
sesak yang semakin menjadi dan tak kunjung mereda.
Mencoba
menyeka ujung-ujung mata dengan lirih dan senyum getir..
Sampai
aku bingung harus bertingkah seperti apa ?
Haruskah
aku terpancing amarah? Atau harus diam menjadi penonton dalam bungkam?
Sempat
aku berfikir untuk kembali menjadi diriku yang biasa.
Menjadi
sosok yang tak di asingkan. Menjadi sosok yang sama seperti yang lain..
Menjadi
‘aku’ di masa lalu...
Sempat
pula aku bosan untuk terus di cemooh karena penampilan yang berbeda.
Mereka
berkata aku ketuaan dengan cara berpakaianku..
Mereka
berkata aku kuno tak mengikuti jaman yang sedang berkembang..
Mulai
ku dapati temanku satu persatu pergi..
Entahlah..
mereka pergi tanpa alasan..
Sedikit
pun tak terucap kata perpisahan. Mereka hanya mundur teratur hingga lenyap dari
pandangan..
Aku
tak dapati lagi kebersamaan yang dulu
disebut persahabatan.
Aku
mulai mengerti, ketika kita berubah menjadi pribadi yang lebih baik..
Akan
ada banyak rintangan yang menghadang..
Akan
ada banyak pihak yang mencoba membuat jatuh tersungkur hingga terluka dan menyerah...
Aku
mulai membangun semangat dari puing-puing semangat yang masih tersisa.
Walau
hanya sedikit saja, walau hanya sebesar kerikil yang hampir menjadi debu.
Tapi ketika hidayah itu menerpa.
Semangat
yang hanya sebesar kerikil kurasa mampu mengangkatku
dari
keterpurukan yang di akibatkan karena mereka-mereka yang telah pergi..
Argumen
mereka tentangku tak lagi menjadi alasan
Untuk
aku kembali ke ‘aku’ di masa lalu..
Kini
aku dengan lantang mengatakan “Aku
bangga dengan jilbab syar’iku”
Aku
kini tak peduli seberapa banyak orang yang meamandangku aneh..
Aku
juga tak peduli sebarapa banyak teman-temanku yang pergi menjauh..
Aku
mulai tak peduli seberapa sering aku terpaksa tersungkur dan mencoba bangkit
tanpa ada yang menolongku..
Aku
juga mulai tak peduli seberapa banyak orang yang mengasingkanku..
Karena
perintah Allah tak kan pernah merugikan..
Karena
Allah akan memberikan yang terbaik.
Tak
akan pernah salah.
Dan tak kan pernah menuntunku untuk bermain ke lubang neraka nantinya..
Bukankah
lambat laun mereka yang pergi di gantikan oleh yang lebih baik?
Janji
Allah itu pasti..
Hanya
saja waktu yang belum tepat..
Saudariku,
Gamis
yang kukenakan sekarang bermula dari sepotong T- Shirt dan Jeans.
Baju
panjang yang kini sering ku kenakan juga berawal dari baju berlengan 7/4 dan
seper seper yang lain dalam hitungan matematika..
Rok
yang ku kenakan sekarang juga berawal dari jeans yang ketat yang membentuk
lekuk tubuhku;waktu itu..
Kerudung
yang kupakai, dulu juga kerudung yang tembus pandang, tak menutup dada juga
bermodel.
Terkadang
aku bereksperimen dengan kerudungku, kujadikan ia menyerupai rambut..
Sungguh
itu dosa bagiku..
Kini
semua berubah.. Aku telah tahu , aku mulai belajar...
Bahwa
apa yang ku kenakan dulu adalah SALAH.
Dulu
aku memang mempunyai banyak sahabat.
Yang
ku fikir benar-benar seorang sahabat.
Tapi
mereka malah menuntunku kearah neraka yang panasnya bukan main..
Biarlah
kini aku di asingkan. Ditinggalkan oleh mereka yang dulu kusebut sahabat.
Biarlah
kini aku tampak lebih kuno dari mereka.
Asal
Allah ridha;insyaAllah :’)
Saudariku...
Hijrah
itu proses. Tak perlu menunggu nanti dan nanti.
Tak
perlu beralasan tapi dan tapi..
Mulailah
dari sekarang. Bagaimana jika waktu mu berhenti disini?
Bagaimana
jika malaikat mencabut nyawa datang menghapirimu?
Lalu
bagaimana juga jika malaikat munkar-nankir mengucapkan selamat datang padamu?
Jangan
sampai kau menyesal...
Allah
tak akan menyulitkanmu dan tidak akan pernah menyulitkanmu..
Hanya
saja kamu yang terus mencari alasan dan menyulitkan semua yang ada..
Percayalah..
Ini demi kebaikanmu :)
Q.S Al-ahzab ayat 59 :
“Hai Nabi
katakanlah kepada istri istrimu, anak anak perempuanmu dan istri istri orang: Hendaklah mereka menjulurkan jilbab keseluruh tubuh mereka.
Yang demikian itu mereka
lebih mudah dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha
pengampun lagi Maha penyayang. Maha benar Allah dengan segala firman Nya”
Q.S An-nuur ayat 31:
“Katakanlah kepada wanita yang beriman:
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan
janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak
daripadanya.
Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya....”
No comments:
Post a Comment